❝Ini adalah 'tapi' yang selalu aku keluhkan. Sekali lagi, tapi kenapa kita berbeda?❞
-Mark.
Tanpa sengaja Laila bertemu seorang Mark Lee ketika menjalani kuliah pendek di negeri ginseng, Korea Selatan.
Sosok yang jauh berbeda darinya hampir dalam s...
Mark terdiam cukup lama mengamati Masjid Istiqlal dan Katedral yang bersebrangan. Dua bangunan yang dibuat tujuannya sama-sama untuk ibadah. Keduanya tempat ibadah yang megah. Gak lama Mark natap gue.
"Mark, ini juga udah mau dzuhur. Aku shalat dulu ya kamu mau tunggu disini atau mau ke gereja?." tanya gue.
Sebenernya ngomong gitu bikin gue nyesek sendiri, tempat ibadah kita aja beda.
Mark cuma tersenyum sambil mengangguk pelan.
Gue pun membalikan tubuh gue berjalan mengarah ke Masjid. Sesekali gue menoleh ke belakang melihat Mark yang gak sejalan sama gue.
Mark special pov
Hari ini mungkin hari terbaik dihidupku. Aku senang bisa melihatnya tersenyum, karena diriku. Bukan menangis. Aku tidak ingin menyakitinya lagi. Sudah cukup selama ini aku menyakitinya. Meski dia bahkan tidak mengakuinya.
⏩⏩⏩
Rasanya sedikit menyakitkan melihat tempat ibadah kita yang berbeda. Seolah tuhan menunjukan kita saling bersebrangan.
"Mark, ini juga udah mau dzuhur. Aku shalat dulu ya kamu mau tunggu disini atau mau ke gereja?." Tanyanya tiba-tiba.
Mengapa pertanyaan itu terdengar menyakitkan?
Kemudian aku tersenyum padanya. Dia sempat membalas senyumku sebelum akhirnya dia membalikan tubuhnya. Aku memandangi punggungnya yang menjauh sejenak.
Apa akhirnya akan seperti ini? Dia akan pergi meninggalkan ku untuk tuhannya. Tentu saja.
Aku melangkahkan kakiku dengan berat. Pada akhirnya begini, kita saling bersebrangan. Kita sama-sama melangkah, tapi ke arah yang berbeda, tidak sejalan.
Saling memunggungi. Bahkan selalu begini sampai kapan pun. Itu karena keimanan kita yang beda.
Terkadang aku ingin menangis saat berada di depannya. Sejak pertama bertemu dengannya aku terus bertanya pada diriku sendiri, kenapa dia? Padahal aku tau jelas kita berbeda. Kenapa hatiku berdebar karenanya? Ini salah, sejak awal aku tau ini salah. Tapi kenapa rasa ini tidak bisa hilang?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
