Di suatu pagi yang sangat cerah, Andi dan kawan - kawan berkumpul di depan rumah Adi dengan membawa bekal yang telah mereka persiapkan sejak kemarin.
"Jadi, semua sudah berkumpul di sini?" tanya Adi.
"Ya, kami semua sudah berkumpul di sini. Apa sekarang waktunya kita berangkat?" tanya Kevin.
"Ya, kita berangkat sekarang," kata Rafli.
"Baik," kata yang lainnya.
Mereka pun akhirnya berangkat menuju Kerajaan Werewolf untuk menghadapi Raja Rafi yang tak lain adalah ayahnya Rafli. Perjalanan ini memerlukan waktu satu hari penuh, jadi pada saat malam hari mereka memutuskan untuk berkemah di tengah hutan yang gelap.
"Jadi, kalian setiap malam selalu berkemah di tengah hutan seperti ini?" tanya Ratna.
"Ya, pada waktu malam kami selalu berkemah di hutan untuk istirahat. Dan paginya kita pun berangkat dan sampai siang hari," kata Rafli.
"Bukankah kalian sampai divsana memerlukan waktu beberapa hari?" tanya Adi.
"Sudah kubilang kemarin, itu jika kita menggunakan jalan biasa, kalau sekarang paling besok siang kita akan sampai di sana," kata Rafli.
"Baguslah, lalu jika kita sudah sampai di sana apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" kata David.
"Kita serang secara langsung dan terobos sampai ke singgasana Raja Werewolf," kata Rafli.
"Jangan, sebaiknya kita menggunakan cara yang tak terduga," kata Brian.
"Lalu, bagaimana rencana yang akan kita lakukan menurutmu?" tanya Rafli.
"Kau dan Andi bukankah sudah dikenal oleh Raja Werewolf, bagaimana jika kalian datang dengan alasan ingin mengenalkan kami pada dia?" tanya Brian.
"Maksudmu, kita semua datang menghadap pada Raja Werewolf begitu?" kata Rafli.
"Ya, seperti itu. Mungkin aku akan menjelaskan maksud rencanaku itu," kata Brian.
Lalu, Brian pun menjelaskan rencana yang akan dilakukan oleh mereka untuk besok. Setelah itu, mereka semua istirahat untuk mempersiapkan energi untuk besok.
Keesokan harinya, setelah mereka sarapan mereka pun segera berangkat menuju Kerajaan Werewolf dan siangnya mereka sudah sampai di sana.
"Sebaiknya kita lakukan ini dengan cepat. Rafli dan Andi, kalian tau kan tugas kalian?" kata Brian.
"Ya, ayo kita lakukan," kata Andi.
Andi dan Rafli pun mendatangi salah satu penjaga gerbang istana.
"Permisi, apakah kami bisa menghadap Paduka Raja?" tanya Andi.
"Siapa kalian? Apa alasan kalian untuk menghadap Paduka Raja?" tanya penjaga istana itu.
"Tunggu, bukankah kalian ini adalah Radit dan Rama?" tanya salah seorang penjaga yang lain.
"Ya, kami adalah Radit dan Rama. Orang yang pernah di penjara namun dibebaskan oleh Paduka Raja. Kami meminta izin untuk menghadap pada beliau," kata Andi.
"Baiklah, silahkan ikuti saya," kata penjaga istana itu.
"Oh ya, kami juga membawa teman - teman kami dan mereka sangat ingin bertemu dengan Paduka Raja," kata Andi.
"Baiklah, mari ikuti saya menuju Paduka Raja," kata penjaga istana itu.
Mereka pun pergi menuju singgasana di mana Raja Werewolf berada. Setelah mereka berada di depan pintu singgasana, Adi dan yang lainnya diperintah untuk menunggu di luar.
"Sebaiknya kalian tunggu dulu di sini, tunggu saat yang tepat untuk masuk," kata Andi.
"Ya, sesuai dengan rencana," kata Brian.
Andi dan Rafli pun masuk ke ruangan itu untuk bertemu dengan Raja Werewolf.
"Hormat kami padamu, Paduka RajaWerewolf," sembah Rafli.
"Ada apa gerangan Radit dan Rama datang ke mari? Ada sesuatu yang ingin kalian sampaikan?" tanya Raja.
"Kami ingin menyampaikan terima kasih sekali lagi pada Paduka karena telah membebaskan kami dari penjara Kerajaan," kata Andi.
"Tidak apa apa, lagipula itu sepadan dengan kebaikan yang kalian lakukan di penjara. Apa ada hal lain lagi?" kata Raja.
"Ya, hamba ingin bertanya pada Paduka," kata Andi.
"Silakan, apa pertanyaanmu?" tanya Raja.
"Apa Paduka mengenal orang yang bernama Andi Mahardika?" tanya Andi.
"Mengapa kau tanyakan itu?" kata Raja.
"Hamba hanya penasaran siapakah orang itu," kata Andi.
"Baiklah, aku memang mengenalnya. Dia adalah seorang pengkhianat dari Kerajaan Werewolf dan jika aku bertemu dengannya, akan aku bunuh dia," kata Raja.
"Dan hamba juga ingin memberi satu pernyataan," kata Andi.
"Apa itu?" tanya Raja.
"Sebenarnya, saya adalah..." kata Andi.
Tiba tiba, Dimas datang dan memotong pembicaraan Andi.
"Mereka adalah Andi Mahardika dan Rafli Saputra," kata Dimas.
"Apa maksudmu, Dimas?" tanya Raja.
"Mereka adalah Andi Sang Pengkhianat dan Rafli anakmu," kata Dimas.
"Benarkah itu?" tanya Raja.
"Padahal aku ingin mengatakan itu, namun sudah disebutkan lebih dulu oleh Dimas. Itu memang benar, aku adalah Andi Mahardika dan dia adalah Rafli Saputra anakmu," kata Andi.
"Rencanamu cerdik juga, namun tidak akan bisa mengelabuiku yang sangat pintar ini," sombong Dimas.
"Ya, aku tau itu sejak di penginapan itu. Kau pikir aku tidak tau bahwa kau mencari kami berdua? Kau salah," kata Rafli.
"Oh ya, Paduka. Apa anda tidak ingin mengeksekusi Andi selagi dia ada di sini?" kata Dimas.
"Aku bukanlah seorang algojo, aku adalah seorang raja. Sebaiknya kau yang melakukannya," kata Raja.
"Baiklah, Yang Mulia," kata Dimas.
Lalu, Dimas mengambil sebuah pedang dan menghunuskannya pada Andi. Sontak saja, Andi segera menahan pedang itu dengan kedua tangannya.
"Kau pikir, dengan pedang ini aku bisa mati? Dan kau pikir aku ini anak yang lemah? Asal kau tau, aku ini pangeran yang sah," kata Andi.
"Oh ya, sebentar lagi kau akan mati di tanganku," kata Dimas.
"Tidak juga, kau yang akan mati di tangan kami," kata Rafli.
"Kita lihat saja," kata Dimas.
Bersambung...
Jangan lupa vote dan comment nya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Sang Werewolf ✔
Werewolf[Tahap Revisi] "Harta, takhta akan membuatmu buta dan kau akan menggunakan segala cara untuk mendapatkannya. Jika kau bisa menahannya, hidupmu akan tenang. Tetapi, jika kau tidak bisa menahannya, kau akan mendapatkan kehancuran. - Andi Mahardika P...