Hari ini aku bangun sangat pagi karena kak Nia merengek meminta ku menemaninya lari pagi. Ia membangunkan ku tepat pukul 04.00 pagi, aku tidak tau apa yang ada dipikirannya saat membangunkan sepagi itu. Katanya dia tidak bisa tidur dari semalam dan dengan tidak sabar menunggu pagi untuk mengajak ku lari pagi.
Karena dia terus menggedor pintu kamar ku, aku terpaksa mengalah dan menemaninya lari keliling kompleks hingga pukul 06.15 dan di sini lah kami sekarang, beristirahat di teras rumah. Duduk berdiam diri sembari mengatur napas karena kelelahan.
"Dek kita kayaknya harus sering-sering kayak gini deh, lari pagi lebih bagus dari pada sekedar olaraga di tempat gym. Udara pagi itu segar, bagus buat kesehatan." Kak Nia berbicara sembari menghapus pelu di dahinya, ia membuka jeketnya menyisakan tanktop hitam yang membetuk tubuh mungilnya.
"Mau olahraga dimana pun semuanya bikin sehat kak." Jawab ku sembari melakukan hal yang sama seperti kak Nia. Dia berbalik mengahadap ku dan berdiam beberapa saat meneliti ku.
"Dek, emang bener si kata Mila sama Cristy kamu tu emang sexy banget. Montok banget tu bagian depan. Perasaan dulu nggak gitu-gitu banget deh." aku spontan menutup dada ku dengan kedua tangan ku, menatap risih ke arah kak Nia. Dia hanya terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Nggak usah ikut-ikutan mereka deh kak, aku udah cukup risih orang-orang pada komentarin badan aku. Emang nggak ada hal lain apa?"
"Ya emang kenyataannya gitu dek. Dulu kan kamu kurus banget lebih kurus dari kakak, terus suka pake baju yabg gede-gede lagi. Wajar aja si kalau orang-orang pada takjub." aku mendengus dan memakai kembali kejeket ku tapi tidak mengancingnya. Kemudian hening, tidak ada yang berbicara di antar kami.
"Apa kalau dulu kamu tampilannya udah kayak gini, dia berubah nggak ya?" Kak Nia termenung menatap kosong ke depan, ia seperti berbicara sambil melamun.
"Maksudnya?" tanya ku bingung.
"Samuel." aku terdiam, jawaban singkat itu membuat ku muak. Apa mereka akan terus mengungkitnya, apa semenyedihkan itu nasip ku. Aku memilih tak menanggapi, tidak ingin membahasnya, karena sejujurnya aku enggan kembali membahas masa lalu. Itu terlalu menyakitkan untuk diingat.
"Dek.." Kak Nia memanggil ku dan bisa ku rasakan tatapannya terarah pada ku, tapi aku memilih fokus menatap taman di depan ku, aku tidak ingin melihat tatapan prihatin dari kakak ku.
"Bisa nggak kita nggak bahas ini?" aku berujar dingin, tidak berniat menunjukan ekspresi yang sebenarnya pada kakak ku. Tapi bukan kak Nia kalau tidak keras kepala, dia tidak akan mendengarkan ku.
"Kamu masih suka sama Samuel." bukan suka kak tapi cinta, perasaan ku terlalu dalam untuk sekedar suka.
Aku memilih berdiri dan berniat masuk ke dalam, karena percuma jika aku berbohong pada kak Nia, dia pasti akan tahu. Dia adalah orang yang paling tidak bisa dibohongi dan sangat bisa membaca ku. Itu mengapa dulu ia tidak menerima Samuel, karena dia tau aku meginginkan pria itu."Duduk dek.. Jangan coba-coba menghindar, udah cukup kamu bodohin orang lain selama ini. Kakak tau pasti ada sesuatu yang terjadi sama kamu dan Samuel dulu. Karena kalau tidak terjadi sesuatu kamu nggak akan melarikan diri ke Amerika." aku hanya bisa mematung mendangar ucapan kakak ku. Dia tau sesuatu? Aku berbalik dan menatap tajam ke arahnya.
"Kalau pun ada itu udah nggak penting lagi, so can't we stop talking about this shit?"
"jangan bohong sama kakak dek, kamu tau kan kamu bisa cerita apa aja sama kakak. Kakak mau mendengarkan." Kak Nia menatap sendu ke arah ku, aku hanya diam bahkan saat kak Nia berdiri dan menarik ku untuk kembali duduk.
"Kakak tau apa yang terjadi malam itu dek." Sesaat aku mematung sebelum menoleh dengan panik ke arah kakak ku, mata kak Nia berkaca-kaca membuat sesuatu dalam diri ku resah, aku seperti ditarik kembali ke masa lalu, tepat di malam hal itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
13 Reason Why I Love You
RomanceJangan lupa follow akunnya sebelum dibaca 🤗😉🤓 WARNING: Adults Only! Bagi pembaca yang belum cukup umur saya mohon dengan sangat jangan melirik apalagi mendekat, carilah bacaan yang sesuai dengan umur anda! ** Anna Kathleen Duber mencintai Samuel...