Jamaika ada di balkon kamarku. Ketika aku pulang, sendirian, aku menemukannya sedang menatap langit senja.
"Gandi," panggilnya.
Aku hanya menaikkan alis. Ada beberapa pertanyaan yang aku pendam sementara ini.
"Apa?"
"Lo udah gede."
"Iyalah," jawabku.
"Lo udah nggak takut lihat hantu? Nggak kaget lihat gue?"
Aku terkekeh. "Aku nggak lagi sara bara. Kebiasa."
"Lo pernah suka sama orang?" Jamaika mendadak bertanya begitu.
"Pernah."
"Siapa?"
"Emang penting banget, ya, kamu nanya gitu?"
"Nggak." Jamaika berpikir. Dia maju, melayang di depan balkon. "Nggak tahu maksudnya."
"Sekarang gantian aku yang nanya, boleh?"
"Nanya aja."
"Ini buat yang terakhir, Jamaika. Apa yang sampai sekarang membuat kamu menetap. Aku, Diego, Orchid nggak tahu jawabannya. Tapi kita ingin kamu tahu, kamu nggak sepantasnya di sini."
Ini sudah menginjak hari ke empat puluh, seharusnya aku tak melihat Jamaika lagi.
Jamaika menatapku teduh. "Kalau gue bilang semua itu karena lo, lo percaya?"
--
#TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
31DWC-2 (Ghost Love)
HorrorBagi Gandi, bisa melihat hantu itu biasa saja. Tapi, semenjak dia mengenal hantu yang mendadak ada di kamarnya suatu hari... semuanya berubah.