BERANTAKAN

12K 484 3
                                    


"Kok lu ngantor, Ran?," tanyaku heran.

"Rumah sakit ini kan punya gue, yah terserah gue!"

"Oh iya gue lupa kalau lu holang kayah"

Dia bangkit dari kursinya lalu mendekat kearahku, aku terus melangkah mundur hingga mentok ke tembok. Dia memandangku.

"Kapan sih lu nerima gue?. Apa perlu gue paksa?," ucapnya sambil memandangku dengan wajahnya yang sangat dekat wajahku.

Aku ketakutan melihatnya, semoga dia tidak berbuat yang aneh - aneh. Aku mendorong tubuhnya yang sudah mulai semakin dekat, ku gapai gagang pintu lalu buru - buru keluar dari sana. Aku masuk ke lift, ku batalkan niatku untuk lembur, kalau di teruskan bisa jadi malapetaka.

Dunia ini seperti tidak memihak kepadaku, disana aku dibuat patah, disini aku di teror oleh pria mesum itu. Aku berjalan menelusuri sepanjang separator halte busway. Tubuh ini seperti tidak ada yang menopang, aku jalan terhunyung - huyung. Aku masuk ke sebuah bus yang tidak tau kemana tujuannya, aku terus naik di bus itu sampai pemberhentian terakhir, lalu aku turun dan berganti bus. Aku ikut kemana bus itu akan pergi, karena sekarang aku tidak sedang memiliki arah dan tujuan yang jelas.

Lanjutan kisah ini tersedia di google playbook.
Link tersedia di profile

COMPLICATED (tersedia di Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang