David, Radit, dan Rama yang tak lain adalah Andi dan Rafli saling berhadapan dan bersiap untuk bertarung. Tak menunggu waktu lama, David segera menyerang Radit dan Rama secara langsung dan dibalas oleh Radit dan Rama.
"Kau mungkin tangguh, tapi kau tidak bisa mengalahkan kami berdua secara bersamaan," kata Radit.
"Oh ya? Kita buktikan sekarang," kata David.
Radit dan Rama segera menyerang David dan dibalas oleh sebuah pukulan keras. Radit menyerang David secara bertubi tubi dan dengan mudah ditangkis oleh David.
"Sudah kubilang, aku akan mengalahkan kalian berdua," kata David.
"Cih! Jangan sombong dulu, ini baru permulaan," kata Radit.
Mereka berdua saling menyerang, sementara Rama hanya bisa berdiam di tempat yang tak jauh dari tempat David dan Radit bertarung. Setelah pertandingan yang sangat lama, David berhasil menyerang dan membuka buff yang dipakai oleh Radit dan menujukkan wajah Radit yang sebenarnya.
"Andi? Kenapa kau melakukan ini?" tanya Nadia.
"Kami hanya ingin memberi kejutan pada kalian dan ingin melihat perkembangan kalian," kata Andi.
"Lalu, apa itu Rafli?" tanya Kevin.
"Ya, bagaimana? Apa kalian terkesan dengan kejutan kami?" tanya Andi.
"Tentu saja, dan bagaimana kalian bisa mendapatkan nama samaran itu?" kata Adi.
"Nama itu kami dapat saat kami menyamar di Kerajaan Werewolf, dan kami sempat ditahan di istana," kata Andi.
"Oh ya? Kenapa kalian bisa ditahan?" tanya Michael.
"Pada saat kami membuat kekacauan di Kerajaan Werewolf, aku sudah memberitahkukan rencanaku pada Nadia," kata Andi.
"Iya, tapi aku lupa memberitahukannya pada kalian," kata Nadia.
"Tidak apa - apa, yang penting kita semua bisa berkumpul sekarang. Jadi, kapan kita akan menyerang Kerajaan Werewolf?" kata David.
"Sebaiknya lusa saja kita menyerangnya, hari ini dan besok kita persiapkan diri kita terlebih dulu," kata Andi.
"Kau gila!? Kami belum siap untuk ini," kata Adi.
"Makanya aku beri waktu dua hari untuk persiapan, lagipula penjagaan di sana tidak terlalu kuat," kata Andi.
"Oh ya? Kalau begitu kita akan persiapkan diri kita secepatnya, aku ingin masalah ini cepat selesai," kata Adi.
"Baiklah, persiapkan diri kalian sekarang," kata Andi.
"Baik," kata yang lainnya.
Mereka pun menyiapkan diri mereka selama dua hari dengan cara mereka masing - masing. Ada yang sibuk membawa barang, ada yang sibuk berlatih, dan ada juga yang tidak melakukan apa - apa (biasanya David). Sementara Andi dan Rafli sedang memikirkan sebuah rencana.
"Andi, apa kau sudah menemukan rencana yang pas untuk tugas terakhir ini?" tanya Rafli.
"Belum, bagaimana denganmu? Sekarang hari terakhir untuk persiapan kita dan besok siap tak siap harus pergi," kata Andi.
"Aku belum mendapatkan ide, apa kita harus mengandalkan tekad saja?" tanya Rafli.
"Kita tidak boleh hanya mengandalkan tekad saja, kalau tanpa strategi kita tidak akan bisa melakukan ini," kata Andi.
"Hmm, bagaimana jika kita berdua kembali lebih dulu? Yang lainnya hanya menyusul saja sementara kita akan melakukan tugas kita," kata Rafli.
"Memangnya kita akan melakukan apa di sana?" tanya Andi.
"Kita buat kekacauan lagi, dan kita akan dibawa ke istana lagi," kata Rafli.
"Kau bodoh!? Kita tidak akan tertangkap oleh pasukan kerajaan, bahkan mereka akan membiarkan kita melakukan itu. Ayahmu sudah tau itu, bukan?" kata Andi.
"Kau ada benarnya juga, berarti tidak ada cara lain. Kita hanya bisa melakukan ini," kata Rafli.
"Maksudmu, kita akan menyerang secara langsung?" tanya Andi.
"Ya, kita tidak punya cara lain. Tapi aku tidak tau apa yang lainnya akan setuju," kata Rafli.
"Kita bicarakan ini nanti malam bersama - sama," kata Andi.
"Ya, kau benar," kata Rafli.
Malamnya, semua anggota Para Pelindung Sang Pangeran berkumpul di rumah Adi untuk membicarakan rencana Rafli.
"Jadi, kita akan menyerang secara langsung? Itu gila, tapi aku setuju," kata David.
"Aku setuju saja, bagaimana yang lain?" tanya Adi.
"Kami semua setuju untuk rencana itu, walaupun itu sangat tidak masuk akal dan terdengar gila," kata Michael.
"Baiklah, jika kalian semua setuju. Kalian sudah mempersiapkan apa saja untuk melakukan rencana terakhir ini?" tanya Rafli.
"Kami sudah menyiapkan perbekalan selama beberapa hari untuk perjalanan, dan juga kami semua sudah siap untuk melakukan tugas ini," kata Brian.
"Biar kuberitahu, sebenarnya kalian tidak usah membawa bekal terlalu banyak karena aku sudah tau jalan tercepat ke sana," kata Rafli.
"Kalau begitu, kita harus menyimpan bekal yang tak akan kita bawa agar kantongnya tidak berat," kata Kevin.
"Kalian cukup bawa saja perbekalan untuk 1 hari, karena jalan pintas ini hanya membutuhkan satu hari agar sampai ke Kerajaan Werewolf," kata Rafli.
"Bukankah waktu itu perjalanannya adalah sampai beberapa hari?" kata Nadia.
"Itu jika kita tidak menggunakan jalan pintas, sekarang kita akan menggunakan jalan pintas agar menghemat waktu," kata Rafli.
"Dari mana kau tau jalan pintas itu?" tanya Nadia.
"Aku tau jalan itu saat aku dan Andi pulang kemari dua hari yang lalu, jadi kita akan melewati jalan pintas itu," kata Rafli.
"Bagus, kita akan sampai lebih cepat dan tugas ini akan cepat selesai," kata Michael.
"Memangnya kenapa kau sangat ingin tugas ini cepat selesai?" tanya Adi.
"Aku ingin beristirahat di rumah, sudah lama aku tidak pulang ke rumahku," kata Michael.
"Baiklah, sekarang kita harus istirahat. Besok pagi, aku ingin melihat kalian semua berkumpul di depan rumah Adi dengan membawa perbekalan," kata Rafli.
"Baiklah," kata yang lainnya.
Bersambung...
Jangan lupa vote dan comment ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Sang Werewolf ✔
Werewolf[Tahap Revisi] "Harta, takhta akan membuatmu buta dan kau akan menggunakan segala cara untuk mendapatkannya. Jika kau bisa menahannya, hidupmu akan tenang. Tetapi, jika kau tidak bisa menahannya, kau akan mendapatkan kehancuran. - Andi Mahardika P...