12

6.2K 452 26
                                    

Aku benci mendengar lagu sedih, apa pun jenisnya, lagu patah hati, lagu diselingkuhi, lagu cinta bertepuk sebelah tangan, lagu LDR dan masih banyak lagi, lagu-lagu bertempo lambat bukanlah lagu yang akan berada di list musik ku. Lagu-lagu seperti itu akan mengganggu dan menghancurkan Mood ku bila tidak sengaja terdengar oleh ku. Itu mengapa aku tidak begitu menyukai penyanyi seperti BCL, Rossa, Raisa dan beberapa penyanyi Indonesia lainnya, bukan karena mereka penyanyi yang buruk tapi justru sebaliknya, mereka mampu membawa lagu mereka dengan baik, saking baiknya mampu merusak mood ku.

Dan sekarang aku harus terpaksa mendengarkan karena radio di mobil kak Gerald tidak berhenti memutar lagu-lagu tersebut apalagi ditambah kak Gerald yang sejak tadi tidak berhenti ikut bernyanyi dengan suaranya yang hancur semakin membuat kepala ku pusing. Percuma jika melarangnya, kak Gerald tidak akan mendengar, dia justru akan semakin menjadi-jadi.

Padahal aku sudah sangat lelah, seharian ini aku membantu di kafe Mila. Pengunjung di kafe itu seperti tidak pernah habis, yang aku inginkan hari ini hanya istirahat tapi aku belum bisa, hari ini peringatan pernikan opa Rafael dan almarhum oma Samanta. Walau oma sudah meninggal lama tapi setiap tahun kami masih akan merayakannya dengan makan malam bersama, semua anak-anak opa berkumpul termasuk kerabat-kerabat lain. Bahkan om-om ku yang bekerja di luar negri atau kota akan datang jauh-jauh hanya untuk merayakan hari jadi orang tua mereka.

Opa Rafael punya enem anak. Tiga laki-laki dan tiga perempuan. Anak pertama adalah ayah ku Kristian, lalu di ikuti oleh tante Sarah ibu Mila yang merupakan seorang dosen, lalu ada om Daniel ia seorang pilot jadi sangat jarang berada di indonesia, kalau pun dia pulang paling lama ya cuman seminggu sisahnya dia sering berada di negara orang. Kemudian tante Mia menurut ku dia anak opa Rafael yag paling kritis, berani dan terlalu friendly saking ramahnya kadang dia bisa menjadi sangat receh? Entalah hal apa yang bisa ku gunakan untuk menggambarkan tante ku yang satu ini, dia sangat cerdas tapi tingkat narsisnya juga sangat berlebihan tapi walau begitu dia yang paling banyak membatu ayah di perusahaan, dia salah satu yang paling dipercaya opa setelah ayah. Selanjutnya ada om Mikael ayah Kristy. Yang satu ini favorite ku, sesuai namanya dia memamg seperti malekat. Dia sangat lembut, penyayang, dia adalah pria yang sangat sabar, dia juga yang paling tampan ku rasa di antara semua saudaranya, walau ayah juga tidak kalah tampan. Dia yang paling banyak mengurus perusahaan opa yang di luar negri, jadi dia hampir sama dengan om Daniel jarang di Indonesia. Lalu yang paling bungsu adalah tante Kristina kalau ayah ku Kristian makan ada Kristina dan dia adalah tante ku yang paling bungsu, yang paling cerewet tapi juga paling penyayang, dia seorang ibu rumah tangga yang sangat taat pada suaminya om Rei. Dia bahkan relah tidak bekerja lagi saat om Rei memintanya padahal dia wanita cerdas tapi dia menyampingkan egonya untuk suami dan anak-anaknya, aku sangat kagum padanya.

Dan di sini lah kami, berhenti di parkiran rumah besar milik opa ku, sudah banyak mobil yang berjejer rapih, baru kali ini lagi aku mengikuti makan malam untuk merayakan hari jadi pernikahan opa dan almarhum oma ku, jadi ketika melihat banyak mobil yang berjejer aku sedikit bingung karena sejak kapan anggota keluargaku bertambah. Mobilnya kelebihan kalau hanya keluarga kami yang berkumpul. Dan ketika melihat banyak pria-pria berjas tertangkap mata ku, aku mulai paham ini sudah bukan makan malam keluarga. Entah sejak kapan kakek mulai mengundang orang lain selain anak dan cucunya saat merayakan hari jadi ia dan oma.

"Sejak kapan orang lain diundang saat makan malam keluarga?" aku bertanya saat kak Gerald dan aku sudah sama-sama keluar dari mobil dan berjalan masuk ke rumah besar.

"Nggak tau, lupa dek. Kayaknya dari tiga tahun lalu deh, pas dulu kakek ngerayain hari jadi pernikahan sekalian sama perayaan pembukaan cabang baru perusahaan yang di Singapur, mulai dari situ opa mulai sering ngundang temen bisnisnya." aku diam saja sesaat mendengar penjelasan kak Gerald. Sejujurnya aku sedikit kecewa karena opa melibatkan orang lain, ini seharusnya momen untuk keluarga tapi ya sudah lah, kalau opa mau berbagi kebahagiannya dengan orang lain selain keluarganya aku bisa apa? Selagi opa senang ku rasa aku juga.

13 Reason Why I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang