Menyiksa diri

827 84 33
                                    

Menghabiskan waktu berdua dengan pasangan sendiri adalah hal yang paling menyenangkan. Kita bisa bercerita, tertawa, dan yang paling penting bisa bermanja manja. Entah itu hanya menyandarkan kepala ke pundak, menggenggam tangan satu sama lain itu sudah lebih dari cukup kok.

"Krist...." panggilnya

"Krist...." panggilan kedua

"Krist...." bahkan sampai panggilan ketiga orang yang dipanggil tidak mendengarnya. Padahal jarak mereka kurang dari 5 senti meter. Sangat dengat kan.

"Krist, sayang...." panggilan ke empat baru yang di panggil tersadar itu juga sambil mengelus ujung kepalanya.

"Iya, august. Ada apa?" Tanya krist

"Bukannya aku yang harus bertanya? Kamu kenapa melamun seperti itu. Aku sudah memanggil nama mu berkali kali. Tapi kamu diam saja. Apa ada yang sedang kamu pikirkan? Kamu bisa menceritakannya padaku",

"Tidak ada apa apa kok. Aku hanya menikmati udara sejuk dan pemandangan danau yang indah itu. Serta matahari yang terbenam"

"Jika ada sesuatu yang jadi beban pikiranmu. Kamu bisa menceritakannya padaku"

"Iya, tenang saja. Aku akan menceritakannya jika itu menganggu pikiranku" balas krist

Krist dan august saat ini memang tengah duduk disebuah taman kota yang terdapat danau di tengah tengahnya. Karna entah kenapa danau disini sangat indah untuk menikmati matahari terbenam. Jadi kita tidak harus ke pantai untuk menikmati itu.

Setelah kedatangan singto siang itu. August langsung mengajak krist untuk berjalan jalan keluar. Krist juga harus menikmati udara yang sesungguhnya, bukan hanya udara yang dikeluarkan oleh pendingin ruangan saja.

"Matahari terbenam itu sangat indah ya. Bahkan ketika ia telah menunjukan siapa dirinya di siang bolong. Memberikan sinar yang cukup terang yang mengakibatkan seseorang penduduk di bumi mengeluh karna kepanasan akibat sinarnya. Tapi ia tetap di puja ketika sudah terbenam. Bahkan keindahan yang dipancarkan sinar orange nya membuat mata kita segar. Seolah lelah itu hilang sekita" ucap august

"Terlebih lagi ditemani oleh orang yang kita cintai. Keindahan itu menjadi berlipat lipat. Jika bisa menhentikan waktu. Aku ingin seperti ini terus. Menikmati matahari terbenam bersamamu krist. Hingga salah satu dari kita dipanggil sang pencipta" ucapan august yang terakhir membuat krist tersentak dan menatap wajah august. August hanya membalasnya dengan senyuman. Senyuman yang akan membuat siapa saja melihatnya akan senang dan merasa hangat.

"Kamu mau kan melalukan hal itu nanti?" Tanya august kepada krist

Krist membalikan wajahnya melihat kearah depan. Menatap danau yang menampilkan pantulan sinar orange dari matahari itu.

Krist tidak tau harus menjawab apa. Sepertinya jika dipikir pikir. Krist menjadi terjebak. Ia ingin menerima august karna ia ingin melupakan seniornya itu. Seniornya yang telah lama ia cintain, ia sanjungi. Hingga hari dimana pelecehan itu terjadi. Sakit. Tentu saja. Siapa yang tidak sakit diperlakukan seperti itu. Terlebih lagi sebelumnya seniornya itu baik terhadapnyà. Dan krist, merasa bersyukur. Ada august saat itu. Dan ya august mencintai krist dengan tulus. Dan hal yang sangat luar biasa ditunjukannya august padanya adalah ia mau bertanggungjawab terhadap kandungan krist. Yang bahkan itu bukan hasil pembuahan antara krist dan august.

Aku memang sudah mulai menghilangkan perasaanku pada seniornya itu. Dan membuka hati untuk august. Hanya saja, belakangan ini perasaan itu seolah berontak. Perasaan yang paling besar itu memberontak. Ya kalian tau kan siapa yang dominan diperasaan ini.

Si minoritas ini tidak bisa berbuat apa apa. Hanya tinggal menunggu waktunya saja. Perasaan minoritas ini kalah oleh si mayoritas.

"Aku tidak bisa berjanji apapun. Tapi aku akan berusaha untuk melakukan apa yang kamu mau" balas krist

"Lakukan apa yang ingin kamu lakukan juga krist. Jangan karna keinginanku. Jika seperti itu, aku terlihat seperti seorang pemaksa."

"Aku mencintaimu sungguh. Aku tidak ingin kamu menjadi terbebani dengan keinginanku ini. Jadi mari kita lakukan apa yang kita inginkan. Itu baru pasangan yang sempurna" lanjut august

"Terima kasih karna sudah mencintaiku" balas krist

Hanya ucapan terima kasih saja sudah cukup bagiku. Walaupun aku ingin ada balasan dari kata aku mencintaimu namun aku tidak ingin berharap akan hal itu. Mungkin dulu krist suka membalasnya. Hanya saja belakangan ini ya seperti itu. Kalian paham sendiri kan.

"Apa bayi kita baik baik saja didalam sana" tanya august

"Iya, dia baik baik saja. Dia begitu aktif didalam sana" balas krist

"Aku jadi tidak sabar segara menggendongnya. Melihatnya. Pasti akan sangat lucu. Karna laki laki yang sedang mengandungnya ini sangat manis dan juga tampan"

"Tentu saja akan seperti itu. Aku kan yang mengandungnya"

"Krist.." panggil august untuk mengambil semua atensi krist saat ini

"Iya" balasnya

"Apa kamu siap menikah denganku? Menjadi bagian dari ku?" Tanya august dengan serius

"Tentu saja aku serius. Kita sudah sejauh ini. Dan pernikahan kita juga tinggal hitungan hari ini." Balas krist. Setelah mengatakan itu. Kebimbangan didalam diri krist kembali hadir.

"Terima kasih sudah mengizinkan aku untuk menjadi bagian duniamu krist. Aku sungguh bahagia. Sangat bahagia bisa memilikimu" ucap august sambil menggenggam tanga krist dengan erat seolah tidak ingin melepaskannya.

"Kamu tau, pertama kali melihatmu saat masuk kuliah saat itu. Aku langsung jatuh cinta kepadamu. Yah seperti yang pernah aku ceritakan waktu itu. Dan aku tidak menyangka hari bahagia itu akan datang secepat ini. Dulu aku sempat berpikir. Jika aku tidak akan memiliki ku. Namun, sepertinya tuhan berpihak kepadaku. Ia membawa dirimu kepadaku. Aku sangat bersyukur akan nikmat itu. Dan aku tidak akan menyia-nyiakan nikmat ini" berbicara sambil menatap ke arah danau dan langit secara bersamaan adalah hal yang tepat untuk mengungkapkan syukur.

"Terima kasih sekali lagi krist. Aku akan menjadi orang yang mencintaimu dan anak kita sampai kapanpun. Aku berjanji akan hal itu" sambil menghadap kearah krist dengan mata yang terlihat sangat tulus dan murni.

"Terima kasih juga karna kamu sudah mau menerima kondisi aku seperti ini. Aku akan berusaha untuk menjadi seseorang yang baik. Terima kasih karna mencintaiku dengan tulus"

Dan kalimat dari krist. Menjadi penutup perbincangan mereka. Mereka kembali mentap kearah depan bersamaan. Dengan tangan saling menggenggam satu sama lain.

Di tempat lain, seorang pria berkulit tan sedang berkerja dengan pikiran yang bercabang. Ia masih belum bisa menerima kenyataan yang ada. Walaupun sudah berusaha menerimanya. Hanya saja hatinya berkata lain.

Melihat orang yang kita cintai bahagia dengan orang lain itu sebuah pengorbanankan. Kata orang orang cinta butuh pengorbanan. Ya mungkin dengan mengorbankan ini. Sudah lebih dari cukup.

Ting ting ting

Suara lonceng yang ada direstoran tempat singto berkerja menandakan ada pembeli yang datang.

"Selamat datang di....."

**********

[COMPLETE] Seberapa Jauh Rasa Ini?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang