14

767 79 5
                                    

Author pov.

Dara sengaja berangkat kerja lebih awal hari ini. Ia tidak ingin bertemu dengan jiyong saat ini. Tentu saja itu semua karena keadaan matanya yang sudah sangat sembab akibat menangis semalaman. Ia tidak ingin jiyong tau, bahwa keputusan yang ia ambil malah menyakiti dirinya sendiri.

------------

"Selamat pagi eomma, selamat pagi appa" ceria jaesung menghampiri sohee dan jiyong di meja makan.

"Selamat pagi baby" sambut jiyong dengan senyuman lebar.

"Pagi sayang, ayo lekas sarapan" ucap sohee mempersiapkan roti untuk putra nya itu.

"Dara eomma mana appa?"

"Dara eomma sudah berangkat kerja baby" jawab jiyong dengan senyum yang dipaksakan.

"Yahh.. Padahal hari ini kan hari pertama jae sekolah:( jae mau diantar appa, eomma, dan dara eomma" ucap jaesung lirih.

"Kapan-kapan ne? Dara eomma sedang sibuk hari ini"

"Hmm ne, tapi hari ini appa bisa kan antar jaesung sekolah?"

"Tentu bisa baby"

Sohee tersenyum penuh arti melihat kearah kursi yang biasa ditempati dara disebelah jiyong kosong.

"Aku tidak tau ada masalah apa diantara mereka. Aku tidak peduli dengan itu, tapi aku senang kalian bertengkar. Gomawo dara-ya sepertinya tidak akan butuh waktu lama bagiku untuk menggantikan mu disisi jiyong" -batin sohee

------------

"Darong-ah" pekik bom menyembulkan kepalanya di balik pintu ruang kerja dara.

"Aigoo bomie-ah, apa kau tidak bisa muncul dengan cara yang normal?"

"Ya! Apa hanya itu respon mu kepada ku?" racau bom meletakkan kedua tangannya di pinggang dengan menatap dara jengkel.

"Lalu aku harus merespon bagaimana?aku sedang sibuk sekarang" jawab dara acuh dan kembali melihat file-file di meja kerjanya.

"Aiss kau sangat menyebalkan darong.. Apa yang kau sibukan eoh? Bukan kah ahjussi sudah ada di seoul? Aku rasa kau sudah tidak sesibuk itu. Dan lagian untuk apa kau datang kekantor pagi-pagi sekali? Kau bertengkar dengan jiyong ne? Ka-"

"Ssstt diamlah bom, kau sangat cerewet. Memang nya jika appa ku sudah disini aku tidak boleh bekerja eoh? Kau sangat tau bahwa aku sangat menyukai pekerjaan ku ini, jadi tidak ada alasan untuk ku datang pagi-pagi untuk bekerja. Dan lagi, aku dengan jiyong oppa, kami baik-baik saja"

"Aku tau dara-ya, tapi kau sudah menikah saat ini. Kau harus mengutamakan suami mu terlebih dahulu dibandingkan pekerjaan. Lagi pula ahjussi masih sangat sehat untuk mengurus perusahaan nya yang besar ini dara. Kau tidak harus memfokuskan dirimu di perusahaan ini" ucap bom sambil berjalan santai menduduki dirinya di atas sofa dalam ruangan itu.

"Tapi hanya aku yang bisa diandalkan oleh appa ku bom. Dia memang terlihat sehat, tapi aku bisa merasakan bahwa appa juga sudah sangat lelah dengan pekerjaan nya. Aku ingin orangtua ku menghabisi hari tua mereka bersama dengan damai. Aku ingin appa selalu ada di sisi eomma, aku selalu ingin mereka bahagia. Jika bukan aku siapa lagi bom? Hanya aku anaknya, hanya aku yang bisa meneruskan bisnis appa yang sudah dengan susah payah dirintisnya"

"Ne, aku tau posisi mu dara-ya. Tapi setidaknya kau juga harus membagi waktumu dara. Kau wanita yang sudah bersuami saat ini"

"Aku tau. Aku juga berusaha untuk itu" ucap dara dengan lirih.

"Aku tau aku sangatlah buruk. Tidak sepenuhnya alasan ku melakukan kesibukan karena menjadi anak satu-satunya yang dapat diandalkan oleh orang tua ku, melainkan juga untuk menghindari nya. Aku tidak ingin ia tau bahwa aku sangat merasa sakit saat setelah meminta nya untuk tidur dengan wanita lain" -batin dara.

"Dara" panggil bom menghentikan lamunan dara.

"Ahh ne"

"Kenapa kau melamun? Apa yang kau pikirkan?" tanya bom menghampiri dara.

"Anniya, aku tidak melamun. Aku sedang membaca proposal untuk pembangunan gedung baru di Singapura" elak dara berbohong.

"Jinjjayo? Kau tak terlihat seperti membaca. Tatapan mu kosong dara-ah. Jangan membohongi ku!" ucap bom mengambil proposal yang berada di tangan dara.

"Aku tidak berbohong bomie-ah" "kembalikan proposal itu" sambung dara meraih proposalnya dari bom.

"Ceritakan dara-ah. Jangan memendamnya, aku sangat tau dirimu. Aku tidak baru mengenal mu beberapa hari dara. Kita sudah sangat lama berteman. Jadi ceritakan semuanya kepadaku" ucap bom meraih kedua bahu dara untuk menatapnya.

"Sangat sulit untuk ku mencerita kan nya bomie-ah" jawab dara memalingkan wajahnya dari bom.

"Geurae, aku tidak akan memaksamu dara. Tapi ingat, aku akan selalu ada untuk mendengar kan dirimu darong-ah, kapanpun itu. Akan selalu ada aku bersama mu, jadi jangan hanya menyimpan nya sendiri"

"Ne, gomawo bomie-ah" lirih dara memeluk bom.

"Aku tidak tau harus apa bomie-ah. Apa aku harus merelakannya membagi hati untuk wanita lain, atau apa aku harus egois memiliki dirinya hanya untuk diriku" batin dara mempererat pelukannya dengan sahabat nya itu.







*TBC

Because Of Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang