2. That XX Part 5

2.3K 364 17
                                    

~

Siang ini adalah salah satu siang di akhir pekan. Siang dimana Nenek sang Kaisar memberi sebuah hadiah berupa jadwal pijat mewah untuk Kaisar dan istrinya. Lisa tidak benar-benar menginginkannya, di pijat oleh Jiyong terasa jauh lebih menyenangkan dibanding menghabiskan waktu bersama Kaisar Jeon. Bertemu pria itu setiap kali ada acara resmi saja sudah membuat Lisa muak.

"Bisa tutup tirainya?" tanya Lisa setelah ia naik keatas ranjang pijatnya. "Aku malu pada Kaisar," lanjutnya setelah melihat seorang pelayan wanita menutup tirai diantara ranjang pijatnya dan milik Kaisar.

Lisa sudah lebih dulu siap di posisinya, ketika Jungkook kemudian datang selepas mandi.

"Tidak bisakah kita berbaikan? Berhentilah marah tanpa sebab begini, Permaisuri," ucap Kaisar Jeon yang kemudian juga ikut naik keatas ranjang pijatnya. Ia meminta orang yang akan memijat mereka untuk menunggu di luar, sementara ia bicara dengan Permaisuri.

"Aku tidak marah Kaisar," jawab Lisa terdengar sangat dingin. Sama sekali tanpa repot-repot untuk bergerak dari posisinya. Kepalanya sibuk membayangkan candaan-candaan dan tawa Jiyong setiap kali mereka menghabiskan malam bersama.

"Lalu kenapa kau selalu menyodorkan surat itu setiap kali aku ingin menghabiskan malam bersamamu Permaisuri? Padahal sudah ku katakan berkali-kali kalau aku tidak akan menandatanginya,"

"Apa yang membuat anda enggan menandatanginya Kaisar? Sejak awal anda tidak menyukaiku,"

"Sekarang aku menyukaimu, Permaisuri, aku juga membutuhkanmu-"

"Anda menertawakanku dan menyebutku kurang ajar ketika aku bilang anda akan membutuhkanku," jawab Lisa yang kemudian membuat Jungkook bangun, hendak menghampiri gadis itu. Jungkook tahu, alasan kenapa Nenek menghadiahkan mereka sebuah acara pijat bersama. Jungkook tahu kalau sang Nenek menyadari perselingkuhannya, hanya saja rasa-rasanya sang Nenek tidaklah tahu kalau Permaisurinya itu sudah beberapa kali menjejalinya dengan surat cerai. "Bisakah kita memulai pijatnya?" tanya Lisa ketika ia menoleh dan melihat Jungkook menggeser tirai di antara mereka.

"Kau sangat senang saat kita menikah waktu itu. Aku meragukan kemampuanmu lalu kemudian kau membuktikan pengaruhmu. Ya, saat menikah aku memang sedikit bingung dengan perasaanku dan aku belum benar-benar menyukaimu. Lalu sekarang kau dan pesonamu berhasil membuatku menyukaimu. Kenapa 1 bulan terakhir ini kau menejejaliku dengan surat cerai?"

Karena, dalam waktu 1 bulan terakhir ini, pria yang benar-benar Lisa inginkan mendambakan perceraian itu. Sudah lebih dari 1 tahun mereka menikah, dan sudah lebih dari 1 bulan Lisa menjalin hubungan studio dengan G Dragon. Lisa memang membenci Kaisar dan asistennya itu, namun ia tidak bisa melepaskan posisi Permaisuri pada gadis jahat seperti asisten Kang, Lisa tidak ingin kalah dari asisten Kang hingga ia berusaha keras untuk menunjukan pengaruhnya di sana. Namun sepertinya, sang Kaisar salah mengartikan tujuan dari usaha dan kerja keras Lisa itu— untuk menjadi Permaisuri sungguhan.

"Salah satu kewajiban seorang Permaisuri adalah menjadi cantik dan mempesona untuk Kaisar. Aku hanya melakukan kewajibanku untuk menjadi cantik, dan kalau itu membuat Kaisar terpesona, kurasa sudah terlambat? Anda terpesona di waktu yang salah Kaisar, sekarang aku sudah sangat muak melihatmu,"

"Kenapa kau muak melihatku? Aku melakukan kesalahan? Kau marah karena bunga aster? Aku sudah meminta maaf bahkan membuatkanmu taman aster di depan istana, ku pikir masalah kita sudah lama selesai,"

"Anda membuatnya di depan istana? Aku hanya di izinkan berjalan-jalan di dalam istana Kaisar, aku tidak bisa menikmati hadiah darimu itu," ucap Lisa yang kemudian sedikit tersentak karena Jungkook tiba-tiba saja membuatnya berbaring di atas ranjang pijatnya dan menindihnya. "Kaisar, bisakah anda turun? Ibu Suri bisa sangat marah kalau melihat ini, ini sama sekali tidak bermartabat," ucap Lisa sembari memalingkan wajahnya ketika Jungkook mencoba untuk menciumnya.

Lisa juga akan mengatakan hal yang sama ketika Jiyong melakukannya, hanya saja, bedanya, Lisa tidak akan sanggup memalingkan wajahnya dari Jiyong ketika pria itu melakukan sesuatu yang persis sama dengan Kaisar saat ini. Mengingatnya membuat Permaisuri ingin segera berlari dan menemui Kwon Jiyong sekarang juga.

Jungkook membatalkan serangannya. Pria itu kemudian menyerah pada sikap sekeras batu yang Lisa tunjukan dan kembali ke tempatnya. Jungkook sempat memaksakan sebuah ciuman namun Lisa benar-benar mendorongnya dengan sangat kuat, membuat Jungkook yang tidak siap dengan dorongan itu harus mengalah.

"Aku akan menemuimu di ruanganmu nanti malam Permaisuri," ucap Jungkook yang kemudian menyerah karena Lisa sudah berteriak memanggil para pelayan yang akan memijat mereka.

"Ya, Kaisar, aku akan menunggumu," balas Lisa usai memastikan Jungkook sudah berada di sisi lain tirainya dan tirai itu sudah tertutup sempurna. Lisa menikmati pijatan di punggungnya, mulai hampir terlelap ketika ia merasakan sesuatu yang ganjil di balik tirainya.

Di balik tirai yang belum lama di tutup, Lisa masih dapat mendengar suara Jungkook.

"Mulai dari bahuku nona Choi," ucap Jungkook, menjadi kata-kata terakhir yang Lisa dengar setelahnya.

Seseorang menyentuh bahu telanjang sang Kaisar usai mendengar perintah sang Kaisar itu. Namun bukannya memijat, tangan itu justru mengusap lembut bahu sang Kaisar. Sapuan lembut sebuah tangan di bahu, membuat sang Kaisar kemudian menoleh dan sedikit terkejut ketika melihat asistennya disana. Lebih terkejut lagi ketika sang asisten, Kang Seulgi, memintanya untuk berbaring dan naik ke atas perutnya. Bersiap untuk mencumbu sang Kaisar. Memanjakan sang Kaisar yang baru saja di tolak Permaisurinya.

Rasanya tenggorokan Jungkook tercekat, rasanya jantungnya terpacu sangat cepat. Jungkook khawatir akan ketahuan namun ia menyukai sensasi khawatir itu. Ia tahu kalau sikap Kang Seulgi saat itu terlalu beresiko, namun ada gelitik perasaan aneh yang mendebarkan saat itu. Rasa khawatir dan takut Permaisuri menangkap basah mereka membuat Jungkook semakin bergairah— sempat menindih Permaisuri dan mencium aroma bunga dari tubuhnya saja sudah cukup menggairahkan tadi.

"Berani sekali kau naik kesana Nona— Choi?" ucap Lisa sama sekali tanpa bergerak dari posisinya, gadis itu tetap menikmati pijatan yang di terimanya namun merasa lucu pada tingkah si asisten yang mungkin merasa semakin terancam. "Kau pikir kita sedang syuting film porno Nona? Turun dan jauhi Kaisar, atau haruskah aku kesana, menjambak rambutmu dan menyeretmu keluar seperti mengusir pelacur di drama TV? Goda Kaisar di ruangannya, saat hanya ada kalian berdua di sana, jangan membuat para pelayan dan pekerja harus pura-pura tuli seperti ini,"

~

CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang