part 6

31 15 5
                                    

Sepasang sepatu biru langit berlari kecil menyusuri setiap koridor yang tlah sepi ini, diliriknya kelas demi kelas yang ia tlah lewati sudah penuh dengan pelajar yang sedang menimba ilmu itu.

Gadis berambut coklat-emas itu terengah - engah dengan deru nafas tak beraturan dadanya yang naik turun serta keringat yang membasuhi wajah cantik nya kini sedang menghela nafas dalam menatap pintu kelas yang sudah tertutup rapat.

Diliriknya arloji yang melekat pada lengan putihnya 7.20.  Ia menghela nafas kasar dan mengembangkan lengkungan pada bibirnya

"Hufffttttt. Assalamualaikum!!" Teriak nya seraya mendorong pintu kelasnya dengan senyum giginya, semua orang menatapnya termasuk pak hendrawan guru bahasa inggris yang sering disapa pa hen.

Aku tersenyum sumringah lalu berlari memasuki kelas dan Menyelami pa hendrawan yang sedang menatap tajam.

"Kamu terlambat lagi, calie." Tuturnya

"Hehehe bapa kan tau rumah aku itu jauh harus naik naik ke pundak gunung tinggi tinggi sekali kiri kanan banyak pohon cema--"

"Duduk"

Calie menaikan kedua alisnya dengan lengan yang membentuk huruf 'O' dan tak luput senyum manisnya "oke"

Calie memutarkan tubuhnya menghadap kerumbunan bangku bangku itu, ditelusurinya meja demi meja. Dan matanya tertuju pada pojok bangku yang berisi laki - laki sedang tertidur itu. Calie tersenyum hangat dan berjalan kearah bangkunya dan duduk sidakep.

"Dari mana aja, kamu?"

"Dari depan, emang kamu gak liat tadi aku ditanya sama pak hen? "

Rara memutarkan bola matanya "Bukan itu, kenapa telat"

"Ohhh bilang dong"

Rara menoyor kepala calie sedikit "et dah ditanya malah bengong, kenapa?"

Calie menyengir lalu menghadapkan tubuhnya kearah rara yang tepat disebelah kiri nya " ohh iyah lupa, hehe. Jadi gini, kan kemarin malem tuh aku tidur, tiba - tiba ada suara Berisik banget dari nakas sebelah kasur aku, nah dan yang Berisik itu jam weker, nyebelin kan. Ya udah aku lemparin aja jamnya eh mati so aku tertawa jahat dan ngelanjutin tidur terus--"

"CALIE!"

"Hadir pa!" Calie mengacungkan tangannya ketika Suara beronto memanggil namanya, membuat sang pemilik nama yang disebutnya terkesiap

"Kamu! Sudah telat, banyak omong dan mengganggu pelajaran ba--"

"Berisik" ucapan pak hen terhenti ketika seorang laki laki yang tertidur pada tumpuan lengannya itu berdesis.

"Lifi!! Kam--"

"Gw bilang Berisik!!" Lifi mengangkat kepalanya dan menatap tajam kepada pak hen

Semua murid kini sedang menatap lifi yang sedang beradu tatap dengan pak hen, termasuk calie.

"Sekarang kamu keluar!!" Sentak pak hen marah seraya menunjuk pintu, meninstruksi agar lifi  pergi.

Lifi mengangkat bokongnya beranjak dari bangkunya, berjalan dengan angkuh seraya lengan yang di masukan nya kedalam Saku celananya,  melewati meja demi meja yang setiap ia lewati selalu berbisik itu.

"Sebelum lo nyuruh keluar juga, gw keluar. Gak sudi gw" desisinya lalu melenggang keluar.

Semua murid yang menatap itu seketika riuh yang membuat pak hen bertambah marah dengan wajah yang merah padam nya "Berisik kalian!" Ucapnya dengan lengan yang ia pijitkan dipelipisnya.

Pak hen yang tadi berdiri didepan kini memilih untuk kembali duduk, setelah bokongnya yang ia daratkan kekursi pak hen menghela nafas seraya memejamkan matanya.

Senja Yang Membawamu Pergi  ( Slow Updet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang