Suara riuh yang bising sudah tak terdengar lagi, kini diganti dengan salam yang menggelegar diruangan kelas itu.
Brian.
Laki - laki itu menghela nafas, membuka knop pintu kelasnya yang pula setelah di buka terdapat muka sangar pak hendrawan. Brian, tanpa ekspresi menyalimi pak hen.
"Dari mana saja kamu!? Mau seperti lifi juga calie yang dari jam pelajaran pertama sampai Sekarang tidak ada!?" Ucap pak hendrawan penuh penekanan.
Brian menatap pak hen tajam.
"Calie sakit " ucapnya dingin seraya masuk kekelas melewati pak hen begitu saja.
Pak hen membalikan badannya kembali kedalam kelas "Brian!" Sentak nya membuat murid - murid yang berada disitu diam bungkam.
Brian menghentikan jalannya, melirik dari ujung matanya melihat pak hen yang menatapnya tajam. Lalu melanjutkan jalannya menuju kearah rara dan juga el yang sedang duduk berdua di bangku ke-2.
Pak hen yang melihat itu menghela nafas kasar 'kumat jantung' ingatnnya dengan mengelus -elus dada lalu pergi begitu saja.
"Lili sakit" ucapnya kepada rara dan el setelah sampai didepan mereka ber-2, yang disambut kehebohan el "apa!? Oh my to the god!! Sekarang dia dimana!?" Ucap el khawatir plus sedikit heboh.
"Uks" Brian berkata dengan tenang seraya berjalan mendekati teman- temannya.
"Ok! Hayu ra!" Sungut el seraya menarik lengan rara berdiri dan menariknya keluar menuju uks
"Dari mana lo?" Tanya nathan penuh selidik. Brian menatap nathan lalu duduk disebelah kiri nya seraya mengambil handphone yang berada di dalam Saku celananya "kamar mandi" ucapnya dengan mengangkat kakinya ke meja lalu memainkan handphone.
"Eh tunggu lo bilang silili sakit? Lili siapa?" Tanya nathan lagi yang mampu membuat Jemari brian terhenti mendengar ucapan nathan "calie" ucapnya dingin tapi terdengar ke kikukan didalamnya.
Andra yang tadi diam bungkum, menyeringit "Lah bukannya namanya calie itu hawa angelia calie quinton yah!? Dimana lili nya? " Tanyanya polos
Nathan menoyor kepala andra "wkwk. Bener juga lo. Eh tunggu lo kok bisa nyebut sicalie itu lili sih?" Tanya nathan lagi dan penuh selidik lagi.
Brian mengangkat bahunya, acuh. "Spontan" nathan dan andra meangguk - angukan kepalanya
"Eh tunggu silifi mana?" Tanya andra celingukan "biasanya dia tidur di pinggir gw. Tapi pas tadi gw bangun kagak ada"
"Anjirrr, ketingalan Berita lo!" Ucap nathan menoyor kepala andra.
Andra menyeringit "tadi pas lo tidur silifi juga kan tidur terus dia sensi denger Berisik kelas. Padahal mah kagak Berisik - Berisik amat. Trs dia disuruh pergi sama si hen nah pergi aja. Kagak tau kemana, kagak balik - balik " ucap nathan. Andra mengangguk kan kepalanya
"Terus kita mana? Bosen."
Nathan tersenyum penuh arti "kita ke uks"
Brian yang mendengar paparan nathan menatapnya dari ujung mata seraya tersenyum tipis penuh arti.
"Ngapain?" Tanya andra
"Ya. Ke cinta gw lah" ucap nathan
"Silifi tau baru tau lo" desisi andra. Nathan mengangkat bahunya "bodo"
"Caw" ucap nathan kepada andra dan brian. Mereka pun pergi menuju uks.
Calie pov
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Membawamu Pergi ( Slow Updet)
Ficción GeneralI'm not as strong as you see Hawa angelia calie quinton Cewek periang, cerewet, polos, cantik blasteran bule-arab, cerdas, kaya, pintar. Cewek 16tahun yang tak memiliki kekurangan itu harus Menelan pahit nya kehidupan. Dari kecil yang memang tak p...