Aku menengokan kepalaku ke kiri dan ke kanan menatap pintu, senyum ku sedikit luntur sebab yang dicari tak juga tampak dan yang terlihat hanya kresek hitam yang kini sedang melayang pas didepan wajahku.
Aku mengikuti lengan yang menjingjing kresek hitam itu, Brian sedang menatap ku dengan ekspresi yang sulit di artikan
"Ngapain lo?" Tanya andra dan nathan berbarengan dengan alis yang terangkat satu.
Brian tak menjawab dan terus menatap lekat bola hazel bersih milik wanita yang sedang duduk dengan senyum manis yang tak pernah luntur. Brian menyimpan kresek hitam disebelah calie.
"Itu bubur, makan" katanya singkat lalu beranjak pergi. Semuanya menatapnya aneh, terkecuali nathan dan andra.
Nathan maju mendekati calie yang sedang duduk diujung brangkasnya menatap punggung brian hingga hilang
"Sibrian emang gitu, aneh. Gue aja sampe kagak ngarti sikapnya terlalu acuh sama sekeliling" ucap nathan menjelaskan yang dianggukan oleh calie
"Tapi, kayanya gue jadi banyak hutang deh sama dia" ucap calie"Eh, tapi khus Sibrian kan dingin kok sama si lili kagak sih?" Tanya andra bingung
Calie yang mendengar nama panggilan miliknya yang hanya diketahui oleh orang yang special saja menyeringit lalu melirik el dan rara bergantian yang sedang diam bingung.
"Lo kok nyebut sicalie, lili?!" Tanya el dengan wajah sok-nya
Andra menatap el lalu mengangkat bahunya "gue juga gak tau, tadi Sibrian ngomongnya begono""Itu kan panggilan say--" ucap el terhenti ketika calie turun dari brangkasnya dan mengambil kresek hitam itu
"mau kemana?" Tanya rara tiba-tiba
"Kelas" ucap calie tersenyum gigi"Eh engga deng, kekantin mau makan ini" ucap calie seraya mengangkat kresek hitam mengarahkan pada wajah rara " ayo temenin" sambung calie pada rara
"Biar gue aja" kata nathan kegirangan
"Lah gue, gimana khus?" Tanya andra mengerutkan keningnya
"Alah lo susul aja Sibrian atau kagak silifi"
"Dimana?"
"Mana gue tau"
"Lah lo mah ambigu"Calie mengigit ujung bibirnya, lupa ia-- lifi.
"Ah tai! Ngikut gue aja yu!"
Andra memanyunkan bibirnya dengan bola mata yang dinaikkan keatas
"Gak usah soimut, muka celeng begono aja banyak mikir"
"Ehhh anjing. Tapi traktir gue ye"
"Hmmmm"
"10 jam"Calie,rara dan el saling menatap satu sama lain " Ya udah yu" ajak calie pada semua.
Mereka keluar dari uks dan berjalan menuju kantin dengan koridor yang sepi, karna memang ini masih jam pelajaran. Jadi bisa dibilang mereka mabal
Bukan mabal nemanin orang yang sakit.
****
"Kaka, udah pulang? Makan dulu"
Lifi tersenyum hangat seraya menyalimi lengan bi sulis wanita paruh baya berumur 49 tahun ini yang sudah pekerja dirumah nya sejak lifi kecil jadi sudah dianggap ibu ke-2 bagi lifi
"Udah bi, Ntaran aja Kaka mau keatas dulu yah"
Lifi melemparkan tasnya kesembarangan arah lalu berlalu menaiki tangga menuju kamar paling atas dimana kamar dan seorang wanita didalamnya yang bisa membuat lifi kembali seperti dulu.
Lifi membuka knop pintu secara perlahan hingga menampakan wanita cantik yang dicintai nya sedang menatap kaca luar. Lifi menghembusakan nafas berat nya lalu menunjukan senyumnya yang sudah lama ia tak perlihatkan terkecuali di kamar inilah ia bisa tersenyum manis seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Membawamu Pergi ( Slow Updet)
Ficção GeralI'm not as strong as you see Hawa angelia calie quinton Cewek periang, cerewet, polos, cantik blasteran bule-arab, cerdas, kaya, pintar. Cewek 16tahun yang tak memiliki kekurangan itu harus Menelan pahit nya kehidupan. Dari kecil yang memang tak p...