22

452 90 32
                                    

Dajia Hao!

Thanks buat yang rajin Vote,
Rajin perhatiin aku,
Rajin ini itu,
Rajin masukan juga,
Terutama rajin yang nyemangati aku,

Love ya guys 😂😁









A
R
I
G
A
T
O
U

minasan!

Saya berusaha jadi penulis yang baik, agar pembacanya juga baik.










Malam ini Luthfi sedang membeli perlengkapan alat tulisnya. Hanya beberapa pena dan pensil.

Bahu Luthfi di tepuk oleh seseorang dari belakang.

"Lu beneran ngga inget gua?" ucap Nadeo, lalu setelahnya ia menyesap rokok.

"Lu anak baru itukan" balas Luthfi santai.
"Tch.. Jadi lu beneran lupa atau pura pura ngga inget gua?" tanya Nadeo lalu membuang rokok dan menginjaknya.

"apa penting banget?" balas Luthfi.

"kita uda dua kali ketemu dirumah sakit. Waktu itu gua nemeni nyokap rawat inap dan gua ketemu sama lu." ujar Nadeo.

Seketika Luthfi melihat kearah sekitarnya hanya untuk memastikan suasana dan kondisi.
"kayaknya itu uda lama banget jadi gua ngga inget" bohong Luthfi.

Karena sepertinya yang Nadeo temui adalah kepribadiannya yang lain.

"itu sekitar seminggu yang lalu sebelum gua pindah sekolah kesini" balas Nadeo.

Luthfi terdiam, ia bingung harus menjawab apa.

"lu amnesia?" lanjut Nadeo.

"ehh Fi!! Lu juga disini?" ucap Abi.

Abi datang disaat yang tepat!

"eh ada lu juga," ujar Abi menatap Nadeo.
"yauda, gua cabut duluan" balas Nadeo dan beranjak pergi meninggalkan Abi dan Luthfi.

"tuh anak kenapa dah?" gumam Abi

Luthfi hanya mengendikan bahunya sebagai jawaban. Karena ia tidak ingin Abi bertanya lebih jauh lagi.






..








Auzia kini melangkahkan kakinya diatas trotoar. Ia baru saja kembali dari rumah salah satu temannya untuk mengerjakan tugas.
Taksi yang ia tumpangi harus berhenti ditengah jalan karena bannya kempes, jadi mau tidak mau Auzia harus berjalan melewati pertokoan yang sudah tutup seorang diri.

"aduh.. Kenapa harus ada orang yang nongkrong sih?" batin Auzia

Ia melihat sekumpulan pemuda sedang duduk didepan toko sambil menyesap rokoknya.

Dengan keberanian yang seadanya, Auzia berjalan melewati para pemuda itu.
Dan..

"Cewe.. Ssttt.. Sini gabung sama kita" ucap salah satu diantara mereka.

Auzia merasa takut, kemudian mempercepat langkahnya. Namun justru pemuda yang lainnya berhasil menahan tangan Auzia.

"Kok buru buru sih? Gabung aja sini"

"gua ngga mau, gua mau pulang!"

"cewe kok galak sih?"

Tiba tiba salah satu pemuda diantara Mereka bangkit dari posisinya.

"kita cari yang lain aja. Jangan dia" ucapnya

Auzia memfokuskan pandangannya pada pemuda itu.
"itukan anak baru dikelas gua" batin Auzia.

"tapi gua maunya dia" balas Temannya.

Tanpa membalas ucapan temannya, Nadeo berjalan mendekati Auzia dan menariknya pergi dari sana.






..








Nadeo mengantar Auzia pulang hingga depan rumah.
Disepanjangan perjalanan tadi, baik Nadeo ataupun Auzia tidak ada yang membuka percakapan sama sekali.

Ketika Nadeo hendak berbalik, Auzia menahan pergelangan tangannya.

"lu kenapa gabung sama mereka? Mereka itukan orang ngga bener."

"bukan urusan lu"

Memang benar itu bukan hak Auzia untuk bertanya seperti itu.

"tapi tetap aja, mereka itu bukan anak baik baik"

"emang lu kira, Gua ini anak baik baik?"

Auzia menundukkan kepalanya, ia bingung harus menjawab apa. Karena ia baru sehari mengenal Nadeo.

"dan buat lu. Jangan pernah keluar malam malam sendirian, lu tuh cewe" ucap Nadeo lalu memutarkan tubuhnya dan pergi meninggalkan tempat itu.

"hah tukan, sebenarnya dia tuh baik. Tapi kok begitu sih sikapnya?" gumam Auzia.







..








Keesokan harinya.
Ini merupakan jadwal Luthfi untuk menemui psikiaternya, namun kali ini ia berkonsultasi diatap gedung rumah sakit.

"sepertinya kamulah yang tidak menginginkan keberadaan Luthfan untuk muncul saat itu"

Luthfi menundukkan kepalanya. Ia terlihat memahami maksud perkataan sang psikiater pribadinya itu.

"kemajuanmu sangat pesat sekarang. Hanya tinggal tunggu waktunya saja. Ingat, usahamu tidak akan sia sia"

Psikiater tersebut melihat arlojinya, dan segera meminta izin pada Luthfi untuk menemui Dokter yang lainnya. Karena hari akan diberlangsungkan rapat besar.

Sepeninggalnya psikiater tersebut, Luthfi memandang kearah bawah. Disana banyak jejeran mobil yang sedang terparkir.

"lu mau bunuh diri?" ucap seseorang.

Luthfi segera menolehkan pandangannya kearah sumber suara. Ia melihat keberadaan Nadeo yang sudah terduduk diatas kursi panjang yang sengaja disediakan pihak rumah sakit disana.

Nadeo sudah sejak tadi berada disana. Ia berniat untuk tidak menguping, namun ketika ia mendengar adanya pembicaraan yang menurutnya ganjil, akhirnya ia memutuskan untuk tetap disana.

"jadi ini alasan kenapa lu ngga ingat siapa gua. Okay gua maklum" lanjut Nadeo diakhiri dengan smirk diwajahnya.

"gua harus pergi sekarang" balas Luthfi. Kemudian hendak pergi, namun..

"gua paling benci dengan orang yang mengidap kepribadian ganda." ucap Nadeo

"gua punya kakak laki laki yang mengidap kepribadian ganda. Dia seperti monster yang paling mengerikan didunia ini. Dan dia satu satunya alasan kenapa nyokap gua bisa sampai jatuh sakit" lanjut Nadeo.
Luthfi menelan salivanya mendengar cerita yang disampaikan oleh Nadeo.

"kita sekeluarga pindah kesini, karena kakak gua itu selalu buat masalah besar. Gua benci dia, gua mau dia menghilang dari dunia ini" ucap Nadeo menatap tajam Luthfi.










Heyyyy Tayo===
Kita Juara ❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Timnas u22 Juara AFF 2019!

Banyak pengorbanan disini.

1. Mana baju Pirja seksi sekali :"

2. Luthfi terjatuh lagi :"

Kalian sudah bekerja keras..
Kartu merah its okay :"
Main with 10 pemain dong

Tambahan waktu 5 menit berasa 5 jam.

Sagara, Iqbal, Abii.. Kita Juara 😂😂

Maap ngga sempet ngedit, vote aja ya
:v

✅Are You The Same - Luthfi KamalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang