Aku menatap lekat pria yang duduk di seberang ku, wajah tampan dengan senyum memikat. Dia punya lesung pipi di kedua pipinya, jika ia tersenyum atau tertawa akan sangat nampak terlihat. Ia memiliki mata coklat terang, terlihat sangat bening dari sini, setiap kali menatapnya aku bisa merasakan pancaran hangat di sana. Alis tebal, hidung mancung, dengan wajah yang selalu nampak ramah. Bibir tipisnya tidak berhenti tersenyum sejak keluarga kami memasuki rumah mereka.
Dia juga tinggi, jika aku berdiri mendekat mungkin tinggi ku hanya mencapai dagunya, tubuhnya terlihat kurus tapi saat diperhatikan lagi ia memiliki tubuh kekar, sepertinya ia juga suka berolaraga. Secara keseluruhan pria bernama Bram ini sangat sempurna, pria sukses, tampan, serta ramah dan sopan. Tidak ada alasan aku untuk menolak dijodohkan dengannya, dia pasti akan sangat mudah membuat ku nyaman.
"Anna, tambah sayurannya sayang." suara tante Rini menyentak ku, aku langsung mengalihkan tatapan ku dari pria itu dan beralih menatap tante Rini yang tengah tersenyum penuh arti pada ku, ku rasa sejak tadi ia memperhatikan ku menatap penuh kekaguman pada putranya.
"Ia tante nanti dulu, sayurnya belum habis ini."
"Jangan panggil tante dong, panggil mama Rini, itu kedengaran lebih enak." aku bergerak salah tingkah mendengar ucapan tante Rini, aku hanya tersenyum sebagai tanggapan. Lidah ku keluh kalau terpakasa harus memanggil wanita asing yang baru ku kenal kemarin malam dengan sebutan mama, dan lagi sejak tadi belum ada kesepakatan apa pun, belum tentu Bram menetujui perjodohan ini, pria sukses dan tampan seperti dia sangat mustahil belum memiliki pasangan. Bisa jadi ia mengikuti makan malam ini karena dipaksa mamanya.
"Saya denger Anna pernah sekolah dan tinggal di Newyork ya, berapa tahun disana?" Bram tiba-tiba bersuara, untuk pertama kalinya Bram mengajak ku bicara, dia balas menatap ku dengan senyum ramahnya.
"Iya, enem tahun di sana." jawab ku kalem, sedikit canggung juga apalagi tatapannya terlihat ramah tapi juga intens, aku sedikit kikuk.
"Cukup lama ternyata, saya awalnya cukup kaget kalau ada salah satu cucu opa Rafael yang dibiarkan bebas, setahu saya opa sangat menjaga cucu-cucu perempuannya, sampai kalian diberi julukan gadis cantik dalam sangkar emas, karena opa sangat overprotektive." ucapnya dengan mimik geli, dia sepertinya sangat mengenal opa, bukannya dia selama ini tinggal di London, kenapa dia tau kebiasaan opa yang itu? Ah aku lupa kalau kelakuan opa yang satu ini sudah menjadi rahasia publik.
"Diawal memang sulit, tapi makin ke sini dia ngerti, enem tahun sebenarnya belum cukup, tapi karena dipaksa pulang juga pada akhirnya ya terpakasa pulang lagi." ucap ku.
"paling tidak kamu sudah punya pengalaman hidup sendiri, di negara orang lagi, kerja karena usaha sendiri. Bahkan kemarin tante denger kamu nggak mau dikirimin uang kan sama mama papa kamu, kuliahnya juga beasiswa ya kemarin. Kalau tante jadi orangtua kamu, bangga tante punya anak gadis yang mandiri." tante Rini ikut menimpali, aku hanya tersenyum karena tak tau harus menjawab apa.
"Bagus itu Anna, jarang-jarang ada anak jaman sekarang yang mau berusaha sendiri apalagi anak-anak yang orang tuanya mampu, kebanyakan mereka seenaknya sendiri karena merasa punya semuanya, nggak jarang mereka nggak kerja dan memilih bersenang-senang sepanjang hidupnya." Kali ini om Rudi juga ikut dalam pembicaraan, aku menatap om Rudi, tersenyum sungkan kearahnya.
"Kita bangga si, tapi ya gitu selama enem tahun tinggal di sana, dia sama sekali nggak pernah pulang, ada aja kesibukannya yang buat dia nggak bisa balik Indonesia. Kalau bukan kita yang ngunjungin dia, mungkin kita nggak akan pernah ketemu." Mama ikut menyahut, aku hanya tersenyum datar tanpa berniat menimpali.
Setelahnya kami hanya berbicara hal-hal ringan, sebenarnya hanya mereka yang berbicara, aku lebih banyak diamnya. Aku berbicara jika mereka bertanya pada ku, selebihnya aku diam dan hanya fokus pada makanan ku sembari sesekali mengamati Bram yang asik berbicara dengan papa.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
13 Reason Why I Love You
RomanceJangan lupa follow akunnya sebelum dibaca 🤗😉🤓 WARNING: Adults Only! Bagi pembaca yang belum cukup umur saya mohon dengan sangat jangan melirik apalagi mendekat, carilah bacaan yang sesuai dengan umur anda! ** Anna Kathleen Duber mencintai Samuel...