"Ini gawat, bagaimana cara mengalahkannya?" ujar Azuya.
"Hanya ada satu cara, kita harus memiliki robot seperti dia," sahut Roman.
"Tapi kita 'kan tidak punya robot seperti itu," sahut Blane.
"Mungkin ada fitur seperti itu juga di spaceship kita," ujar Roman.
"Tapi bagaimana caranya kita membawa spaceship itu kemari? Bukannya spaceship itu ada di planet Xero?" sahut Ice.
"Soal itu serahkan padaku dan Enderika. Kami memiliki kemampuan teleportasi, jadi kami bisa membawa spaceship itu kemari," sahut Dilla.
"Baiklah, kuserahkan pada kalian," ujar Roman.
*pofftt!!*
*pofftt!!*
"Kalian terlalu lama berdiskusi!" seru Razera sambil menarik sebuah tuas.
"Misil Kegelapan! Luncurkan!"
*psiuuu!!!*
"Kubah hologram!"
*DHUAARR!!!*
"Hufftt, untung kita selamat," ujar Ice.
"Semuanya! Kita ulur waktu selama Dilla dan Enderika mengambil spaceship kita!" seru Roman.
"Siap!!!"
Sementara itu, di planet Xero...
*pofftt!!*
*pofftt!!*
"Ini dia spaceship nya, ayo cepat kita bawa pergi," ujar Dilla yang baru saja muncul di dekat pesawat bersama Enderika.
Tiba-tiba terdengar suara geraman.
*gro...ou...*
Segerombolan husk keluar dari balik pesawat dan mendekati Dilla serta Enderika.
"Cih! Husk-husk itu! Aku lupa kalau mereka masih ada disini!" ucap Dilla.
Dilla dan Enderika segera masuk ke dalam spaceship. Para husk itu tidak tinggal diam dan mengikuti mereka berdua. Sekarang para husk itu ada di depan pintu pesawat dan hendak masuk ke dalam pesawat.
"Enderika! Kau tahan mereka sebisamu! Jangan sampai mereka masuk! Aku akan mengurus kemudinya!" perintah Dilla yang langsung disahut oleh suara khas enderman milik Enderika.
Enderika segera menutup pintu spaceship dan menahan pintu dengan tubuhnya sementara Dilla berlari ke ruang kemudi pesawat. Para husk berusaha mendobrak pintu. Sepertinya Enderika tidak akan bisa menahan pintu itu lebih lama lagi.
Sementara itu, di ruang kemudi, Dilla kebingungan melihat banyaknya tombol dan tuas yang rumit di depannya.
"Astaga, ini lebih rumit daripada Airplane Simulator! Ini kemudinya, kah? Lalu... ini mungkin tuas untuk meluncurkan pesawat. Tapi aku tidak yakin. Tunggu, panel apa ini?"
Perhatian Dilla teralihkan oleh sebuah panel biru dengan tulisan 'Power Source' di atasnya.
"Power Source? Sumber kekuatan? Aku tidak yakin, sih, tapi coba kuletakkan pedang ini," kata Dilla sambil mengeluarkan pedang Ender miliknya dari inventory dan meletakkan di panel biru itu.
*tiikk*
Pedang Dilla terserap ke dalam panel biru itu. Kemudian terdengar suara sistem yang berkata:
"New power source, Ender Sword, has received. Confirming Ender Power."
"Complete! Ender Power has ready to used."
(Btw, itu bahasa inggrisnya bener gak sih? :v)
"Berhasil! Ngomong-ngomong, apakah pesawat ini memiliki fitur untuk berubah menjadi robot juga, ya?"
Dilla mengedarkan pandangannya ke deretan tombol dan tuas di hadapannya. Kemudian matanya menangkap sebuah tombol dengan tulisan 'Transform' di atasnya.
"Ini kah? Entahlah, coba saja," katanya sambil menekan tombol itu.
*tiiik*
"Transforming...."
Pesawat itu bertransformasi secara perlahan, membuat husk-husk yang sedang mendobrak pintu mundur menjauh.
"Transformation Complete! Space Robot Justice has ready to used!"
"Baiklah, waktunya kembali!"
*pofftt!!*
Robot itu berteleportasi menuju tempat Roman dkk.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Animator Indonesia Season 2: SpaceBattle
Fiksi PenggemarPara animator mengira mereka sudah bisa keluar dari dunia virtual yang menjebak mereka. Namun ternyata itu hanyalah awal dari semuanya. Demi keluar dari dunia itu, para animator menjadi pejuang galaksi di dunia virtual tersebut. Berhasilkah mereka k...