Episode 2

9 4 0
                                    

Rafli merasakan sesuatu yang mencurigakan di belakang semak -semak dekat perkemahan mereka dan Rafli memeriksa apakah ada yang mengintip atau hanya hewan biasa.

"Hey Adi, apa di sini ada hewan buas?" tanya Rafli.

"Tentu saja tidaklah, bodoh. Di sini hutan yang sangat tenang," kata Adi.

"Kalau jawab, jawab saja jangan sambil menghina," kata Rafli.

Rafli semakin penasaran dan memeriksa semak belukar itu dan...

Yang ada dibalik semak - semak itu ada 3 perempuan remaja yang tak lain adalah teman - teman Adi, Rafli, David, Kevin, Brian, Michael.

"Nadia, Ratna, Eva apa yang kalian lakukan di sini? Kalian mengacaukan perkemahan kami," kata Rafli.

"Memangnya kami tidak boleh ikut berkemah bersama kalian?" tanya Nadia.

"Boleh - boleh saja sih, tapi apa kalian membawa baju ganti dan alat perkemahan?" kata Adi.

"Kami tinggal pulang saja dulu ke rumah untuk mengambil peralatan kami, mudah bukan?" kata Eva.

"Terserah kalian saja, tapi besok setelah berkemah kalian harus pulang duluan," kata Kevin.

"Kenapa? Memangnya kalian mau pergi kemana? Ajak kami dong," kata Ratna.

"Kami ada urusan penting dan kalian mungkin tidak akan mengerti apa yang kami bicarakan nanti, makanya kami menyuruh kalian pulang duluan," kata David.

"Sudah, biarkan mereka ikut saja. Ada baiknya kita mempunyai banyak orang. Makin banyak kan makin bagus," kata Andi.

"Betul apa yang dikatakan anak itu. Makin banyak orang makin bagus," kata Nadia.

"Dia hanya belum kenal dengan kalian dan kalian pun tidak kenal dengan dia, bukan?" kata Kevin.

"Memangnya siapa bocah itu? Kayaknya dia hanya bocah ingusan biasa," kata Nadia.

"Mungkin kalian tidak mengenalku, tapi bagaimana jika kita bertanding saja. Aku seorang diri menghadapi kalian bertiga. Kalian bisa menggunakan senjata, tapi aku hanya akan memakai kekuatanku yang sudah kulatih. Bagaimana? Kalian mau?" kata Andi.

"Bocah sepertimu berani menantang kami bertiga hah? Jangan ngelawak kau! Kami bisa mengalahkan seekor werewolf tau!" kata Nadia.

"Sudah! Jangan banyak omong saja, kalau kalian berani kita bertarung sekarang," kata Andi.

"Beraninya kau!" kata Nadia sambil meyerang Andi.

Nadia menyerang Andi dengan sangat cepat, namun Andi berhasil menghindari setiap serangan yang dilakukan oleh Nadia.

"Sebaiknya kita bantu Nadia," kata Ratna.

"Baik," kata Eva.

Ratna dan Eva membantu Nadia menyerang Andi secara bersamaan dan Andi berhasil menghindari serangan yang dilakukan dengan sangat cepat. Mereka bertiga mulai kesal karena Andi tidak kunjung menyerang tapi hanya menghindari setiap serangan mereka.

"Dasar bocah! Bisanya cuman menghindar saja. Kalau kau hebat, coba serang kami!" kata Nadia.

"Benar juga, aku akan menggunakan kekuatanku yang agak lemah ini," kata Andi.

Andi kemudian berubah menjadi sesosok serigala yang besar bahkan dua kali lipat besarnya daripada mereka bertiga. Andi mencoba mencakar mencakar Ratna namun meleset karena Andi mencakar dengan sangat lambat. Nadia dan dua temannya mencoba menyerang Andi saat lengah, namun serangan itu sia - sia karena Andi sangat kuat saat itu. Setelah beberapa lama, akhirnya Andi mencakar mereka bertiga sekaligus dengan cepat hingga membuat bekas luka yang sangat besar.

Perjalanan Sang Werewolf ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang