Saat Rafli datang untuk mengecek keadaan Andi, di sana Andi dan Sang Raja saling berhadapan dan mereka terluka berat. Ruangan tempat mereka bertarung nyaris porak - poranda karena mereka berdua.
"Rafli, ke mari bantu ayah. Dengan begitu, kelak kau akan menjadi penerusku," kata Raja.
"Tidak! Aku sudah muak dengan kelakuanmu selama ini. Apalagi kau sudah membunuh sahabatmu sendiri yaitu ayah Andi. Itu sangat jahat," kata Rafli.
"Ya, aku pun sebenarnya sangat tak menyangka bahwa kau yang membunuh ayahku. Kali ini, tak akan kubiarkan pengkhianat Raja memimpin kerajaan ini," kata Andi.
"Tak akan terjadi, karena kau yang akan menyusul ayahmu," kata Raja.
Raja dengan cepat menyerang Andi namun sayangnya Andi dapat membaca serangan itu dan dengan mudah menghindarinya.
"Sayang sekali, ternyata energimu sudah habis ya? Mari kita akhiri ini sekarang," kata Andi.
Andi pun mulai menyerang Raja. Raja yang sudah kehabisan tenaga tak dapat menghindari serangan yang dilakukan Andi. Namun, Raja segera bangkit dan mulai membalas serangan Andi. Mereka berdua saling menyerang sementara teman - teman Andi hanya bisa melihat pertarungan mereka.
Tak berapa lama, Raja mulai kelelahan dan tak bisa menghindari serangan dari Andi.
"Sudah cukup, kita akhiri sekarang," kata Andi.
Andi kemudian mengeluarkan kekuatan yang sangat besar dan belum pernah dia keluarkan sebelumnya.
"Aku tidak akan menyerah padamu, kali ini akan kuhabisi dengan semua tenagaku," kata Raja.
Raja pun mulai menggunakan seluruh kekuatannya dan menyerang Andi. Andi pun membalas serangan itu dengan kekuatan yang dia keluarkan. Kekuatan mereka saling beradu namun kekuatan Raja mulai melemah dan Andi berhasil menyerang Raja tepat pada perutnya. Raja pun terpental menuju tembok.
"Katakan selamat tinggal pada dunia ini," kata Andi sembari membawa pedang yang dibawa Dimas saat menyerang Andi.
"Kau akan membunuhku? Kau akan menyesal," kata Raja.
"Tidak, aku tidak akan pernah menyesal. Dan anakmu juga tidak," kata Andi.
"Sialan kalian semua!!!!" teriak Raja.
"Selamat tinggal," kata Andi.
Andi pun kemudian menusuk jantung Raja dan dia pun tewas seketika. Semua yang ada di ruangan itu bernapas lega.
"Akhirnya, tugas kita sudah selesai," kata Andi.
"Ya, akhirnya selesai. Dan aku pun masih tidak percaya bahwa ayahku yang membunuh ayahmu, Andi," kata Rafli.
"Tapi dia sendiri yang bilang kan? Berarti memang dia pelakunya," kata Michael.
"Ya, kau benar," kata Rafli.
"Oh iya, bagaimana dengan keadaan ibumu? Bagaimana jika kau pulang dulu sementara aku akan mencari pelayan ayahku dulu di penjara," kata Andi.
"Baik," kata Rafli.
Rafli pun segera pergi menuju rumahnya. Ternyata, di sana ibunya sudah menunggu kedatangannya.
"Akhirnya kau datang, nak. Bagaimana? Apa kau sudah menemukan siapa pembunuh Raja," kata ibu Rafli.
"Sayangnya yang membunuh Raja adalah ayah, dan dia sudah dihabisi oleh Andi," kata Rafli.
"Apa?! Ternyata ayah yang melakukan hal itu? Itu sudah menjadi balasannya atas perbuatannya," kata ibu Rafli.
"Ibu tidak marah pada Andi?" tanya Rafli.
"Tentu saja tidak, dia anak yang tidak bersalah. Sudah seharusnya dia merebut takhtanya karena dia Pangeran yang asli," kata ibu Rafli.
"Benar, Bu," kata Rafli.
"Kapan penobatan Andi akan dilaksanakan?" tanya ibu Rafli.
"Entahlah, Bu. Mungkin sebentar lagi," kata Rafli.
"Baguslah, sekarang kau temui Andi dan sampaikan salam ibu padanya," kata ibu Rafli.
"Iya bu," kata Rafli.
Rafli pun kembali lagi ke istana dan menemui Andi.
"Bagaimana, Andi? Apakah dia ada di sana?" tanya Rafli.
"Sayangnya dia sudah pergi jauh dari kerajaan ini, namun setidaknya dia masih hidup," kata Andi.
"Ya, untungnya. Oh iya, ibuku menitipkan salam padamu dan dia bertanya kapan penobatanmu berlangsung," kata Rafli.
"Entahlah, mungkin besok penobatannya. Lebih baik sekarang kalian pergi ke kamar istana, akan kuantarkan," kata Andi.
"Sebaiknya aku pulang sekarang, mungkin saja ibuku sudah memasakan sesuatu. Jika kalian mau ikut ayo," kata Rafli.
"Tidak usah, kami akan segera istirahat. Kami sangat lelah sekarang," kata Adi.
"Sebelum kalian istirahat alangkah baiknya bila makan dahulu," kata ibu Rafli yang tiba - tiba datang membawa makanan.
"Ibu? Padahal aku akan segera pulang tadi," kata Rafli.
"Nanti saja, sebaiknya kita makan dulu. Ibu sudah membawa makanan yang banyak, dan di sini ada berapa orang?" kata ibu Rafli.
"Sekitar 10 orang," kata Andi.
"Wah, ternyata kebanyakan. Tidak apa - apa, mungkin ini bonus atas tugas terakhir kalian mengalahkan pembunuh ayah Andi," kata ibu Rafli.
"Tapi, dia kan suamimu? Kenapa kau tidak marah?" tanya Brian.
"Ya, itu ganjaran yang seharusnya dia terima atas perbuatannya," kata ibu Rafli.
"Jadi begitu, baiklah," kata Brian.
"Ya sudahlah, sebaiknya kita makan sekarang. Agar kalian bisa langsung pergi istirahat," kata ibu Rafli.
"Baik," kata yang lainnya serentak.
Mereka pun kemudian makan dan setelah itu Andi mengantarkan mereka menuju ruang istirahat. Di sana, Andi, Rafli, dan ibu Rafli mengobrol.
"Andi, sudah lama kau tidak terlihat di istana. Akhirnya kau kembali lagi," kata ibu Rafli.
"Ya, ini kan rumahku. Kemana pun aku pergi pasti aku akan pulang ke mari sejauh apapun dan seberapa lama pun," kata Andi.
"Ya, memang. Sejauh apapun kamu pergi, pasti akan pulang kembali ke asalmu berada," kata Rafli.
"Ini sudah larut malam, sebaiknya kau pergi istirahat. Besok, kau akan dinobatkan dan menyampaikan pidatomu sebagai Raja baru," kata ibu Rafli.
"Baiklah, aku akan istirahat," kata Andi.
"Bagus, kami pergi pulang dulu ya," kata Rafli.
Bersambung...
Jangan lupa buat vote dan comment ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Sang Werewolf ✔
Werewolf[Tahap Revisi] "Harta, takhta akan membuatmu buta dan kau akan menggunakan segala cara untuk mendapatkannya. Jika kau bisa menahannya, hidupmu akan tenang. Tetapi, jika kau tidak bisa menahannya, kau akan mendapatkan kehancuran. - Andi Mahardika P...