Chapter 31: Pengorbanan Beruntun (3)

118 12 3
                                    

Sementara itu, para animator tengah berdiam di dalam pesawat luar angkasa milik mereka. Wajah mereka menunjukkan bahwa mereka sedang depresi. Perasaan panik, takut, marah, sedih, dan kehilangan bercampur aduk di dalam hati mereka. Mereka tak mampu berekspresi, hanya mampu berdiam dengan wajah tanpa ekspresi.

Tiga jam telah berlalu semenjak mereka meninggalkan Planet Terra. Duka yang mendalam masih mengiris hati mereka. Bahkan, sang pemimpin yang biasanya mampu menguasai situasi apapun kali ini bersikap tak jauh berbeda dengan sahabat-sahabatnya. Ia mengemudikan spaceship dengan wajah tanpa ekspresi.

Tiba-tiba, pesawat luar angkasa yang mereka naiki terguncang, menyebabkan para animator terlempar.

"Apa itu?!" ucap Blane sembari memegangi bahu kanannya yang terhantam lantai spaceship.

"Teman-teman, lihat!!" Brian berseru sembari menunjuk ke kaca belakang. Tampak sebuah pesawat luar angkasa berwarna merah darah berada tak jauh dari pesawat milik mereka. Ya, pesawat itu adalah spaceship milik Chaos.

"Sial!! Bagaimana ini?!" umpat Azuya. Ia sungguh panik karena belum siap untuk menghadapi Chaos.

"Biar aku saja yang menjadi umpan." Ice berucap sembari mengenakan spacesuit dan jetpack miliknya.

"Jangan, bodoh!! Kau ingin mati?!" Azuya berusaha mencegah Ice.

"Dia benar, kita baru saja kehilangan seorang teman, dan kami tak siap untuk kehilangan lagi!!" ujar Huda.

"Tolong jangan halangi aku ...," ucap Ice.

"Ice, jangan!!! Lebih baik kita melawannya bersama-sama daripada-"

"Ada apa, Roman?" Ice memotong ucapan Roman. "Biasanya kau yang paling bisa menguasai situasi. Dengar, aku akan menjadi umpan, dan kalau bisa aku akan menghabisi Chaos. Kalian sebaiknya menyelamatkan diri saja."

"Tenang saja, aku ini kuat, lho."

"Apa yang kuat?! Bukankah waktu itu kau juga melihat kekuatan Chaos yang amat besar?!"

"Kalian tidak percaya padaku?" ujar Ice.

"Tapi ...."

"Sudahlah, biarkan dia pergi," ucap Roman. "Jika dia menjadi umpan, maka peluang selamat kita akan menjadi lebih besar."

"Terima kasih atas pengertiannya, Roman." Ice berujar sembari tersenyum.

Roman mematikan motor spaceship, mengakibatkan para animator, membuka pintu spaceship, dan mengaktifkan laser barrier kedap udara yang berfungsi untuk menahan udara agar tak keluar dari spaceship.

"Tunggu!!" Azuya mencoba melilit Ice dengan menggunakan sulur air. Namun, ia terlambat. Ice telah lebih dulu mengaktifkan jetpack miliknya dan menembus laser barrier kedap udara dengan kecepatan penuh. Roman segera menutup pintu spaceship, menyalakan motor, dan menonaktifkan laser barrier kedap udara.

"Roman, kenapa kau biarkan dia pergi?" tanya Naffy.

"Kita harus percaya pada kekuatannya." Roman berucap sembari memandang lurus ke depan, sebelum akhirnya menjalankan spaceship dengan kecepatan maksimum.



















(bisa diputar backsound di atas 👆)





Pesawat luar angkasa milik para animator telah menjauh dari sana.

"Inilah saatnya," ucap Ice sembari berbalik dan menatap pesawat luar angkasa milik Chaos.

"Lawan aku!!!" seru Ice sembari melesat menggunakan jetpack miliknya.

Animator Indonesia Season 2: SpaceBattleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang