BONUS CHAPTER+

2.1K 276 39
                                    

Ramein komen kek sepi2 bae...


































Gue berjalan menghampiri meja kecil disudut ruangan buat ambil hp gue yang bunyi daritadi. Ada telepon dari Mark. Yup, suamiku tercinta. Dengan rasa hati berdebar-debar gue angkat teleponnya.

"Assalamualaikum, Laila."

"Waalaikumssalam sayang."

"Anak-anak udah tidur?" tanya Mark lembut.

"Udah, barusan abis pada mandi." jawab gue sambil senyum-senyum. Gue kangen sama suara Mark.

"Maaf ya aku gak punya banyak waktu sama kamu juga anak-anak." Suara Mark kedengeran agak serak. Dia pasti cape dan kurang istirahat.

"Kamu kapan pulang?"

"Seharusnya lusa. Tapi tadi rekan bisnisku bilang untuk pertemuan diundur hari minggu. Aku belum bisa ngomong apa-apa. Nanti aku kabarin kamu lagi." Setelah Mark ngomong gitu, gue ngelirik tanggalan yang menggantung di dinding. Hari ini baru hari senin. Kalau diundur sampai minggu makin lama aja.

Mark sibuk promosi usaha keramiknya. Bagus sih, dia bahkan bisa menembus pasar luar negeri. Dan sekarang dia lagi promosi di negara asalnya yaitu Kanada. Udah hampir seminggu dia disana. Gimana gak kangen:(

Gue sih percaya aja sama Mark, pasti dia ngejaga hatinya selalu. Tapi gue juga kangen waktu bareng-bareng sama keluarga. Waktu di Indonesia aja dia sibuk, terkadang gue cemburu aja gitu sama tanah liat sama bahan keramik yang dielusin melulu. Ggg.

Tapi gue juga gak boleh lupa bersyukur. Dengan begitu kan Mark bisa menafkahi gue sama anak-anak. Oh iya, semua anak gue sama Mark udah sekolah.

Jinhyun sama Minji udah SD kelas empat. Sedangkan Yuna udah mulai masuk Paud. Baru beberapa hari lalu juga si Yuna gue masukin Paud.

Sekarang tugas gue ya nganter jemput anak sekolah, kalau Yuna gue tungguin. Iyalah anak masih segede pitik gitu masa gue tinggal.

Tapi semenjak masukin Yuna ke Paud ada hal yang sedikit mengganggu. Ada seorang laki-laki yang nganter anaknya juga. Dia katanya duda anak satu, istrinya meninggal setahun lalu. Kenapa gue bisa tau? Dia sendiri yang cerita.

Waktu itu gue sendirian nungguin Yuna dekat kantin Paud. Dia tiba-tiba nyamperin gue dan sok manis gitu. Gue gak mau terlihat terlalu kasar sama orang baru apalagi dia juga orang tua temen sekelas Yuna.

Bukan kegeeran, tapi emang kelihatan jelas dia ngedeketin tuh ada maksud. Gue mau cerita sama Mark tapi gue takut. Dan niat gue mau cerita nanti aja pas Mark udah di Jakarta lagi.

"Aku kangen." ujar gue.

"Aku juga, maafin aku ya. Aku usahain bisa pulang cepat." balas Mark.

"Ya udah aku mau istirahat dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumssalam." Telepon itu terputus. Gue mandangin Yuna yang udah pules tidur di kasur.

Selama gue sendiri, Yuna selalu tidur di kasur gue. Kalau Jinhyun sama Minji mah di kamar mereka.









_____________________














Si Yuna lari nyamperin gue, dia langsunh nyium pipi gue. Terus balik lagi ke kelasnya. Dia emang gitu, kalau istirahat pas mau masuk nyium gue dulu. Gemesin ya. Mark pasti juga gemes liat tingkah anaknya yang bontot udah bisa lari-lari.

TIMELESS | Mark Lee✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang