15 ‖ Bimbang

41K 2.3K 358
                                    

"Kak Bagas kemana sih?." gumam Keyra pelan sembari menggigiti ujung kuku-nya. Bukan apa, tapi dia sangat khawatir dengan keadaan Bagas yang sampai saat ini belum juga pulang ke Rumah. Padahal, jam sudah menunjukan waktu 23.10 malam.

Keyra pun mengambil ponsel yang ada diatas nakas samping tempat tidurnya. Entah sudah berapa kali pesan yang ia kirimkan untuk Bagas. Tapi, tidak ada satu pun pesan yang di balasnya, jangankan di balas, di baca saja tidak.

Menghela nafas sebentar sebelum mengetikan dereran pesan yang akan ia kirimkan lagi untuk Bagas.

From : Keyra
To : Kak Bagas
Kak, Kak Bagas masih dimana?.

Send.

Setelah mengirimkan pesan itu, Keyra pun berjalan kearah ruang keluarga yang ada di rumah barunya itu.

Entah kenapa, ia menginginkan sesuatu. Tapi... Ia ingin Bagas yang mengabulkannya.

Menuruni anak tangga dengan ponsel yang masih berada di genggaman tangannya. Pandangannya lurus kedepan, seakan tengah memikirkan sesuatu.

Bagas bersama Agatha tadi siang. Apakah kali ini juga Bagas sedang bersama Agatha?. Pikiran itu terus saja berkecamuk dalam otak Keyra.

Ia tidak tenang dan tidak akan tenang, sebelum ia melihat Bagas di hadapannya.

Setelah sampai di Ruang keluarga, Keyra pun mendudukan dirinya di sofa yang mengarah langsung ke depan pintu.

'Drttt.. Drttt'

Keyra pun langsung membuka ponselnya dan mendapati pesan yang dituliskan oleh seseorang yang sedari tadi ia tunggu.

Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, Keyra pun langsung membuka aplikasi WhatsApp nya dan membuka pesan yang dituliskan oleh Bagas.

From : Bagas
To : Keyra
Key, maaf Kakak gak bisa pulang dulu. Km kalo mw tidur, tidur aja, jangan nungguin Kakak.

Keyra pun menghembuskan nafasnya lega setelah membaca isi pesan yang dituliskan oleh Bagas.

Mengusap perutnya sebentar, lalu bergumam...

'Tahan dulu ya Dek permintaannya. Ayah kamu masih ada kerjaan.'

***

Sementara disisi lain, Bagas sedang merebahkan tubuhnya disofa yang ada di Apartemen Agatha. Perempuan itu menyuruhnya untuk menginap disini dengan alasan; dia takut sendirian karena rumor tidak enak yang sedang menyebar di seluruh penghuni Apartemen ini.

"Bagas." panggil Agatha dari arah dapur.

Bagas yang tengah memainkan ponselnya pun, langsung mematikannya dan mengalihkan pandangannya kepada Agatha yang sedang berjalan kearahnya.

"Ada apa?." tanya Bagas lembut sembari memainkan surai rambut milik Agatha.

Agatha pun menggelengkan kepalanya lalu memeluk leher Bagas dengan sangat erat. Bagas pun mengernyitkan keningnya bingung saat Agatha memeluk dirinya dengan sangat erat. Sampai-sampai ia jadi kesulitan bernapas.

"Hey.. Kenapa?." tanya Bagas lagi sembari membalas pelukan Agatha lalu mengusap-ngusap punggungnya pelan.

"Aku gapapa." jawab Agatha dengan suara yang serak menahan tangisannya yang hendak keluar.

Bagas pun melepaskan pelukan Agatha lalu memegang kedua bahu perempuan itu dengan tatapan mata yang tajam. Bagas tidak suka dibohongi. Dan ia bisa melihat dari tatapan mata Agatha bahwa perempuan itu sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Aku tanya sekali lagi sama kamu. Kamu kenapa?." tekan Bagas dengan tatapan yang tak kalah tajam dari yang sebelumnya.

"Aku punya suatu permintaan sama kamu Gas," ucap Agatha lirih. Bagas pun menaikan sebelah alisnya seolah berkata 'Apa?'.

"Aku mau..." ucap Agatha menggantung.

"Mau apa?." ucap Bagas tidak sabaran.

"Aku mau kamu ceraiin istri kamu. Aku udah tau tentang perihal kehamilan istri Kamu Gas, dan aku.. Aku siap buat jadi ibu buat bayi Kamu,"

Bagas pun memelototkan matanya kala mendengar serentetan kalimat yang sudah Agatha ajukan kepadanya.

Menceraikan Keyra?, ia tidak pernah berpikir sampai sejauh itu.

"Tapi--"

"Tapi apa Gas?. Kamu udah gak sayang lagi sama aku?. Segitu aja bukti cinta kamu ke aku?." tanya Agatha tidak percaya.

Bagas pun menggeleng kepalanya dengan cepat. Membantah perkataan Agatha yang baru saja di lontarkan oleh perempuan itu.

"Aku sayang sama Kamu." elak Bagas sembari menatap kedua mata Agatha dengan intens.

Agatha pun tersenyum remeh mendengarkan elakan Bagas yang mengatakan bahwa; Bagas masih mencintai dirinya.

"Aku gak percaya sama Kamu." ucap Agatha sembari melipat kedua tangannya di dada.

Bagas pun menangkup kedua pipi Agatha lalu mengusapnya dengan pelan.

"Aku Sayang sama Kamu Felis. Kamu harus percaya sama Aku." ucap Bagas berusaha membuat Agatha kembali percaya kepadanya.

Agatha pun melepaskan tangan Bagas yang ada di kedua pipinya dengan kasar.

"Aku gak mau kamu cuman bisa buat ngumbar janji." jawab Agatha dengan ketus.

"Apa yang harus aku lakuin supaya Kamu percaya lagi sama Aku?." ucap Bagas parau.

Agatha pun tersenyum penuh kemenangan mendengar ucapan Bagas barusan. Ucapan itulah yang sedari tadi ia tunggu.

"Tunggu sebentar." ucap Agatha lalu melenggang pergi menuju kamarnya yang ada di Apartemen ini.

Bagas pun menatap kepergian Agatha dengan alis yang bertaut bingung.

Setelah menemukan apa yang dicarinya, Agatha pun langsung berlari kearah Bagas yang masih menatapnya dengan tatapan bingung.

"Kamu bawa apa?." tanya Bagas menatap selembar kertas yang dipegang oleh Agatha.

"Kamu masih cinta kan sama aku?." tanya Agatha sekali lagi.

Bagas pun mengusap wajahnya dengan kasar. Sudah berapa kali ia bilangkan?, ia masih dan akan selalu mencintai Agatha-nya.

"Gak usah dijawab pun, kamu pasti udah tau sama jawabannya Felis." ucap Bagas serius.

Agatha pun tersenyum manis lalu menyodorkan selembar kertas dan pulpen tepat dihadapan Bagas.

"Kalau begitu, tanda tangani ini."

***

Satu kata buat AGATHA... (?)

Oh iya, insyaallah gue mau double up.. Tapi dikasih jarak buat waktunya.. ya.. hehe...


Btw, itu yg diatas KEYRA yahhh...

Marrying With A Lecturer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang