Sesuai janji aq double up ea
Mana votenya?
Pagi ini gue bangun. Gue menghirup udara yang berbeda dari kemarin. Suhu yang berbeda. Suasana yang berbeda. Dengan orang-orang yang juga berbeda.
"La, bangun. Kamu emang gak kuliah?" Ibu gue membangunkan gue sambil mengusap-usap pelan kepala gue.
"Iya bu, ini udah bangun."
Gue pun siap-siap buat kuliah. Gue juga udah mulai nyicil skripsi biar dua taun kedepan gue gak terlalu repot. Gue udah harus kembali mikirin kuliah gue disini dengan serius. Udah harus buang jauh-jauh mimpi gue kemarin.
Gue nunggu bis kaya biasanya di Halte. Matahari hari ini terik banget, dan bikin gue harus sedikit memicikan mata buat melihat. Gak lama bisnya dateng. Udah seperti dugaan gue, pasti penuh. Gue masuk dengan susah payah. Setelah sampe dihalte tujuan gue, langsung gue ngelangkahin kaki keluar dari bis.
"Laila!" Tiba-tiba gue denger ada yang manggil gue.
Gue sedikit kaget liat orang yang manggil gue.
"Kak Fadli?" Gumam gue.
Ini gue gak salah liat apa? Itu kak Fadli? Betapa senengnya gue bisa ketemu kak Fadli setelah sekian lama. Ini juga tiba-tiba banget. Apa ada suatu maksud? Iya, pasti ada maksud kenapa Allah mempertemukan gue sama kak Fadli hari ini.
Kak Fadli jalan ke arah gue.
"Kamu apa kabar?"
"Baik kak. Alhamdulillah" Jawab gue berusaha kalem.
"Kebetulan ketemu sama kamu disini. Aku pingin ngasih sesuatu." Dia merogoh tas selempangnnya.
Kasih sesuatu? Sumpah gue penasaran banget.
"Emang apaan kak?" Tanya gue.
"Yah, kok gak ada ya. Ketinggalan kayanya." Ujarnya kecewa setelah sadar 'sesuatu' yang dimaksud dia tadi gak ada.
"Oh, gini aja. Besok kakak boleh gak ke rumah kamu?"
Mo pingsan aja dengernya.
"Loh, emang kakak tau rumah aku?"
"Engga, makanya aku mau minta alamatnya."
Gue cuma ketawa aja terus ngasih tau alamat rumah gue.
"Orang tua kamu juga ada dirumah kan ya?"
"I-iya kak." Gue jadi gemeteran jawabnya.
Gue kembali berkhayal yang ngga ngga. Apa kak Fadli mau ngelamar gue? Yakali:)
"Ya udah, besok abis isya aku ke rumah kamu gak apa-apa kan? Gak lama sih."
"Oh, iya kak. Siang sampe sore juga kan aku kuliah."
"Ok deh. Ya udah, aku duluan ya. Assalamualaikum." Pamitnya yang kemudian masuk ke dalam bis yang baru aja berhenti. Dia ngelambaiin tangannya. Gue juga.
"Waalaikumssalam"
Senengnya berkali-kali lipat pas tau besok dia mau ke rumah gue. Mimpi apa gue samalem. Gak tau deh pokoknya gue seneng banget.
________________
Yang biasanya di rumah gue gak pernah pakai baju rapi tiba-tiba aja gue rapi, dandan segala lagi. Centil banget gak sih gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIMELESS | Mark Lee✔
Fanfiction❝Ini adalah 'tapi' yang selalu aku keluhkan. Sekali lagi, tapi kenapa kita berbeda?❞ -Mark. Tanpa sengaja Laila bertemu seorang Mark Lee ketika menjalani kuliah pendek di negeri ginseng, Korea Selatan. Sosok yang jauh berbeda darinya hampir dalam s...
