2. Surat untuk Orchid

872 63 10
                                    

Apa maksud hantu perempuan kurus ini?

Aku termenung, hendak tak peduli pada hantu di depanku ini. Tapi tindakannya melarangku membuatku mau tak mau berbicara dengan hantu sepertinya setelah sekian lama.

"Kenapa?" Aku bertanya tanpa menoleh ke arahnya.

"Gue tahu lo dapet amplop itu dari Orchid!" serunya, mendadak tertawa. Aneh, padahal tadinya dia menangis. "Besok di sekolah kembaliin ke dia, ya, Gandi. Itu penting buat dia," katanya nonformal lagi.

Orchid? Siapa lagi Orchid? Perempuan yang menjatuhkan amplop di stasiun tadi?

"Kamu tahu darimana nama aku Gandi?"

"Gue tahu dari hantu di sini. Gandi. Nama yang bagus. Lagipula sebelum gue mati, gue udah kenal sama lo."

"Tapi akunya yang nggak kenal kamu!" Aku mengamati amplop di genggamanku penasaran. "Emang isinya apa?"

"Isinya surat. Kata selamat tinggal," ujar hantu itu, mendadak raut wajahnya muram.

Aku memutar bola mata, malas. "Oke. besok aku kembaliin, tapi setelah itu semua selesai dan aku nggak akan berurusan sama kamu lagi!"

"Gandi..."

Aku diam.

"Gue tinggal di rumah lo selama 40 hari aja, boleh, ya. Setelah itu gue bener-bener akan pergi, kok. "

"40 hari? Artinya kamu baru meninggal kemarin? Kenapa?!"

"Gue ragu nyuruh lo gimana-gimana gitu. Tapi mungkin lo perlu baca surat itu. Gue berubah pikiran."

Gandi cepat-cepat membacanya.

Tuesday, 3 a. m

Orchid, bukan berarti gue meninggal, gue tiada.

Gue tetap ada.

Makasih udah nemenin gue. Di saat terakhir. Seperti nodula yang mengiringi wajah gue, lalu hilang berjalannya waktu. Sesetia itu.

Gue tahu gue bakal mati, dan surat ini gue tulis guna memperjelas janji gue bahwa gue akan memberi kebahagiaan buat lo meski gue udah mati.

Ditulis dengan air mata,
Jamaika.

"Jamaika? Kamu perempuan yang kata sekolah batal lomba bareng aku itu?! Intinya kenapa lo bisa meninggal? Satu sekolah nggak tahu alasannya."

"Gandi... "

"Kenapa!"

"Gue bunuh diri!"

---
#TBC!

31DWC-2 (Ghost Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang