"Calie!"
Calie yang masih jatuh tergeletak itu diam tak bergeming, bibirnya kelu tak bisa mengeluarkan sepatah katapun, Indra penciumannya tlah terpenuhi dengan bau hanyir darah hingga akhirnya ia pingsan tak sadarkan diri.
El, rara dan pendaki lain sontak terkejut bukan main, dengan cepat semua orang yang berada di sekitar mengerubuni calie. El dan rara terduduk mencoba membangunkan calie yang memejamkan matanya.
Rara sebagai perempuan dan pertama kali melakukan pendakian takut bukan main. Diguncangkannnya tubuh calie dengan pelan "li..........lili...bangun...hiks.." hingga isakan akhirnya keluar dari mulut rara membuat el kalang kabut.
El mengarahkan pandangannya kekiri dan kanan, hingga ia melihat kain kepala milik pendaki lain dan ditarik lah buff dari kepala pendaki itu "pinjem" dengan gerakan cepat el merobek buff itu menjadi panjang dan diangkatnyalah kepala calie dan menggulung yang berdarah dengan buff itu, hingga pendarahannya tertahan oleh buffnya.
Pendaki lain pula sibuk mencari bantuan dari pos - pos sekitar. Hingga salah satu pendaki laki-laki mendekat, dibukanya carrier miliknya lalu berjongkoklah ia didepan wajah calie. El dan rara yang melihat itu sontak terkejut "Ngapain lo!" Teriak el yang terkejut pula takut terjadi sesuatu pada calie ketika pria itu mengeluarkan senter kecil dan membuka mata calie.
"Saya dokter" ucapnya tenang dan kembali membuka kelopak mata calie
El memandang lekat -lekat pria itu yang dikata dokter, ia takut terjadi apa - apa pada calie. Bukan apa - apa ini hutan.
Rara yang terus menangis ditenangkan oleh pendaki wanita lainnya. Ia takut bukan kepalang.
Pria dokter itu terlihat membelalakan matanya dengan cepat lalu pria itu berdiri dan terlihat keringat dingin yang bercucuran didahinya, el mendekat lalu menatap dokter itu "kita harus bawa dia, sekarang!"
Dokter itu berteriak memanggil teman - temannya " panggil basarnas, sekarang! Dia udah gak punya waktu!!" Teriak dokter itu kalang kabut .
Rara yang melihat itu bertambah takut hingga isak kembali terdengar namun pelan . El yang melihat itu kalang - kabut Dengan cepat el menarik kerah baju pria dokter itu "dia kenapa!? Jawab!" Sungut el panik
"Jika dugaan saya benar--" dokter itu malah menjeda dan menghela nafas yang membuat el naik pitam "dia harus dibawa kerumah sakit sekarang! Karna dia mengalami gejala AP--" ucap dokter itu terhenti ketika rara berteriak nama calie
El memutarkan matanya lalu terduduk "li...lo kenapa!?" Sentak ku yang takut dan malah membuat calie terkejut.
"Iyah...li..hiks...hiks...hiks..lo kenapa?" Tanya rara yang bercampur dengan tangis sendu itu dan yang ditanya malah cengengesan
"gue gak apa - apa"
"Gak apa - apa gimana! Gak lucu tau gak!" Rara tersedu - sedu menjawab perkataan calie.Pendaki lain yang melihat itu terdiam. Dan pria dokter itu menatap calie yang terlihat aneh.
Calie meraba - raba sekitarnya dan digenggam lenggan seseorang "gue gak apa - apa, beneran deh!" Ucapnya dengan senyum manis
"Li.. lo megang tangan siapa?tangan gue disini" ucap rara seraya melang - layangkan lengannya diwajah calie. Sontak calie melepaskan lengan yang ia genggam "Eh...maaf..maaf" ucapnya tak tentu arah
El yang melihat itu tersulut emosi "Gak lucu! Lo kenapa, li!"
"Ishh, gue gak apa - apa, el" ucapnya tapi terdengar rasa nyilu didalamnyaPria dokter itu kembali mendekat lalu meraba wajah calie yang membuat sang empu terkejut dan terkekeh
"apaan, si el!. Gue bilang gak apa - apa!" El yang mendengar itu menyeringit lalu mengangkat bibirnya namun sebelum ia bicara pria dokter itu memegang pundak el dan menggelengkan kepalanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Membawamu Pergi ( Slow Updet)
General FictionI'm not as strong as you see Hawa angelia calie quinton Cewek periang, cerewet, polos, cantik blasteran bule-arab, cerdas, kaya, pintar. Cewek 16tahun yang tak memiliki kekurangan itu harus Menelan pahit nya kehidupan. Dari kecil yang memang tak p...