16 ‖ Perjanjian

42K 2.2K 240
                                    

"Maksud kamu?." Bagas menatap Agatha dengan tatapan bingung.

Terdengar helaan nafas kasar dari perempuan yang ada di sebrangnya.

"Tuh kan, aku bilang juga apa, kamu gak cinta sama aku." rajuk Agatha sembari membalikkan badannya memunggungi Bagas.

"Ok aku bakal tanda tangani ini. Tapi aku gak ngerti, itu kertas apa?." ucap Bagas dengan raut wajah yang kentara sekali sedang kebingungan.

"Ini surat perjanjian." jawab Agatha sembari menyodorkan kertas dan pulpen itu kembali.

Bagas pun buru-buru mengambilnya lalu membaca tulisan yang ada di kertas itu dengan teliti.

"Maksud kamu, kamu mau aku ceraiin Keyra setelah dia melahirkan?," tanya Bagas yang langsung diangguki Agatha dengan cepat.

"Lalu, bayi itu menjadi milik kita?." lanjut Bagas yang ditanggapi dengan anggukan kepala kembali.

Bagas pun memijat-mijat pelipisnya. Setelah membaca tulisan itu, entah kenapa membuat kepalanya berdenyut pusing.

"Ayo Gas, tanda tanganin." rengek Agatha sembari menaruh pulpen tepat di telapak tangan Bagas.

"Tapi--"

"Gak ada tapi-tapian." tegas Agatha lalu menatap Bagas dengan tajam.

Menghela nafas sebentar sebelum ia meraih kertas yang akan ia tanda tangani. Jantung nya berdegup dengan cepat. Sebagian hatinya melarang keras untuk ia menanda tangani kertas itu. Tapi sebagian hatinya seolah mendukung bahwa ini adalah keputusan yang terbaik. Ya, semoga.

"Sudah." ucap Bagas setelah ia selesai menanda tangani surat itu.

Agatha pun tersenyum puas melihat kertas yang sudah ditanda tangani oleh Bagas. Ia pun menatap Bagas yang sekarang berada di hadapannya.

"Inget Bagas. Kamu gak boleh ingkarin janji kamu, perjanjian ini bermatrai kalo kamu lupa." peringat Agatha tajam.

***

Keyra yang sudah siap untuk berangkat ke kampus pun langsung mengurungkan niatnya kala seorang wanita paruh baya berdiri memunggungi nya di teras depan rumahnya.

"Maaf, cari siapa ya?." tanya Keyra sopan.

Mendengar suara yang sedari tadi ditunggunya pun langsung membalikan badannya untuk menatap sang empunya suara.

Keyra pun membelalakan matanya setelah melihat wajah seorang wanita paruh baya tadi yang berdiri memunggungi nya.

"Mama." pekik Keyra histeris.

Ya, orang yang dipanggil dengan sebutan Mama pun langsung merentangkan tangannya bermaksud untuk memeluk menantu kesayangannya.

"Keyra kangen banget sama Mama. Mama kenapa gak suka ngunjungin Keyra sama Kak Bagas lagi?." tanya Keyra sembari mempererat pelukannya.

"Maafin Mama ya jarang ngunjungin kalian. Abisnya Mama sibuk sayang." ucap Della-- ibu kandungnya Bagas.

Keyra pun melepaskan pelukannya lalu menatap wajah sang Mama mertua.

"Iya gapapa. Oh iya, tumben Mama kesini, ada apa?."

"Gak ada apa-apa, Mama cuman kangen aja sama kamu. Oh iya si Bagas kemana?." tanya Della sembari melihat kedalam rumah yang kebetulan pintunya masih terbuka lebar.

Keyra pun menggigit bibir bawahnya bingung. Apa yang harus ia katakan kepada Mama mertuanya?, gak mungkin kan kalo dia bilang; Bagas gak pulang sedari malem Ma.

"Mmm... Kak Bagas..."

"Kak Bagas..." ulang Della sembari menatap wajah menantunya yang keliatan kebingungan.

"Aaa... Itu Kak Bagas." ucap Keyra sembari menunjuk mobil Bagas yang baru memasuki pekarangan rumahnya.

Della pun menatapnya mobil Bagas dengan alis yang bertaut bingung.

"Loh, Bagas, kamu darimana?." tanya Della setelah melihat sang anak yang baru keluar dari mobilnya.

Mendengar suara Ibu nya, Bagas pun langsung mendongakkan kepalanya.

"Mama." gumam Bagas.

"Kamu darimana?, kok pagi-pagi udah keluar sih?." tanya Della sembari menatap Bagas dengan tajam.

"Mmm... Bagas--"

"Kak Bagas abis ngebeliin makanan buat Keyra Ma. Keyra tadi subuh pengen banget makan sate." potong Keyra cepat.

Bagas pun membelalakan matanya. Sebelum berujar...

"Kapan--"

"Yaudah yuk Ma, kita masuk kedalem aja." potong Keyra lagi.

Sadar dengan keanehan yang ditimbulkan oleh kedua pasangan ini, Della pun menatap mereka berdua bergantian.

"Kalian gak lagi ngebohongin Mama kan?."

"Enggak Ma, kita gak bohong kok." elak Keyra cepat.

Bagas yang sudah mengerti dengan keadaan yang ada disekitarnya pun langsung mengangguk-anggukan kepalanya, membenarkan apa yang diucapkan oleh Keyra.

"Kalo begitu, mana satenya Gas?." tanya Della lagi.

Bagas pun menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Ehh... Anu Ma.. Tadi--"

"Satenya gak ada ya Kak?, oh ya udah gapapa, lagian Keyra juga tadi mintanya kepagian." potong Keyra lagi.

Della pun menatap Bagas dengan tajam. Seolah sedang mengintrogasi sang putra.

"Bener Gas, satenya gak ada?." tanya Della tidak percaya.

Bagas pun mengangguk-anggukan kepalanya beberapa kali.

"I.. Iya Ma.. Satenya gak ada, padahal Bagas udah nyari kemana-mana." ucap Bagas bohong.

Della pun menatap wajah sang menantu kembali.

"Sayang, kamu masih mau satenya?." tanya Della lembut seraya mengusap-ngusap rambut Keyra yang tergerai panjang.

Keyra pun menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Enggak Ma, Keyra udah gak mau."

Della pun tersenyum mendengar jawaban dari menantunya.

"Yaudah, yuk kita masuk. Oh iya sayang, kamu jangan masuk kuliah dulu ya.. Titip absen aja sama Bagas. Mama pengen jalan-jalan abisnya sama kamu." ucap Della sembari berjalan memasuki rumah anak dan menantunya.

Keyra yang berada disampingnya pun langsung mengangguk-anggukan kepalanua beberapa kali.

"Iya Ma."

***

Bersambung...

Sorry kemaren lupa up :v

Jangan lupa Voment nya ya...



Nih, dapat salam dari si dosen plin-plan :v

Nih, dapat salam dari si dosen plin-plan :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Marrying With A Lecturer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang