Prolog

26 5 0
                                    


Cerita ini dimulai pada saat Andi, Pangeran Werewolf sedang bermain dengan temannya yaitu Rafli. Tiba -tiba Andi dipanggil oleh pelayan istana.

"Tuan Andi, gawat. Ini tentang Raja," kata pelayan itu dengan keadaan panik.

"Apa yang terjadi dengan Ayah?" tanya Andi.

"Raja ditemukan tewas dengan keadaan tertusuk pedang, Tuan," kata pelayan itu.

"Apa? Itu tidak mungkin. Tidak ada yang bisa membunuh ayahku," kata Andi.

"Tapi mungkin Tuan harus mengikuti saya dulu melihat kondisi Raja," kata pelayan itu.

"Baiklah, aku akan melihat ayahku dan mengetahui bahwa ayahku baik - baik saja," kata Andi.

Lalu, mereka pergi ke singgasana Raja dan Andi melihat ayahnya tewas bersimbah darah.

"Siapa yang membunuhnya? Kenapa dia membunuh ayah?" tanya Andi sambil terisak.

"Saya pikir pembunuhnya pasti orang istana. Sebaiknya Tuan pergi terlebih dahulu ke tempat yang lebih aman," kata pelayan itu.

"Sebaiknya saya pergi ke tempat yang lebih aman dan saya tau tempatnya. Yaitu rumah Rafli, "kata Andi.

"Baiklah, saya akan mengantar Tuan ke rumah Rafli," kata pelayan itu.

Setelah mengemasi beberapa pakaiannya, Andi pergi ke rumah Rafli diantar oleh pelayan itu. Sesampainya mereka di depan rumah Rafli.

"Rafli, bisakah aku tinggal di rumahmu untuk sementara?" tanya Andi.

"Memangnya ada apa? Di istana ada masalah?" tanya balik Rafli.

"Sebenarnya, Raja telah dibunuh oleh seseorang. Dia ditemukan tewas dan sekarang pasukan kerajaan sedang mencari siapa pembunuhnya. Pangeran harus dibawa ke tempat yang lebih aman dan dia mengatakan bahwa rumahmu ini tempat yang aman," kata pelayan istana.

"Baiklah, aku akan memberi tumpangan untuk sementara dan sebuah kehormatan juga bisa tinggal denganmu. Aku juga akan membantumu menemukan siapa pembunuh sang Raja," kata Rafli.

"Terima kasih, Rafli. Kau memang sahabatku yang terbaik," kata Andi.

"Baiklah, saya pamit ke istana untuk membantu yang lainnya mengusut masalah ini," kata pelayan.

"Baik, saya akan menunggu kabar anda," kata Andi.

Akhirnya, pelayan istana itu pulang ke istana untuk membantu para penjaga istana mencari pembunuh sang Raja.

Di rumah Rafli...

"Sebenarnya, rumahku ini tidak terlalu aman untuk Pangeran Werewolf sepertimu karena kau pasti diincar oleh pembunuh ayahmu," kata Rafli.

"Aku tidak punya tempat yang aman selain rumahmu ini," kata Andi.

"Bagaimana jika kita pergi ke dunia manusia? Aku punya banyak teman di sana. Mungkin saja mereka juga akan membantu mengurusi masalah ini," kata Rafli.

"Tapi bukannya mereka hanya manusia biasa? Mereka tidak bisa mengalahkan pembunuh ayahku. Ayahku yang merupakan Raja Werewolf saja bisa dibunuh, apalagi manusia biasa seperti mereka," kata Andi.

"Mereka bukan manusia biasa. Mereka temanku sudah kulatih menjadi pejuang yang bisa mengalahkan segalanya. Mungkin sebaiknya kau bertemu dulu dengan mereka," kata Rafli.

"Baiklah, kita akan pergi kapan?" tanya Andi.

"Sekarang," kata Rafli.

Mereka pun pergi ke dunia manusia.

Di perjalanan...

"Kita akan pergi ke rumah siapa?" tanya Andi.

"Kita pergi ke rumah temanku, namanya Adi Rizal. Dia adalah teman pertamaku di dunia manusia. Dia juga orang yang sangat baik pada orang lain. Sebaiknya kau segera bertemu dengannya," kata Rafli.

"Baiklah, aku pun ingin segera sampai ke rumahnya," kata Andi.

Setelah beberapa hari perjalanan yang jauh, akhirnya mereka sampai ke rumah Adi.

"Permisi. Apa ada Adi disini?" tanya Rafli.

"Hey Rafli, lama tidak berjumpa. Ada apa kemari?" kata Adi.

"Temanku ini ingin tinggal di rumahmu untuk sementara, bisa?" tanya Rafli.

"Bisa saja, memangnya kenapa ingin tinggal di rumahku?" tanya Adi.

"Ayahnya dibunuh oleh seseorang, kebetulan ayahnya adalah seorang raja," kata Rafli

"Maksudmu, Raja Werewolf dibunuh?" tanya Adi.

"Kau tau bahwa ayahku adalah Raja Werewolf?" tanya Andi.

"Tentu saja. Dia selalu menceritakan tentang kerajaan tempat tinggalnya dan punya sahabat seorang pangeran. Jadi, aku pun sudah tau bahwa kau adalah Pangeran Werewolf, bukan?" kata Adi.

"Benar sekali. Aku harus pergi ke tempat yang lebih aman karena aku takut jika aku akan menjadi korban selanjutnya," kata Andi.

"Baiklah, kalian berdua boleh tinggal bersamaku," kata Adi.

"Sebenarnya, aku hanya mengantar dia saja karena dia orang yang terancam," kata Rafli.

"Mungkin setelah kau sampai di rumah, kemasi pakaianmu dan pindah ke sini juga agar lebih asik," kata Adi.

"Yah, akan aku coba dulu saja," kata Rafli.

Akhirnya, Rafli kembali ke Kerajaan Werewolf untuk mengemasi barangnya dan akan pindah ke dunia manusia.

"Apa? Kau akan kembali ke dunia manusia? Mengapa?" tanya Ibu Rafli.

"Aku pergi ke sana bukan untuk main, Bu. Aku ke sana untuk menemani Andi agar dia ada pendamping," kata Rafli.

"Memangnya kenapa dengan Andi? Apa dia kabur dari istana?" tanya Ibu Rafli.

"Ibu tidak tau, bukannya Raja tewas terbunuh oleh seseorang?" kata Rafli.

"Oh iya, Ibu ingat. Jadi, kau pergi ke dunia manusia untuk menyelamatkan Andi agar tidak dibunuh oleh pembunuh tersebut?" kata Ibu Rafli.

"Benar, Bu. Aku juga akan melatih dia agar menjadi kuat dan dia juga bisa mengeluarkan kekuatan para bangsawan," kata Rafli.

"Baiklah, Ibu setuju. Kau harus hati -hati di sana karena di sana bukan tempat yang kita kenal," kata Ibu Rafli.

"Baik, Bu. Aku akan pergi sekarang," kata Rafli.

"Baiklah," kata Ibu Rafli.

Rafli pun pergi lagi meninggalkan kerajaan sendirian menuju dunia manusia. Dalam waktu beberapa hari, dia akhirnya sampai ke rumah Adi.

"Selamat datang, Rafli. Akhirnya kau datang juga," kata Adi.

"Ya, aku akan memanggil teman -teman yang lain juga," kata Rafli.

"Untuk apa?" tanya Adi.

"Kita akan membuat sebuah kelompok. Kita akan mengincar pembunuh Sang Raja," kata Rafli.

"Boleh juga, memang nama kelompoknya apa?" tanya Adi.

"Para Pelindung Sang Pangeran," kata Rafli.

Bersambung...

Jangan lupa vote dan comment ya :)

Perjalanan Sang Werewolf ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang