12

825 78 4
                                    

Jiyong pov.

Hari ini hari yang sangat melelahkan untuk ku. Bagaimana tidak? Harga saham kami tahun ini menurun sangat drastis dari tahun sebelumnya, sehingga aku harus mati-matian mencari cara untuk meningkatkan harga saham kami kembali.

Sebenarnya penyebab utama harga saham turun ialah artikel-artikel gosip yang memberitakan pernikahan ke dua ku dengan Dara. Memangnya apa yang salah dengan itu? Aku menikahi sohee hanya karena terpaksa. Jadi tidak ada salahnya aku menikah lagi dengan wanita yang kucintai. Lagian pada akhirnya aku pasti akan menceraikan sohee saat jaesung sudah berumur tujuh tahun.

"Arghhh kenapa media sangat ikut campur dengan urusan pribadiku" ucapku dengan sangat frustasi.

-

Waktu menunjukkan sudah pukul 11.00 malam, "ahh aku bahkan tidak menyadari kalau matahari sudah terbenam" gumamku dengan pelan, lalu memutuskan untuk menyudahi pekerjaan ku dan pulang kerumah dengan keadaan yang bisa dibilang sangat berantakan. Dasi yang tertengger dikemejaku sudah tidak lagi terikat, lengan kemeja yang kugulung asal hingga siku, bahkan rambutku pun sudah sangat jauh dari kata rapi. Sangat berbanding terbalik dari image seorang Kwon Jiyong.

Aku memasuki rumah dan langsung menuju kamar dengan sangat hati-hati. Takut dara terbangun dari tidur lelapnya. Namun saat aku hendak kekamar mandi, aku mendengar dara sedang terisak.
"Dee? Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?" tanyaku kepada dara yang sedang berbaring membelakangi ku.

"Aku tidak apa-apa" katanya tanpa berbalik untuk melihat ku.

Aku mengurungkan niatku untuk pergi membasuh badan. Aku menghampiri ranjang kami dan menariknya yang berbaring membelakangi ku dengan pelan agar dapat menatapku yang sedang duduk disisi tepi ranjang.
"Apa yang tidak apa-apa dee? Kau menangis. Apa yang terjadi?" tanyaku membawanya duduk di pangkuanku.

"Aku baik-baik saja oppa. Tidak ada yang terjadi" elaknya memalingkan wajah dari tatapan ku.

"Jika tidak terjadi apa-apa, kenapa kau menangis dee?" kataku, menangkup wajah nya untuk tetap menatapku dan menghapus buliran air mata yang ada di wajah cantiknya.

"Oppa,, apa aku sangat buruk? Apa aku sudah sangat egois memiliki mu oppa?"

"Apa yang kau katakan dee? Percayalah dee, dimataku tak ada satupun keburukan tentang dirimu. Bukan kau yang egois, tapi akulah yang egois karna memiliki seorang istri yang sangat sempurna seperti mu di dalam hidupku"

"Bukan seperti itu maksudku oppa. Kau,, maksudku..kau juga memiliki sohee eonnie oppa. Tidak seharusnya kau hanya memperhatikan ku dan mengabaikan nya. Aku tidak mau egois oppa. Aku mohon, bersikap adil lah pada eonnie" ucapnya menunduk mengalihkan kontak mata kami.

"Aku tidak mengerti kenapa kau bisa berpikiran seperti itu dee. Tapi satu hal yang perlu kau ingat. Aku tidak akan pernah membagi perhatian ku kepada nya. Karena hanya kau satu-satunya wanita yang ku cintai dee"

"Tapi, oppa-"

"Anni. Aku tidak akan melakukan apa yang kau minta itu. Sebaiknya lupakan saja pikiran bodohmu itu dee" potongku membawa dara yang berada dalam pangkuan ku untuk berbaring diranjang.

"Ayo kita tidur. Aku sangat lelah hari ini. Good night babe" ucapku mencium lembut kening dara, lalu memeluknya dengan erat.

--------------

Author pov.

Saat diruang makan, semua orang terlihat muram dan hening. Tidak ada satupun yang terlihat ceria diantara mereka. Bahkan bocah kecil yang bisanya membawa keceriaan dirumah itu pun tiba-tiba diam tidak bersuara.

Because Of Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang