Selama empat puluh hari ke depan, aku membiarkan Jamaika berada di rumahku. Aku berbicara dengan Jamaika pelan-pelan, supaya orang tuaku yang tak percaya aku bisa melihat 'itu' tak curiga.
"Aku mau ke mall. Beli persediaan makanan. Ikut?"
"Apa nggak papa?"
"Nggak papa, orang lain juga nggak bisa lihat kamu." Maklum, Jamaika hantu baru. Setengah bagian dirinya merasakan bahwa dia masih hidup. Itu wajar.
"Ayo."
👽👽
"Gandi!" seru Jamaika tiba-tiba kala sudah tiba di pusat perbelanjaan mall. Dia menyodorkan sebuah pisau tajam, seperti samurai. Entah darimana dia mendapatkannya.
"Buat apaan pisau ginian?"
"Buat simpenan, biar kalo suatu saat lo minta gue buat bunuh lo, gue udah ada alatnya."
Jamaika menyengir. Sesekali duduk di atas rak makanan, di troli orang tanpa rasa bersalah. Badan lampahnya lincah. Rambutnya bergerak terus.
"Gandi, kalo aku minum obat pembersih lantai ini, aku bisa mati buat yang kedua kalinya, nggak?"
Dia lucu.
---
#TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
31DWC-2 (Ghost Love)
HorrorBagi Gandi, bisa melihat hantu itu biasa saja. Tapi, semenjak dia mengenal hantu yang mendadak ada di kamarnya suatu hari... semuanya berubah.