Lesson
Harrieta duduk di meja Slytherin. Ia mengambil roti bakar dan sosis untuk sarapan. Professor Snape membagikan jadwal pelajaran. Draco yang sudah di aula besar pun duduk disebelah Harrieta. "Mau Teh?"tawar Harrieta. Draco mengangguk. Harrieta pun menuangkan secangkir earl grey tea ke cangkir Draco.
"Pagi Miss Potter, Mr Malfoy ini jadwal kalian"kata kepala asrama mereka. "Terima kasih professor"balas Harrieta. Gadis berbola mata hijau tersebut memeriksa kertas yang ada di hadapannya sambil mengecap cokelat panasnya. Draco mengernyitkan keningnya saat ia membaca jadwalnya.
"Kita memiliki dua pelajaran bersama Gryffindor"kata Draco dengan nada kecewa. Harrieta menaikkan salah satu alisnya. "Ada masalah dengan itu?"tanya Harrieta.
"Slytherin dan Gryffindor tidak pernah akur."kata Pansy. Harrieta menggelengkan kepalanya. "Berkompetisi boleh asal jangan perang mantra"kata Harrieta yang kemudian kembali melanjutkan makannya.
"Lady Slytherin, Kita selama lima tahun memenangkan kejuaraan antar asrama"kata Marcus Flint. Harrieta tersenyum sedikit. "Jangan khawatir soal itu"balas Harrieta mengedipkan salah satu matanya. "Aku akan ke kelas ada yang mau ikut?"tanya Harrieta. Daphne dan seorang siswa yang bernama Theodore Nott mengikutinya.
Professor Fliztwick,kepala asrama Ravenclaw mengajarkan beberapa mantra sederhana, seperti Lumos,Nox dan mantra melayang Wingardium Leviosa. Harrieta bisa melakukan ketiga mantra itu dengan keanggunannya sendiri. Ia berhasil mendapatkan lima puluh point untuk asramanya.
Pelajaran kedua berlokasi di ruang terbuka. Ya pelajaran terbang. Awalnya pelajaran mereka berjalan mulus. Harrieta yang kemudian disusul oleh Draco bisa memanggil sapu terbang ke tangan mereka. Tiba - tiba saja, seorang siswa bernama Neville Longbottom tidak memiliki kendali atas sapu terbangnya. Sebagian anak - anak Slytherin tertawa tapi tidak dengan Harrieta. Ia melakukan sihir tanpa tongkat untuk menurunkan Neville hanya saja Harrieta tidak bisa mencegah Neville jatuh. Hal itu membuat Professor Hooch harus mengantarkan pewaris Longbottom itu ke hospital wings.
"Lihat apa yang aku temukan"kata Draco sambil menunjukkan rememberall milik Neville.
"Kembalikan benda itu Malfoy"kata Ron Weasley. Harrieta menarik nafas. "Hentikan Draco."kata Harrieta.
"Kau membela Gryffindor"cemooh Draco.
"Aku tidak membela siapa - siapa. Hanya saja sikapmu ini seperti anak - anak"kata Harrieta. Draco membuang muka. Perkataan Harrieta benar adanya, tetapi pewaris Malfoy itu tidak ingin mengakuinya.
"Hmm tangkaplah kalau kau bisa"kata Draco yang melempar Remembrall tersebut. Tanpa berpikir panjang Harrieta segera menaiki sapu terbangnya dan melesat untuk menangkap Remembrall tersebut.
Tentu saja, Harrieta berhasil menangkap itu dan kembali ke tempat dimana siswa Gryffindor dan Slytherin berkumpul. Harrieta melemparkan Remebrall itu ke arah Ron yang ditangkap oleh pemuda berambut merah tersebut.
Belum sempat Harrieta menarik nafas. Ia melihat kepala asramanya mendatanginya. "Miss Potter, ikut aku"kata Professor Snape. Harrieta pun mengikuti professor Snape. Kepala asramanya membawanya menemui Marcus Flint.
"Mr Flint. Aku rasa aku menemukan Seeker untukmu. Kalian bisa mengatur latihan Quindditch."kata Professor Snape yang meninggalkan mereka berdua.
"Lady Slytherin"kata Marcus Flint.
"Harrieta, Tolong panggil aku Harrieta"balas Gadis itu.
"Kalau begitu panggil aku Marcus, My Lady"balas pemuda yang memiliki gelar kapten Quindditch tersebut. Untuk selanjutnya pembicaraan mereka berkisar tentang Quindditch.
Harrieta melangkahkan kakinya menuju ruang bawah tanah, dimana kelas ramuan berada. Harrieta duduk diapit oleh Crabbe dan Daphne. "Apa yang dilakukan professor Snape padamu?"tanya Daphne berbisik.
"Menunjukku sebagai Seeker"jawab Harrieta berbisik juga. Daphne memandangnya tak percaya.
Kepala Asrama mereka masuk. "Lady Slytherin, Apa yang ku dapat jika aku menambahkan bubuk akar asphodel ke cairan wormwood?"tanya Professor Snape. Harrieta menelan ludahnya.
"Obat tidur yang kuat sekali sir. Di sebut Draught Living death (tegukan hidup bagaikan mati"jawab Harrieta penuh percaya diri. Severus Snape terdiam sesaat.
"Dimana kau akan mencari Bezoar jika ku suruh kau mencarinya?"tanya Ahli ramuan itu kembali.
"Bezoar bisa diambil dari perut kambing dan menjadi penawar racun yang kuat"jawab Harrieta.
"Apa perbedaan monkshood dan Wolfsbane?"tanya Kepala asrama itu kembali. Tampaknya beliau masih ingin menguji Harrieta.
"Tidak ada. Mereka tanaman yang sama yang juga disebut aconite"jawab Harrieta.
"150 point untuk Slytherin"kata menarik nafas lega. Kini pandangan Gryffindor dan Slytherin penuh kekaguman padanya. Sebisa mungkin ia mengabaikan hal tersebut.
Time skip
Harrieta hendak menuju aula besar saat ia melihat pria bersorban ungu. "Professor Quirell,boleh kita bicara?"tanya Harrieta sopan.
"Miss Potter, tentu saja. Ada kelas kosong disini"kata Quirell. Harrieta mengangguk.
Harrieta melemparkan mantra peredam begitu ia memasuki ruang kelas. Bau bawang putih menyeruak di penciumannya. "Professor, boleh aku bertemu ayahku?"tanya Harrieta.
"Maafkan aku,miss Potter"kata Quirell yang masih berakting. "Aku Lilac Riddle ingin bertemu dengan ayahku, Professor"kata Harrieta dengan lebih tegas.
"Quirell, biarkan aku bertemu dengannya". Tiba - tiba sebuah suara terdengar. Quirell pun melepaskan sorban berwarna ungu tersebut menunjukkan Tom Riddle yang memakai Quirell sebagai induknya. Harrieta menghembuskan nafasnya. "Lilac, kau telah tumbuh."kata Tom
"Ayah apa yang terjadi?"tanya Harrieta.
"Aku akan memberitahu asal kau tidak memotong ceritaku, My beloved daughter"kata Tom. Harrieta mengangguk menyetujui.
"Aku Lord Voldermort. Pangeran kegelapan. Yang kuinginkan hanyalah agar old ways kembali dan mengajari kaum Muggleborn budayanya juga memerangi kementerian sihir Inggris yang telah terkorup. Dumbledore pun menyetujui rencana ini. Aku dan Dumbledore tidak saling membenci Lilac. Sama seperti Merlin yang menjadi simbol sihir terang dan Morgana yang menjadi simbol sihir gelap. Kami hanya mengisi role kami masing - masing. Demi perlindungan, Aku dan ibumu Lily bersembunyi di kediaman Potter. Kami semua mengira Grindewald sudah tidak berbuat apa - apa diselnya di Numgrad. Kami lupa ia memiliki mata - mata di kementerian. Malam itu, Ia datang ke Godric Hollow. Aku tidak mengingat apa pun lagi dan terbangun dengan keadaan seperti ini"jelas Tom.
'Jampi memori yang sangat kuat'batin Harrieta.
"Dimana ibu?"tanya Harrieta.
"Ia berada di Riddle Manor. Aku mendapat kabar bahwa Peter Petigrew berhasil menyelamatkannya. Segera setelah membuat Quirell menjadi indukku aku segera berkirim surat padanya. Lilac ibumu akan mengirimmu surat dalam waktu dekat. Aku ingin kau tetap memakai identitas Harrieta. Jika dugaanku benar Grindewald menggunakan jampi memori untuk mengubah hidup kita semua"kata Tom. Harrieta mengangguk. "Ayah aku tahu ritual yang bisa mengembalikan tubuhmu."kata Harrieta. Ia mengeluarkan perkamen dan quil mulai menuliskan apa yang dibutuhkan dan harus dilakukan. Seusai memberikan perkamen itu pada Quirell. Harrieta meninggalkan ruang kelas tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Secret
FanfictionHidden Secret Summary:Semenjak Harrieta Potter berusia sepuluh tahun. Ia memiliki ingatan kehidupannya yang lalu sebagai penyihir kerajaan Inggris Merlin. Berkat kemampuan itulah ia bisa mengontrol sihirnya. Yang tidak ia ketahui ialah pada waktunya...