Magic Law

2.7K 257 12
                                    

Magic Law

Harrieta menghabiskan waktu musim panasnya di Slytherin Manor bersama dengan kedua orang tuanya dan juga Nagini. Harrieta tengah berbicara dengan Nagini ketika dua burung hantu datang padanya. Satu dari Hogwarts dan satu lagi Gringrotts.

Harrieta membuka surat dari Gringrotts. Ia menghela nafasnya dan segera menuju kantor ayahnya. "Kau sibuk,ayah?"tanya Harrieta. Lidahnya kelu saat memanggil ayah. Ia tidak pernah memanggil seseorang ayah,terasa asing baginya.

"Masuklah"kata Tom yang segera membereskan perkamen - perkamen. Tahun ini ia berniat masuk ke dewan sekolah. Dengan kursi Slytherin miliknya dan Ravenclaw milik Lily, ia bisa masuk ke dewan sekolah dengan mudah

Harrieta melangkah mendekati ayahnya. "Gringrotts, mengirimkan surat untukku"kata Harrieta yang memberikan surat itu pada ayahnya. Tom membaca surat itu. "Lily akan menemanimu, Jika ayah sempat ayah akan menyusul"kata Tom. Harrieta mengangguk dan mengundurkan diri untuk kembali ke kamarnya.

Hari ini Harrieta memilih memakai gaun selutut dengan warna biru tua dan putih. Ia dan ibunya berencana untuk ke Diagon Alley untuk berbelanja semua kebutuhannya dan ke Gringrotts. Entah apa yang diinginkan para goblin itu darinya,meskipun ia adalah old soul yang kebetulan Merlin. Ia tidak bisa membaca masa depan hanya prediksi. Sepertinya ibunya tahu apa yang akan terjadi.

Lily dan Harrieta berangkat menggunakan jaringan floo. "Kau tahu Lilac sayang, Tidak pernah ada cinta antara aku dan ayahmu pada awalnya. Aku dan ayahmu menikah saat usia ibu 12 tahun. Kami menikah dibawah hukum purity law."kata Lily. Harrieta memandang ibunya sejenak. "Purity Law?"tanya Harrieta heran. Hukum itu tidak pernah berlaku di zaman Merlin. Apakah hukum itu di buat baru - baru ini?

"Oh Sweetheart, itu adalah hukum kuno yang diciptakan oleh Lady Morgana. Hukum itu berlaku, jika ada dua keluarga pureblood yang hanya memiliki masing - masing satu pewaris. Mereka akan dinikahkan"Jelas Lily. Harrieta tersenyum dalam hatinya ia mengutuk Morgana habis - habisan.

Lily melihat daftar belanja putrinya. "Ibu akan membeli buku - bukumu terlebih dahulu. Kau masuklah kedalam"kata Lily. Harrieta mengangguk. Gringrotts bank penyihir yang dijaga oleh Goblin terlihat seperti biasa, sibuk. Harrieta berjalan menghampiri salah seorang Goblin. "Permisi, semoga emasmu tak berkesudahan tak ada habisnya"salam Harrieta. Goblin di hadapannya menatapnya. "Semoga emasmu tak berkesudahan"sapa Goblin itu kembali.

"Aku Harrieta Potter atau Lilac Agena Riddle, Lady Of Emrys. Ingin bertemu dengan Ironclaw. Kalian mengirimkan surat padaku"kata Harrieta. Goblin yang memiliki nama Bladeclaw itu pun meminta Harrieta untuk mengikutinya ke sebuah ruangan.

Di Ruangan itu, Goblin bernama Ironclaw telah menunggunya. "Silahkan duduk,Pewaris Riddle"kata Ironclaw. Harrieta pun duduk di tempat yang telah di sediakan. "Sebelum kau bertanya tentang ada apa kami memanggilmu kemari. Pewaris Riddle apa yang anda tahu mengenai Purity Law?"tanya Ironclaw. Pertanyaan itu membuat Harrieta menelan ludah. Ia pun menjawab pertanyaan Ironclaw itu. Ironclaw terlihat puas atas jawaban Harrieta. Di lain pihak, Harrieta tampaknya paham akan alasannya ia di panggil.

"Baiklah, pewaris Riddle. Kami hanya memberitahumu bahwa purity law telah aktif"kata Ironclaw. Harrieta menahan nafasnya. "Aku mengerti, tapi bisakah kita menunggu ibuku"kata Harrieta. Ironclaw mengangguk.

Lily datang sekitar dua puluh menit kemudian. Ironclaw menjelaskan pada Lily. Wanita berambut merah dengan bola mata hijau itu mengangguk. Ia perlu memanggil Tom dan Ironclaw memanggil keluarga kedua.

Draco Malfoy yang didampingi oleh Lucius Malfoy pun bergabung. Harrieta lagi - lagi menelan ludah. "Lama tak bertemu Draco"kata Harrieta.

"Tunggu kau pewaris Riddle, bagaimana?"kata Draco bingung.

"Nama asliku, Lilac Agena Riddle. Mengenai bagaimana lebih baik. Ayahku yang menjelaskannya"jawab Harrieta.

"Lily Potter,aku kira kau sudah meninggal"kata Lucius. Lily menghela nafas. "Grindlewald mengubah memorimu juga Lucius. Aku Lily Riddle. Lady Ravenclaw-Slytherin"kata Lily. Dengan semua informasi mendadak itu, mereka memutuskan untuk menunggu kehadiran Tom AKA pengeran kegelapan.

Lucius memanggil Narcissa atas informasi baru ini. Harrieta memilih memejamkan matanya di kursi, membuat dirinya nyaman. Draco menghampiri gadis yang terlihat lelah itu. "Hei,kau lelah?"tanya Draco. Harrieta membuka matanya memperlihatka dua batu jamrud yang indah.

"Secara fisik? Tidak sama sekali. Batin? Ini semua membuatku kewalahan"jawab Harrieta.

"Tidak ada anak umur 12 tahun bisa menerima ini semua secara cepat"balas Draco.

"Draco, apa pendapatmu? Mengenai semua ini?"tanya Harrieta.

"Entahlah. Aku hanya ingin menjalani saja. Harrieta ? Lilac? Aku harus memanggilmu apa?"kata Draco. Harrieta memandang Draco. Betapa ia merindukan mata abu - abu milik rajanya. Ia hanya butuh bersabar hingga Arthur terbangun.

"Harrieta, untuk saat ini itu namaku"kata Harrieta. Saat Draco dan Harrieta serius dengan pembicaraan mereka. Tom Riddle datang.

"Lama tidak berjumpa. Lucius"sapa Tom.

"My Lord"kata Lucius sambil membungkuk memberikan penghormatan. Tom pun menjelaskan kejadian yang sesungguhnya.

"Kami para goblin bisa membuka jampi memori. Hanya saja nama belakang Harrieta harus berganti nama sebelum kita meninggalkan ruangan ini."kata Ironclaw. Tom mengulurkan tangannya. "Lilac"panggil Tom. Harrieta berjalan mendekati ayahnya dan menerima uluran tangan ayahnya. Lucius pun memanggil Draco.

Kini baik Draco dan Harrieta berdiri berhadapan. "Lebih baik kita mulai. Draco dan Harrieta berikan tiga tetes darah kalian ke mangkok emas ini"kata Ironclaw. Harrieta mengigit jari telunjuknya dan membiarkan tiga tetes darah keluar. Draco pun melakukan hal yang sama.

"Nama?"kata Ironclaw

"Draco Lucius Malfoy"jawab Narcissa.

"Lilac Agena Riddle"kata Lily. Ironclaw membuat kedua tangan Harrieta dan Draco menyatu sambil mengucapkan mantra kuno. Lucius mengeluarkan sebuah kotak cincin kecil dari jubahnya. Lucius membuka kotak tersebut memperlihatkan sebuah cincin emas dengan bertahtakan batu Ruby. Tom mengeluarkan sebuah kotak cincin. Tom membuka kotak cincin itu memperlihatkan sebuah cincin emas dengan batu emerlad menghiasi.

"Draco, pasangkan cincin ini ke jari Harrieta"kata Lucius. Draco mengambil cincin ruby itu dan memasangkannya ke jari manis Harrieta. Tom memberikan tanda pada putrinya untuk melakukan hal yang sama. Harrieta mengambil cincin dari kotak dan memasangkannya pada jari manis Draco.

Ironclaw mengambil dua perkamen dan menyiapkan dua quil. "Tanda tangan disini"kata Ironclaw. Draco menandatangani perkamen tersebut. Begitu pula dengan Harrieta. "Baiklah kita sudah selesai, Aku akan memanggil healer goblin kemari"kata Ironclaw.

Seorang goblin yang memperkenalkan dirinya dengan nama Griphook. Ia meminta Lucius untuk berdiri di tengah sambil mengucapkan mantra. Lucius limbung ketika Griphook selesai membaca mantra. Tom membantunya duduk. "Bagaimana keadaanmu teman lama?"tanya Tom.

"Kewalahan"jawab Lucius tapi ia mendapatkan ingatannya. Ingatan sesungguhnya bukan hasil dari tanam sihir yang dibuat Grindlewald. Griphook pun melakukan hal yang sama dengan Narcissa.

"Sirius, Ia tidak bersalah'kan"kata Narcissa.

"Ia masih menjadi ibu baptis bagi Harrieta secara dan Tom melakukan old magic. Jika ia masih ibu baptis Harrieta. Ia tidak bersalah"kata Lily.

"Lily, senang bertemu denganmu kembali"kata Narcissa memeluk Lily. Lily tersenyum dan memeluk sahabatnya itu. "I wish Molly can join us "kata Lily pelan.

Hidden SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang