TERTANGKAP

10.3K 496 8
                                    

Sore itu Nina bersiap untuk pulang. Dia masih merapikan meja kerjanya. Dari dalam ruangan Randy mengamati Nina dari jendela. Semua telah meninggalkan mejanya, tapi Nina masih merapikan ATK.

"Bagus kalau tinggal dia sendiri"

Tampak dari jendela kalau Nina hendak melangkah meninggalkan mejanya. Randy cepat - cepat keluar dari ruangan dan menghadangnya. Nina menabrak badan Randy yang tegap dan berotot, hingga tubuh Nina terpental ke belakang.

Bukkk....

"Apa sih Ran? Gue mau pulang," keluh Nina dengan kesal.

"Lu harus ikut," Randy menarik tangannya dan membawa Nina bersamanya.

***

Sesampainya di pintu keluar langkah Randy terhenti, Nina kesakitan karena tangannya di pegang erat oleh Randy.

"Sakit Ran!. Enggak sadar apa kalau tangan berotot gitu!"

Randy tidak menggubris Nina, iya sedang mengamati ke arah pintu keluar.

"Lihat apa sih ? Kayak lihat buronan aja," ujar Nina.

Nina pun ikut memperhatikan arah yang sedang Randy lihat. Nina melihat pacarnya disana, hati Nina pun berbunga melihat sang kekasih yang tiba - tiba datang.

"Itu kan Andi," Nina ingin buru - buru melangkah kesana. Tapi Randy menahannya.

"Lu pikir, yang di tunggu itu lu?," ujar Randy.

"Iya siapa lagi ? Gue kan pacarnya," jawab Nina.

"Tuh," Randy menyuruh Nina memperhatikan pacarnya kembali.

Tak lama terlihat Dinda menyambut Andi dengan perlakuan yang amat manis.

"Hai, sayang," sapa Dinda, lalu Andi pun memeluk Dinda dengan mesra. Tak lupa bibir mereka juga saling berciuman.

Lanjutan kisah ini tersedia di google playbook

COMPLICATED (tersedia di Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang