part 9

17 14 1
                                    

"Lili!....El!... gue harus bawa apa aja!?"
"Bebas. Tapi jangan terlalu banyak!"
"Iya, yang penting - penting aja"

Rara sibuk sedang mempacking barang - barang yang akan kenakan nanti. Ia terus menggurutu, bagaimana tidak. Sedari tadi sudah ditanya harus bawa apa saja tetapi jawaban dari el dan calie selalu 'bebas'

Sebab, setelah tadi rara dan el datang, calie rusuh menunjukan salah satu gunung Indonesia. Tepatnya MT. CIKURAY . Ia selalu berceloteh 'viewnya bagusss' bahkan kalau dihitung mungkin sudah lebih dari 5x ia ucapakan.

Calie dan el sempat beradu argumen, bagaimana dengan Sekolahnya. Tapi calie tetap teguh dengan pendiriannya ia berkata dengan santai 'ini kan hari jum'at. Kita bisa pergi malam ini terus nginep di villa gue sampe tunggu besok pagi. Nah, paginya kita pergi buat daki. Lagian besokkan weekend kita ngecapmnya cuman 2 hari 1 malam. Nah sorenya dari gunung kitu turun trs pulang'

Rara yang tak tahu apa - apa hanya diam bungkam. karena memang untuk pertama kalinya ia ikut untuk haiking. Dulu pernah diajak. Tapi karna ibunya mendadak sakit membuat nya tak ikut. Dan untuk saat ini ia tak mau lagi ditinggal lagi sebab Rara kesal pada el dan calie melihat ciptaan Tuhan tanpa ada dirinya, bukan itu juga calie terus berceloteh bagaimana ia berada digunung dan mununjukan beberapa foto dan video yang memang sangat indah, dimana awan sedang bercengkrama dengan pekat nya jingga. Yang membuatnya tambah sebal.

Haiking pula adalah salah satu hobby dari el dan calie setelah smp dulu terdoktrin dimana mereka mendapatkan sunrise dan sunset yang indah. Dan pada saat itu juga membuat calie sangat menyukai senja dan gunung.

Karna, pikirnya senja dan gunung adalah salah satu ciptaan Tuhan. Yang mengajarkan manusia, dimana mendapat sesuatu yang benar - benar indah itu tak mudah di butuhkan pengorbanan, rasa lelah, pula setiap tetes peluh yang bercucuran.

Calie dan Rara yang sedang menyiapkan tasnya dengan canda tawa terhenti ketika el mengganggu aktivitas mereka

"tunggu!" Rara dan calie menatap el dengan aneh
"Apaan, si el!"
El menghiraukan rara yang sedang menatapnya malas
"lili. Bukannya lo lagi sakit, yah?" Tanya el yang menatap calie serius serentak rara menatap calie dengan serius pula

Calie yang di tatap seperti itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Hah? E..engga kok. Pusing biasa tadi mah"

Rara dan el menyipitkan matanya
"Yakin, li!" Ucapnya berbarengan yang membuat mereka saling menatap satu sama lain.

Calie menyeringi "acieeee, bareng" ucap calie seraya nunjuk - unjuk rara dan el bergantian.

Rara memutarkan bola matanya, malas. Sedangkan el mengatupkan  bibir ranumnya

Calie yang melihat itu tertawa renyah. Mungkin memang el mantan pacarnya yang sakarang berganti peran menjadi sesosok sahabat laki - laki sekaligus menjadi kakak bagi calie.

"Eh, Ayo keburu malem. Kita kevilla dulu aja ya"

"Oke"

El mengangkat carrier ke punggung nya, cukup berat memang. Karna peralatan dan baju milik rara tersimpan disana.  Jadi bisa dibilang rara enak sendiri tak perlu membawa apa - apa dan sedangkan calie, ia membawa carrier nya sendiri dan keperluannya.

Calie menghampiri biinah dan berpamitan lalu menyaliminya, diikuti el dan rara dari belakang. Biinah  mengantarkan calie, el dan rara kedepan pintu yang tlah ditunggu oleh pa ujang. Biinah tersenyum hangat seraya memeluk calie seperti anak kandung nya "hati - hati ya"

Senja Yang Membawamu Pergi  ( Slow Updet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang