15. Rumah Orchid

402 32 5
                                    

Beberapa hari ke depan, Jamaika hanya merenung di depan teras rumahku. Tatapannya kosong. Dia enggan cerita lagi tentang Diego, semuanya.

"Hari ini lo kosong nggak, Gandi?" tanya Jamaika ketika aku duduk di sampingnya sembari meneguk teh hangat.

"Aku ada latihan musikalisasi di sekolah pagi ini."

"Oh—"

"Tapi pulang latihan aku kosong!" sanggahku. "Kamu mau apa?"

"Nanti kita ke rumah Orchid, ya, Gandi."

👽👽

Sepulang latihan musikalisasi, aku menemani Jamaika ke rumah Orchid. Ini pertama kalinya aku ke rumah gadis itu.

"Ada apa sama Orchid? Kali ini kenapa lagi?" tanyaku sambil memberhentikan kendaraan ke tepi rumah bertingkat yang tak lain adalah rumah Orchid.

"Katanya lo penasaran sama Diego."

Aku diam sebentar.

"Katanya lo penasaran kenapa gue sedih," sahut Jamaika lagi. "Dan katanya lo kepo kenapa gue bunuh diri, gimana teknisinya; menigas leher, dibunuh atau gimana."

Aku mengangguk.

"Lo mau tahu jawabannya?"

Aku berpikir.

"Mau."

Jamaika keluar, menembus pintu mobil. Dia menunjuk rumah tingkat berdominan warna cokelat tua-muda, besar dan dikelilingi pohon rindang.

"Orchid tahu semuanya, Gandi."

--

#TBC!

31DWC-2 (Ghost Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang