21. Hidup baru

2.9K 407 47
                                    

Votenya lah wkwk
Btw disini alurnya maju-mundur
Q beri tahu biar kalian tak bingung
Kalau bingung kan kasian kalian mau pegangan sama siapa(?)







































































Author pov
















Dengan jantung yang berdebar, gadis itu melangkahkan kakinya memasuki masjid. Dengan balutan gaun cantik dan manik-manik berkilau. Pernikahan ini mungkin terdengar terlalu tiba-tiba. Tapi ternyata Mark sudah menyiapkannya semuanya, mulai dari gaun pengantin, dan biaya lainnya.

Sejak sebulan yang lalu Mark melamarnya, Laila merasa bahagia. Sangat bahagia. Rasa bahagia itu bahkan gak hilang sampai hari ini.

Dari kejauhan dia melihat sosok yang dia sangat kenal tengah memandanginya. Pandangan mereka bertemu untuk beberapa saat, meski Laila mengenakan penutup wajah. Senyuman memaksa untuk terukir diwajahnya.

Dengan hati-hati dia berhenti tepat dihadapan Mark sekarang. Perlahan Mark membuka penutup wajahnya.

"Masya allah." ucap Mark.

Laila lalu reflek menatap Mark.

"Laila..." panggil Mark pelan.

Mark menyentuh pipinya, terasa sangat canggung. Laila merasakan kegugupan Mark, lalu dia mencoba menggenggam tangan Mark bermaksud menenangkan sedikit suaminya tersebut. Mark mengecup keningnya.

Semua orang ikut merasakan kebahagiaan yang mereka rasakan.














_______________












Mark datang bermaksud untuk bertemu pria yang pernah ia temui di Masjid Itaewon sebelumnya. Entah kenapa hatinya seolah berkata untuk menemuinya.

"Kamu mau belajar shalat dan mengaji?" tanya pria tersebut.

Mark mengangguk ragu. Sepertinya pria tua itu menyadari keraguan Mark. Beliau lantas tertawa.

"Lakukan ini dengan hati, bukan karena terpaksa nak."

Mark menatap nanar pria tua tersebut.

"Yang terpenting lakukan ini karena Allah, dan hanya untuk Allah." tegas pria tua tersebut.

Mark terdiam mendengarnya, karena memang dia melakukan ini agar bisa menikahi Laila. Dan hanya ini cara terakhir untuk mewujudkannya. Meski memang dia memiliki ketertarikan pada Islam, tetap awal mula dia tertarik pun karena Laila.

"Saya ingin jadi suami yang bisa membimbing istrinya dengan baik, kelak." Jelas Mark.

"Baiklah."



















Mark menggulung celana panjangnya sampai sebetis. Dia mulai mencuci tangannya dengan air yang mengalir di keran. Dengan seksama Mark memperhatikan contoh bagaimana untuk berwudhu dari pria tua itu.

"Setelah itu berkumur."

Mark langsung mengikuti arahan orang itu. Dia mencoba berkumur.






Setelah selesai belajar berwudhu, Mark mulai diajarkan gerakan shalat. Sebelum itu Mark sempat memperhatikan beberapa buah peci yang tertata rapi disana.

TIMELESS | Mark Lee✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang