Saran Luka

911 113 12
                                    

(Y/N)'s POV

Kuakui saran Luka cukup bagus. Aku sendiri tidak tahu Luka punya bakat tersembunyi seperti itu. Apa aku harus memutuskan hubungan permusuhan kami?

..entahlah!

Gumi menuju kamar dengan rambut semrawut, tubuh gemetaran, dan muka orang syok. "Hhh, aku benci laut! Aku benci!"

Alhasil setelah aku bertanya pada teman sekitar—Xing dan Xin Hua, Gumi tidak sengaja didorong oleh Gakupo dan ia terhempas ke tempat yang dalam. Alhasil Gumi yang tidaj bisa berenang panik menggapai-gapai, nyaris tenggelam. Oke, bukannya harusnya Gumi membenci Gakupo?

***

Pukul lima sore.

Hari ini tak terasa berlalu dengan cepat. Seharian tadi kami gunakan untuk melatih vokal dan menekuni ekskul. Ekskul Fotografi hanya menyuruhku memotret objek. Itu tugas yang mudah.

Mentari terbenam di barat, membuat semburat warna indah di langit. Sunset, demikianlah orang menyebutnya. Aku memandang kagum. Sunset disini lebih indah daripada di rumah. Angin bertiup, deburan ombak kian lama makin kencang.

Siswa dan siswi memakai baju desain kostum Vocaloid mereka sendiri. Gumi dengan desain kostum berbasis warna oranye dan hijau, Luka dengan dress hitam dengan nuansa dewasa, Stardust dengan gaun pendek yang nyaris selutut dan berwarna ungu, Mayu dengan dress lolita hitamnya...dan lainnya.

Seolah semuanya tampil bak idola malam ini.

Aku mematut di cermin. Kaus biru-merah pendek sampai perut bagian atas, kardigan metalik silver violet-magenta berhighlight biru, celana pendek sepuluh sentimeter diatas lutut warna navy, stoking biru muda, serta boots hitam.

Hm, lumayan!

Gumi menaruh kacamata di kepala-nya. Kata dia itu sudah ciri khas darinya. Neru dari kamar sebelah kesulitan mengikat rambutnya ke samping kiri, gerakan tubuhnya malah ikutan ke kiri.

Aku, Gumi, dan Luka berlarian  menuju aula hotel, sebelah ruang makan hotel. Sudah ada banyak siswa-siswi VMHS disana. Mereka yang masih kelas sepuluh memamerkan baju masing masing, sementara yang kelas sebelas dan dua belas juga tampak antusias.

Keributan suara yang terdengar seperti kerumunan lebah seketika diam dan beralih berseru kencang saat beberapa sosok turun dari lift dan menyapa. Lampu sorot—tugas yang dikendalikan oleh CUL, tutut menyinari mereka.

"Oi oi~! Malam ini adalah malam yang mengasyikkan, nee?" MC acara kali ini—Iroha Nekomura, berseru nyaring. Pengeras suara? Tentu saja Iroha mengeraskan suaranya dengan speaker di tangan, bagian dari baju.

"Ehe, tidak perlu banyak basa basi lagi, kita sambut, idola kita semua, Hatsune....MIKUU!!"

Sontak mataku melebar. Miku-san? Rela datang jauh jauh kesini, melupakan semua interview-nya, demi acara VMHS? Tanpa ba-bi-bu lagi aku segera berteriak mengikuti penonton. "Miku! Miku! Miku!!"


Miku turun dengan baju jepang berwarna ungu, bertangan panjang dengan kelopak sakura, rantai merah muda - kuning gelap dengan lencana militer, sepatu gotik cokelat, topi dan kaus kaki panjang. Yah, kira kira seperti ini,

 Yah, kira kira seperti ini,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VHMS  [Kagamine Len x Reader] [HighSchoolAU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang