13

737 81 5
                                    

Author pov.

"Oppa" dara melepaskan pelukan jiyong dengan tiba-tiba.

"Ada apa dee? Ah apa aku bau? Aku akan membasuh badan dulu ne"

"Anni" dara menggenggam erat tangan jiyong.

"Wae dee? Atau apa kau ingin kita uhmm.." goda jiyong menarik dara semakin dekat dengannya.

"Anniya. Dasar ahjussi mesum" ujar dara mendorong tubuh jiyong.

"Ya! Dee. Jangan sebut aku ahjussi. Aku sangat tampan dan masih terlihat muda, asal kau tau"

"Ne... Ahjussi muda yang sangat tampan.."

"Aiss sudahlah. Ada apa dee? Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan?" jiyong kembali mendekat ke arah dara.

"Eum, sebelumnya aku ingin kau berjanji untuk mengabulkan keinginan ku ini oppa"

"Aku pasti akan selalu mengabulkan keinginan mu dee. Kau ingin apa? Katakan saja dee" jiyong melingkar kan kedua tangannya di pinggang ramping dara dengan erat.

Diam beberapa detik.

"Aku ingin kau tidur dengan sohee eonnie malam ini oppa"

Jeduarrrr seperti terkena sambaran petir jiyong melepas kasar tangannya yang tertengger nyaman di pinggang dara.

"Apa kau sadar dengan yang kau katakan dara? Aku baru saja pulang bekerja dara. Aku sangat letih! aku tidak mau berdebat denganmu. Jadi buang saja keinginan bodohmu itu jauh-jauh!" dara tidak pernah melihat jiyong semarah ini dengan nya. Dara tersentak kaget dengan perkataan jiyong yang sudah seperti teriakan ditelinga nya.

"Oppa, dengar kan aku dulu. Ak-" dara berusaha meraih tangan jiyong, tapi pria itu berjalan mundur menjauhi dara.

"Apa yang perlu aku dengar lagi dara? Apa kau tidak sadar perkataan mu itu menyakiti ku?!" jiyong menyela penjelasan dara dan mengatupkan geraham nya untuk menahan emosi yang ia takuti itu akan menyakiti dara.

"Oppa mianhae. Tapi aku hanya ingin kau bersikap adil oppa, eonnie juga istrimu oppa. Tolong berikan juga dia hak untuk memiliki mu oppa. Aku mohon.. Aku tidak ingin serakah memiliki mu untuk seorang diri"

Dara sudah tidak bisa lagi menahan air matanya, walaupun ia ingin suaminya untuk bersikap adil dengan istrinya yang lain. Tapi dara tetap lah seorang wanita, sebijak apapun dia. Dia tetap merasakan sakit saat meminta suaminya tidur dengan wanita lain.

"Aku tidak habis pikir dengan pikiran bodoh mu itu dara! Geurae! Kau ingin aku tidur dengannya bukan? Baiklah! Akan ku lakukan! Tapi satu hal yang perlu kau ingat. Seberapa keras pun kau membagi perasaan ku untuk nya. Itu hanya akan sia-sia! Karena didalam setiap detak jantungku, disetiap deru nafasku, disetiap jalannya pemikiran ku. Hanya selalu ada dirimu sandara! Tidak akan pernah ada wanita lain yang bisa masuk untuk mengganti kan mu! Kau harus ingat itu baik-baik Sandara Kwon!" jiyong berjalan keluar dari kamar mereka dan membanting pintu dengan sangat keras yang membuat dara terlonjak kaget.

Dara sudah tidak bisa lagi menahan raungan tangisnya. Ia terduduk lemas disisi lantai dekat ranjang mereka. Membenamkan wajahnya dikedua lututnya yang ia peluk dengan tangan gemetar. Ia menangis sejadi-jadinya melawan semua pemikiran yang berkecamuk dikepalanya. Ia merasa lega saat jiyong mau menuruti permintaannya, tapi ia juga merasa sakit saat membayangkan jiyong akan tidur dengan wanita lain.

"Anni! Buang jauh-jauh pemikiran mu itu dara! Kau memang seharusnya melakukan ini! Bahkan eonnie sudah sejak lama menahan rasa sakit yang kau rasakan saat ini! Dia sudah membiarkan kau memiliki jiyong seutuhnya, jadi jangan egois dara! Eonnie juga istrinya oppa. Dia juga memiliki hak atas jiyong oppa. Jadi tenanglah dara! Tenanglah" racau dara menghapus kasar air matanya.

------------

Jiyong membuka pintu ruangan kerjanya dengan kasar. Ya, tidak mungkin jiyong mau menuruti keinginan bodoh dara untuk tidur dengan sohee. Ia lebih memilih tidur diruang kerja yang ada dirumahnya dibandingkan tidur dengan sohee. Jiyong memang sengaja berbohong mengatakan setuju dengan permintaan dara. Ia sengaja melakukan nya agar dara merasa menyesal dengan yang ia lakukan.

"Huhh hampir saja aku meluapkan semua emosiku kepada dara" jiyong menangkup kasar wajahnya dan menghela napasnya panjang.

"Apa yang sebenarnya terjadi dengan pikiran mu itu dee? Kenapa kau tidak memikirkan perasaan ku? Kau tau aku sangat mencintai mu! Tapi kenapa kau berusaha mendorong ku untuk membagi perasaan ku itu! Kau egois dee!"

Jiyong merebahkan tubuhnya di sofa yang berada disudut ruangan tersebut. Emosinya belum bisa ia redakan, ia masih merasa marah, kesal, kecewa, dan sangat sakit dengan semua yang dikatakan dara kepada nya.

Jiyong tidak bisa memejamkan matanya. Ia lalu merogoh sakunya lalu mengambil sebungkus rokok yang ada disana.

"Mungkin dengan ini aku bisa sedikit tenang" ucapnya sambil menyalakan dan menghisap sebatang rokok yang ada di tangan nya. "Ada untungnya juga seungri memberikan ku ini" senyum kecut jiyong memandang rokok yang ia pegang dihadapannya.











TBC*




Because Of Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang