Episode 9

13 4 0
                                    

Di suatu pagi yang agak mendung, Andi dan Rafli sedang membicarakan sesuatu.

"Rafli, apa yang akan kau lakukan sekarang? Ayahmu makin lama makin menjadi - jadi," kata Andi

"Aku tak tau, Andi. Apa aku harus kembali ke sana?" tanya Rafli.

"Jangan dulu, aku tak yakin kau akan baik - baik saja di sana. Lagipula, kau kan kabur dari ayahmu walau kau sudah izin pada ibumu," kata Andi.

"Ya, kau ada benarnya juga. Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku sudah bosan menjadi beban di kelompok ini," kata Rafli.

"Jangan berkata begitu! Kita semua ini satu keluarga, apa pun bangsanya. Jadi, jangan menganggap dirimu beban," kata Andi.

"Ya, benar. Maafkan aku," kata Rafli.

"Tidak apa - apa, aku juga tau apa yang kau rasakan sekarang," kata Andi.

"Terima kasih," kata Rafli.

"Ah, aku mendapat sebuah ide," kata Andi tiba - tiba.

"Apa itu?" tanya Rafli.

"Kita akan kembali ke sana, namun kita akan menyamar. Kita harus melihat keadaan kerajaan secepatnya, dan kita akan mencari bantuan," kata Andi.

"Bagaimana caranya? Mungkin itu sangat sulit," kata Rafli.

"Yang lainnya akan menunggu kabar dari kita, setelah kita mendapat bantuan kita kembali ke sini dan membawa mereka ke sana," kata Andi.

"Kau gila? Tidak sembarangan orang bisa masuk ke kerajaan. Kau 'kan sudah tahu itu," kata Rafli.

"Bodoh kau! Kita lumpuhkan dulu para penjaganya," kata Andi.

"Bukan masalah penjaganya, namun di Kerajaan Werewolf ada satu energi khusus sehingga manusia biasa tidak akan bisa menembusnya. Atau mungkin hanya orang tertentu yang bisa masuk," kata Rafli.

"Jadi hanya itu? Itu masalah mudah, kan ada aku di sini. Lagipula, waktu itu Nadia berhasil menyelinap masuk ke kerajaan," kata Andi.

"Ya, kau benar. Namun, bagaimana caranya? Mana mungkin kita lewat jalan biasa," tanya Rafli.

"Lewat jalan di mana kau dan Nadia masuk ke kerajaan saat itu," kata Andi.

"Kau ada benarnya juga," kata Rafli.

Mereka pun akhirnya kembali pada tugas mereka masing - masing. Pada saat siang hari, Andi dan teman - temannya berkumpul di pinggir hutan.

"Ada apa kau menyuruh kita berkumpul di sini? Kita akan berlatih lagi?" tanya Nadia.

"Tidak, karena Brian masih terluka parah. Aku hanya memberikan sedikit pemberitahuan," kata Adi.

"Apa itu?" tanya Kevin.

"Besok, Andi dan Rafli akan kembali ke Kerajaan Werewolf. Tapi, mereka bilang mereka akan kembali lagi ke sini," kata Adi.

"Kenapa mereka pulang?" tanya Nadia.

"Karena mereka sudah rindu pada rumah mereka, bodoh," kata Michael.

"Kasar sekali kau," kata Ratna.

"Aku kan memang kasar pada siapa pun," kata Michael.

"Sudah! Jangan berkelahi di sini. Kita harus mempersiapkan diri kita agar pada saat mereka tidak ada di sini, kita bisa melindungi diri kita sendiri," kata Adi.

"Untuk apa? Kan sudah ada David di sini," kata Michael.

"Ternyata, kau sama pemalasnya dengan David," kata Kevin.

"Diam kau!" bentak Michael.

"Apa kau berani jika membentak David?" tanya Kevin.

"Siapa takut," kata Michael.

"Cih! Kalau sudah dihajar, baru tau rasa," kata Kevin.

"Sudah! Michael, jangan membuat masalah sekarang. Ini bukan saatnya bercanda, karena kita akan kehilangan dua anggota tim kita," kata Adi.

"Ya, dan kalian hanya bercanda saja kerjaannya," kata David pada Kevin dan Michael.

"Daripada kau, hanya tidur saja kerjaannya," kata Michael.

"Ahh, sekarang kalian bubar! Rapat telah selesai," kata Adi dengan kesal.

"Memangnya tadi rapat? Aku baru tau," kata Kevin.

"Karena kau kerjaannya hanya mengobrol saja," kata Eva.

"Apa?!" kata Kevin dengan nada meninggi.

"Ah, lebih baik aku ke kamar saja. Di sana lebih tentram," kata David.

Mereka pun kembali pada tugas masing - masing, ada yang berlatih, ada yang hanya mengobrol, dan ada yang tidur (biasanya David).

"Ah, aku tidak ada teman latihan lagi. Semoga kau cepat kembali ke sini, Andi," batin Nadia.

Keesokan harinya, Andi dan yang lainnya berkumpul di depan rumah Adi.

"Jadi, sebelum Andi dan Rafli pulang ada yang ingin dikatakan oleh kalian?" tanya Adi.

"Andi, semoga kau bisa kembali lagi ke sini. Dan harus selalu menjaga diri di sana," kata Nadia.

"Baiklah, terima kasih atas perhatianmu, Nadia," kata Andi.

"Kau perhatian sekali seperti pacarnya saja," goda Rafli.

Yang lainnya tertawa.

"Sudah! Ada lagi yang ingin menyampaikan sesuatu?" tanya Adi.

"Aku berharap semoga kalian tidak mendapat masalah yang sangat besar," kata Kevin.

"Baik, ada lagi," tanya Adi lagi.

"Kurasa sudah cukup," kata David.

"Hmm, baiklah. Kita akan memberikan penghormatan sebelum mereka pergi," kata Adi.

"Memangnya kami berdua akan mati?" tanya Rafli.

"Sudahlah, lebih baik kami pergi sekarang. Kita tidak punya waktu yang banyak," kata Andi.

"Baiklah, selamat jalan dan semoga selamat sampai di sana," kata mereka semua.

Andi dan Rafli pun pergi meninggalkan teman temannya menuju Kerajaan Werewolf untuk mengerjakan tugas mereka. Di tengah perjalanan, mereka membeli beberapa pakaian untuk menyamar di sana.

Sementara itu, di istana kerajaan...

"Dimas! Kemari kesini!" perintah Raja.

"Ada apa, Tuanku?" tanya Dimas.

"Saya tugaskan kamu untuk pergi ke dunia manusia. Kamu harus mencari anakku yang bernama Rafli Saputra. Bawa dia ke sini dan jika teman - temannya menghalangi, bunuh saja mereka," kata Raja.

"Baik, Tuan. Saya akan mengerjakan apa yang anda perintahkan," kata Dimas.

"Bagus, sekarang cepat lakukan," kata Raja.

"Baik," kata Dimas.

Lalu, Dimas pergi meninggalkan Sang Raja.

"Rafli anakku, aku rindu ingin bertemu denganmu. Dan aku ingin kau melihat temanmu mati satu persatu. Hahaha," gumam Raja.

Bersambung...

Jangan lupa vote dan comment nya ya :)

Perjalanan Sang Werewolf ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang