Tembak Resmi?

597 69 3
                                    

Luka's POV

Aku masih benar benar kalah dibandingkan (Y/N)-

"Sudah, jangan menangis. Bahaya kalau (Y/N) tahu. Bisa gawat," Len-senpai menepuk bahuku, melirik kanan kiri atas bawah, takut (Y/N) bersama Gumi datang.

Aku mengangguk malu. Bisa bisanya seorang Luka Megurine ditemukan menangis di jalan sempit yang gelap bersama seorang senior. Aku mengerjap-kerjapkan mata sambil mendongak keatas agar air mataku tidak tumpah dan masuk lagi ke mata.

Oke, itu kelihatan bodoh, tapi aku selalu melakukannya setiap aku merasa emosional, ingin menangis.

"Senpai. Mari kembali kesana, aku takut mereka berdua curiga."

Len-senpai mengangguk singkat, lalu berjalan ke tempat asal (Y/N) dan Gumi tadi.

Ini canggung sekali.

"Rasanya Kaito bakalan ngamuk kalau ngelihat kamu berjalan denganku, Megurine. Oh iya, kamu tidak bersama dia? Kuperhatikan selama ini, kalian jarang be—" Len-senpai membuka pembicaraan yang kubenci.

"Maaf, Senpai. Kami sudah putus hubungan," jawabku cepat. Benci mengenangnya.

Raut wajah Len-senpai terlihat kaget. "Eh, sou desu? Kukira kalian masih berhubungan.. Pantas saja Kaito nangis guling guling di lantai sambil megang cincin, ya.."

Aku berusaha untuk tidak tertawa. Ya ampun, membayangkannya saja sudah membuat perutku geli.

"Berarti, Gakupo ada peluang, dong," gumam seniorku itu lagi. Dadaku sedikit bergemuruh mendengar nama yang ia sebutkan.

Tidak tidak-  jangan salah tingkah, Luka!
Chill—

"Peluang?" ucapku senormal mungkin.

Len-senpai tersenyum penuh maksud, senyum yang sangat disukai (Y/N). "Ohoho, ini sebenarnya rahasia, tapi yasudahlah. Gakupo sangat menyukaimu lho, Megurine!"

Aku bisa merasakan debaran jantungku menguat sedikit, panas merambat di mukaku, menghasilkan rona merah di muka. Kukira, ia setipe dengan Kaito yang playboy, tidak karena cinta!

Tawa Len-senpai terdengar. "Ahaha, wajahmu seperti kepiting rebuuuus!~ Tidak sia sia aku ship kalian setiap kali berdoa ke kuil! Kau juga suka dia, kan? Kan kan kan?"

Aku hendak menggeleng cepat. "Eh— Itu.... Errr.."

Responku malah membuat Len-senpai tertawa lebih kencang, lebih puas. Buset, apa ia tidak malu ketika ada orang orang lewat disekitar sini yang melihatnya?

"Hentikan tawamu, senpai..."

Gumi dan (Y/N) bermuka sewot. Tatanan rambut mereka berantakan, dan kulihat kucing gendut itu telah menguasai kepala (Y/N). Di lengan Gumi terdapat luka cakaran yang tidak dalam, nampak baru.

"Darimana saja kalian berdua, heh? Mesra mesra sementara aku dan (Y/N) nyaris saja lumutan dan kepanasan disini, ya? Selamat, Senpai dan Setan Gulali memenangkan nominasi Antagonis Paling Jahat tahun ini!"

Perempatan imajiner muncul di dahiku. "Hoo...ngajak berantem kamu, ya?"

(Y/N) tertawa pelan. "Duh, Gumi. Hentikan, setidaknya mereka berdua kembali dalam waktu singkat. Lagipula tadi tidak lama lama banget."

VHMS  [Kagamine Len x Reader] [HighSchoolAU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang