Jamaika menyodorkan sebuah obat pembersih lantai, membuat benda itu melayang-layang.
"Kayaknya gue emang bisa mati untuk kedua kalinya, Gandi," sahutnya lebih antusias.
Dia lucu. Aku mengakuinya.
Tidak ada yang bisa mati dua kali, bukan? Konyol.
Hanya Jamaika, satu-satunya hantu yang kutahu ingin mati lagi, di saat banyak dari hantu lain justru ingin hidup kembali.
👽👽
Sepanjang perjalanan pulang, aku bertemu banyak sekali hantu di jalan. Kepala terbelah, lidah hilang, mata terkoyak, leher terpenggal, banyak dari itu semua ciri-cirinya. Banyak hantu itu berwajah sedih, meminta pertolonganku. Aku tak acuh. Jamaika mengekoriku.
"Jamaika. Kamu emang berbeda dari hantu lainnya," kataku sambil berjalan kaki membawa barang-barang.
"Gue hantu limited edition kali!"
"Bukan. Bukan itu maksud aku."
"Terus apa?!"
Kamu cantik, baik, lucu. Bahkan setelah menjadi hantu pun kamu tak pernah terlihat mau menyusahkan.
"Nggak papa. Nggak jadi."
Jamaika memberengut, bingit.
"Setelah naruh barang belanjaan di rumah, lo mau ke mana lagi, Gandi?"
"Ke suatu tempat."
Ke makam kamu.
Bagaimana pun juga, aku harus mengakhiri kisah ini.
Sebelum semuanya runyam dan aku tak mampu mengendalikannya lagi.
--
#TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
31DWC-2 (Ghost Love)
HorrorBagi Gandi, bisa melihat hantu itu biasa saja. Tapi, semenjak dia mengenal hantu yang mendadak ada di kamarnya suatu hari... semuanya berubah.