Prologue

4.8K 302 3
                                    

Hidden Secret

Summary:Semenjak Harrieta Potter berusia sepuluh tahun. Ia memiliki ingatan kehidupannya yang lalu sebagai penyihir kerajaan Inggris Merlin. Berkat kemampuan itulah ia bisa mengontrol sihirnya. Yang tidak ia ketahui ialah pada waktunya nanti seorang raja akan bangun dari tidurnya dan sebuah rahasia yang mengejutkan menantinya

Warning : Female Harry Potter, Reincarnation, Smart!Harry, Powerful Harry, Draco, Grindelwald, Merlin,King Arthur.

Pair : Female Harry Potter x Draco Malfoy

Prologue

Seorang gadis berusia sepuluh tahun terbangun dari tidurnya. Ia bermimpi tentang tempat yang bernama Camelot, tentang seorang raja, tentang sebuah pedang legendaris. Ia tidak mengerti itu semua. Gadis itu hanya tahu bahwa dirinya spesial bukan orang aneh seperti yang dikatakan paman dan bibinya. Mimpi - mipi itu datang tak hanya sekali namun berkali - kali. Di dalam mimpi itu, banyak yang memanggilnya Merlin juga fakta bahwa ia sepertinya laki - laki.

Semenjak gadis berbola mata hijau itu mendapat mimpinya, ia dapat mengkontrol semua kejadian aneh. Tetap saja ia tidak mengerti apa yang terjadi sampai nyonya tua aneh, Arabella Figgs memberitahunya soal sihir. Nyonya Arabella menyediakan buku sihir dasar untuknya. Harrieta juga meminta buku mengenai Legenda Arthur dan Merlin. Ia juga mempelajari konsep tentang Reinkarnasi. "Aku merlin?"pertanyaan yang ditujukan untuk dirinya sendiri.

Menyadari dirinya adalah penyihir. Ia mencoba peruntungannya untuk melakukan sihir. JIka ia merlin, ia bisa melakuakan sihir tanpa tongkat yang mustahil dilakukan oleh anak berusia sepuluh tahun. Ia mencoba beberapa mantra yang diingatnya saat bibi Petunia dan paman Vernon meninggalkan rumah. Senyumannya melebar saat ia menguasai semua mantra itu. Tentu saja tanpa tongkat kementerian sihir tidak akan melacaknya. Saat itulah ia menyadari Blood Ward yang menyelimuti rumah ini. "Tunggu surat Hogwarts untukku. Kalau begitu."kata Harrieta untuk dirinya sendiri.

Semenjak hari itu, ia bisa mengerjakan pekerjaan yang di berikan bibi Petunia dengan tepat waktu. Tentu saja dengan menggunakan sihir. Ia pun bisa mentransfugrasi makanan basi yang di berikan oleh bibi menjadi layak makan.

Tiga hari sebelum hari ulang tahunnya yang kesebelas. Ia menemukan bahwa dirinya bisa berbicara bahasa ular alias Parselmouth. Saat ini ia tengah berada di kediaman Nyonya Figgs, menunggu surat dari Hogwarts untuknya. Nyonya Arabella selalu membuatkannya teh dan biskuit ketika ia datang berkunjung. Ia juga memberikan buku - buku sihir dasar. Ia juga bersedia membawanya ke diagon alley.

Sekitar pukul dua siang, seekor burung hantu membawa surat untuknya. "Mereka mengetahui kau disini dear. Aku akan menyiapkan quil dan perkamen"kata Nyonya Arabella yang menyerahkan surat untuknya. Banyak pertanyaan dan pikiran yang melintas dikepalanya. Haruskah ia memilih asrama lamanya Slytherin? Akankah raja Arthur berada disana? Harrieta menarik nafasnya dalam - dalam dan mengeluarkannya. Ia pun menulis surat balasan.

Nyonya Arabella Figgs memberikan kunci Vault keluarga Potter di Gringrotts padanya dan menunggunya di Leaky Cauldron. Memasuki Bank Sihir Gringrotts, Harrieta mengerutkan keningnya melihat banyaknya Goblins. "Semoga emasmu tak pernah habis. Permisi. Aku Harrieta Dorea Potter ingin membuka vaultku"kata Harrieta dengan sopan.

"Semoga musuhmu kalah dihadapanmu. Aku Ironclaw. Apa kau memiliki kunci, Miss Potter?"tanya Goblin bernama Ironclaw tersebut. Harrieta mengangguk dan menyerahkan kunci pada Goblin tersebut. "Silahkan ikut aku, Miss Potter."Kata Ironclaw.

Perjalanan menuju Vault Potter dengan menggunakan kereta bisa dibilang sangat menyenangkan bagi Harrieta. Gadis berusia sebelas tahun itu tertawa. "Kau penyihir cilik yang aneh Miss Potter. Rata - rata para pemegang tongkat sihir selalu muntah"kata Ironclaw.

"Mereka tidak pernah mencoba menikmati perjalanan ini"jawab memandangnya dengan pandangan aneh. Ironclaw membuka Vault Potter dan mempersilahkan gadis itu mengambil uang untuk kebutuhan sekolahnya dan kebutuhan lainnya.

Setelah Gringrotts, Ia memutuskan kembali ke Leaky Cauldron. Ia tidak ingin kembali ke rumah keluarga Dursley. Ia akan tinggal di Leaky Cauldron hingga tanggal satu September nanti. Ia juga memberitahu Nyonya Figgs untuk tidak menunggunya dan kembali ke Diagon Alley.

Madam Malkin adalah toko pertama yang ia datangi. Ia membutuhkan baju baru untuk mengganti baju bekas Dursley. "Oh Dear, tunggulah disana. Aku akan segera melayanimu sebentar lagi"Madam Malkin yang tengah mengurus seorang pelanggan.

"Oh jangan khawatir. Aku akan menunggu"kata Harrieta ceria. Ia pun membuat dirinya nyaman dengan duduk di sofa. "Hogwarts juga?"tanya seorang anak laki - laki yang sedang dilayani. "Hmm. Iya"jawab Harrieta yang tampak berkonsentrasi melihat katalog pakaian muggle.

"Sudah berpikir akan masuk asrama mana?"tanya anak laki - laki itu lagi.

"Slytherin atau Ravenclaw"jawab Harrieta santai.

"Slytherin? Kau pureblood?"tanya Anak laki - laki berambut pirang platina tersebut.

"Mungkin"jawab Harrieta

"Aku Malfoy, Draco Malfoy. Boleh aku tahu siapa namamu"kata Anak laki - laki itu memperkenalkan diri.

"Harrieta Dorea Potter. Pewaris Malfoy"jawab Harrieta.

"Potter? Kau anak yang bertahan hidup. Yang berhasil mengalahkan Pangeran Kegelapan. "Kebetulan"kata Harrieta.

"Kau sudah selesai. Pewaris Malfoy. Aku akan mengirimkan seragammu besok. Miss Potter kemarilah."kata Madam Malkin. Draco mengangguk. Ia duduk di sofa sambil menunggu ibunya,sementara Harrieta berdiri untuk di ukur. Hanya butuh waktu dua puluh menit untuk mengukur Harrieta.

Ketika Draco bisa melihat Harrieta dengan jelas. Ia terdiam dan terpesona dengan bola mata hijau indah tersebut. "Kau memiliki bola mata abu - abu yang indah pewaris Malfoy"puji Harrieta yang membayar pesanannya.

Setelah Madam Malkin, ia menuju ke Ollivander untuk mendapatkan tongkatnya. "Selamat datang, Ah Miss Potter aku sudah menunggu"kata Pria tua itu.

" Well, Terima kasih"balas Harieta bingung.

"Shall we start?"kata Ollivander yang mengambil beberapa tongkat. Pertama Ollivander memberikan tongkat ayahnya, James Potter yang tidak cocok untuknya. Hal yang sama juga terjadi dengan tongkat ibunya. Harrieta pun mencoba beberapa tongkat lainnya yang juga gagal hingga Ollivander mengeluarkan sebuah tongkat. Tongkat dari kayu Holly dengan inti Phoenix. Begitu Harrieta menyentuh tongkat itu. Ia langsung tahu tongkat itu memilihnya.

Selanjutnya, Ia menuju toko flourish and Botts dimana ia bisa membeli buku - buku pelajarannya. Harrieta membeli buku sesuai dengan yang terlampir. Ia juga membeli beberapa buku tambahan. Seperti ancient rune dan history of magic world. Di Emperium Owl, ia membeli dua binatang peliharaan. Seekor burung hantu salju yang ia beri nama Hedwig dan seekor ular yang dapat berubah menjadi gelang jika terlilit di pergelangan tangannya. Setelah semua perbelanjaan itu, ia kembali ke Leaky Cauldron untuk beristirahat.

Hidden SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang