warning: religious/belief issue! if you're uncomfortable with this, please skip.
---
Dalam pekatnya kegelapan, Jaehyun membuka mata. Alam hijau yang indah mengelilinginya, tetapi dengan sekali lihat pun, ia tahu ia tidak lagi berada dalam surga. Ini, sudah jelas, bukan pula Lembah Ketiadaan yang pernah memenjaranya.
Serpihan Nirwana yang dilebur ulang ini disebut Bumi.
Jaehyun—dulunya—adalah Dosa. Tuhan mengurungnya dalam Lembah Ketiadaan yang hina, tetapi ujungnya, tangan-tangan berapi itu tetap mencakar Nirwana. Di sana, tinggallah Kebajikan yang dikelilingi gemericik sungai dan semerbak taman. Batas pun meleleh karena keingintahuan terhadap satu sama lain. Kebajikan menanam sebuah ciuman pada bibir Dosa—dan kemarahan Tuhan tak bisa dihindari.
Perlahan, Jaehyun bangkit, mencari sosok Kebajikan di sekitar, sayang hasilnya nihil. Tuhan tampaknya memisahkan mereka agar tidak terjadi perusakan lebih lanjut di muka Bumi akibat bergabungnya dua ciptaan berlawanan. Seraya menelusuri daratan ke utara, Jaehyun merenungkan bagaimana kisahnya akan diakhiri andai ia tidak tergetar oleh kehadiran Kebajikan.
Tidak bisa. Ketidakpatuhan kami dan penghancuran surga pasti sudah merupakan suratan-Nya. Dia mungkin melarang kami untuk berjumpa, tetapi jika aku tidak ingin menjebol Nirwana atau Kebajikan tidak hendak menciumku, Dia tetap akan membuat kami melakukannya.
"Dia penulis cerita yang ulung, bukan, Bocah?"
Dari balik cemara, satu makhluk besar berbadan legam merambat pelan-pelan, menguarkan aura tidak menyenangkan yang amat Jaehyun kenali. Aura mengusik itu bagaimanapun adalah bagian dirinya yang lama. Sekujur tubuh makhluk asing ini juga dijilat api yang seakan abadi, tetapi ia tidak menampakkan rasa sakit sama sekali.
"Kaukah Dosa yang baru?"
"Cuma ada satu Dosa yang diciptakan." Makhluk hitam menyeringai. "Aku Iblis, dan aku tidak mau disamakan dengan seonggok kegagalan."
Jaehyun geram, tetapi ia tidak merasakan nyala api sedikit pun dalam pembuluhnya.
"Kekuatanmu telah dilucuti oleh-Nya, begitu pula Kebajikan. Jika Dia memberikan kalian kekuatan yang sama seperti sebelumnya, berarti Dia akan mengulang kesalahan-Nya terdahulu."
Tuhan tidak pernah salah, bahkan walaupun Nirwana runtuh akibat kejanggalan ciptaan-Nya. Jaehyun yang meyakini itu berjalan kembali, tidak menggubris makhluk baru yang terus mengoceh soal betapa agung dirinya dibanding ciptaan-ciptaan Tuhan yang lain, juga betapa malang Jaehyun serta kekasihnya yang kini tidak memiliki kekuatan apa pun. Selain itu, bahkan saat sudah dihukum di Bumi, Jaehyun dan Kebajikan sekali lagi hidup sebagai dua jenis ciptaan yang berbeda.
Kening Jaehyun berkerut. "Apa maksudmu?"
"Sekarang, kau adalah Pria, sedangkan dia Wanita. Detik di mana kalian bertemu kembali dan bercampur, hitung mundur hancurnya Bumi akan dimulai. Gelegak emosi yang kalian rasakan jauh lebih hebat ketimbang saat masih menjadi Dosa dan Kebajikan, maka kelak, jenis kalian akan membawa pertumpahan darah yang bersumber dari nafsu."
"Wah, kutukan yang mengerikan sekali," ejek Jaehyun. "Kau tahu di mana Kebajikan berada?"
"Tidak. Temukanlah dia sebelum aku—atau musuhku—melakukan sesuatu dengannya. Semoga beruntung."
Bersama kalimat terakhirnya, Iblis menghilang dalam kabut. Sejenak, Jaehyun menggerutu sebelum meneruskan pencarian. Ia kemudian tersadar bahwa Iblis menyebut satu pihak sebagai 'musuh', juga menyiratkan bahwa keduanya sama-sama akan membahayakan Kebajikan. Namun, bukankah musuh Iblis harusnya sejinak dan selembut Kebajikan? Mustahil sifat yang demikian akan membahayakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Slumber ✅
FanficDalam pekatnya kegelapan, kamu menemukan fragmen-fragmen perasaan yang terserak. Kisah mereka tidak akan utuh tanpa kamu yang melengkapinya! [Let's play a little game! 28 ficlet dark fantasy featuring 28 97-line idols, 14 couples, 14 different unive...