9

619 75 15
                                    

Ahh.. Sumimasen. Belom bisa up yang Stupid In Love. :D

Thanks, buat yang uda vote.










A
R
I
G
A
T
O
U

MINNASAN!

Saya berusaha jadi penulis yang baik, agar pembacanya juga baik :)

'oke siyap'










Hari berikutnya mereka dibuat kewalahan oleh Naruto. Bayi itu menjadi sangat rewel dan terus saja menangis.

"badannya panas Fi. " ucap Auzia

"bawa kedokter, ayo! " balas Luthfi panik.

Mereka pergi ke rumah sakit menggunakan mobil. Mereka berdua tampak panik. Sedangkan sang bayi terus saja menangis hingga bibirnya bergetar hebat.

"sabar ya Naruto. Bentar lagi kita sampai" ucap Luthfi sambil membelai rambut Naruto yang berada dipangkuan Auzia dengan tangan kirinya, karena saat ini ia sedang menyetir.

"ssstt.. Jangan nangis lagi" bisik Auzia pada Naruto











..










"anak kalian hanya terkena demam biasa. Dan juga ia sedang mengalami pertumbuhan gigi" jelas Sang Dokter.

Untuk seketika baik Auzia ataupun Luthfi mereka saling menatap satu sama lain, ketika sang dokter mengatakan Anak Kalian.

"iya Dok. Terimakasih atas infonya. Kalau begitu kami pamit" ucap Luthfi

Mereka kembali pulang dan beristirahat. Sedari pagi hingga malam mereka dibuat bekerja keras oleh bayi yang sedang tidak enak badan itu.

Naruto sudah tertidur sejak diperjalan pulang. Sementara Luthfi masih sibuk mengerjakan PR yang diberikan oleh sang guru.

Ia mengerjakan PR itu hanya untuk wanti wanti jika suatu saat Luthfan mengambil kendali tubuhnya. Karena Luthfi tau, Luthfan tidak akan mau mengerjakan PR itu.

Luthfi mengerjakan PR diatas ranjang sambil bersender pada kepala ranjang dan ia meluruskan kedua kakinya.

"pppfftt..." Auzia hanya terkekeh melihat pemandangan itu. Pemandangan yang menampakkan kesibukkan Luthfi mengerjakan PR dan ketenangan Naruto dalam tidurnya.

"kenapa? Ada yang lucu? " tanya Luthfi menatap Auzia sambil menaikkan sebelas alisnya.

"bukannya lu sekarang justru terlihat seperti seorang Ayah huh? " ucap Auzia.

"Ayah yang sedang mengerjakan PR ketika sang anak tertidur pulas" lanjut Auzia.

"gua Ayahnya. Lu Bundanya. Adilkan" balas Luthfi kemudian meletakkan bukunya kemudian berbaring disamping Naruto.

"anggap aja ini latihan jadi orang tua" tambah Luthfi sambil memejamkan kedua matanya.

Seketika Auzia terdiam, lalu ia juga membaringkan tubuhnya disamping Naruto. Dan perlahan menutup matanya.










..












Ketika tepat pukul 3 pagi. Luthfi terlihat gelisah dalam tidurnya. Ia seperti orang yang ketakutan serta cemas yang berlebihan. Matanya masih tertutup rapat, namun gerakan matanya cukup terlihat jelas.

✅Are You The Same - Luthfi KamalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang