Suara bising menganggu 3 anak remaja yang sedang tertidur pulas disofa ruang tamu. Calie, el dan rara terlihat lelah setelah Memakan perjalanan yang melelahkan, Jakarta - Garut.
Seperti rencana kemarin malem ini mereka akan menginap di villa calie dan pergi trekking. Mereka memasuki villa dengan gontai ditambah carrier di pundak mereka membuatnya bertambah lesu. Mereka menjatuhkan tubuh pada sofa yang berada diruang tamu, rara tertidur di sofa panjang di arah utara sedangkan calie ia menjatuhkan tubuhnya disofa selatan tapi bertepatan pula el menjatuhkan tubuhnya juga. Calie yang malas lalu menendang tubuh el dengan keras membuat el tersungkur jatuh. Biasanya akan ada omelan tapi malem itu tentram dengan mata sayu dan lampu yang hampir redup membuat mereka menutup mata.
Calie menggosokan telapak tangannya ketika suara bising itu kian terdengar, tangannya ia gontaikan dari sofa lalu menarik - narik baju milik el yang sedang tertidur dibawah sofa nya.
El yang merasa terusik menarik keras lengan milik calie hingga membuatnya jatuh diatas tubuh el. Dengan mata yang masih sayu mereka saling beradu tatap
Calie melototkan matanya kemudian meraup wajah milik el dan berteriak. El yang pula terkejut tanpa basa basi mendorong tubuh calie.
Calie yang belum siap langsung terjerambab kebelakang, kepalanya yang Terlebih jatuh membuat dentingan keras.
El yang mendengar itu langsung berdiri dengan wajah paniknya ia menatap sofa panjang yang sedang ditiduri rara, el mengelus dadanya seraya menghela nafas "untung belum bangun" gumamnya
Calie yang masih tertidur diubin dengan posisi yang sama dengan kepala yang teramat sakit mencaci maki dalam hati, ia menendang tumit milik el hingga membuat yang ditendang lunglai "apaan sih!" Sergahnya
Calie melototkan matanya kearah el lalu berusaha bangkit dari tidurnya tapi setelah ia bangkit pandangan nya berkunang - kunang kepalanya berdenyut hebat dan berputar - putar. Ia mencoba menyeimbangkan tubuhnya dengan menutup matanya dalam - dalam dan mengatupkan bibir ranumnya agar rasa sakitnya sedikit tak terasa.
El menatap calie dengan tatapan bingung "Li, kenapa?" Tanyanya seraya menyentuh pundak calie dengan kedua lengannya tapi mendadak tubuh calie lunglai dengan gercap el mengangkat tubuh calie dengan satu lengan dibawah punggung nya Dan lengan yang satu lagi dipundak calie.(seperti adegan film romantic kalau cewenya mau jatuh gening, susah soalnya mendiskripsikannya. hehehe)
Suara lenguhan kecil terdengar dari bibir rara, ia menggeliatkan tubuh dengan melentangkan tangannya keatas. El dan calie menatap rara yang masih di posisi sama dan dengan gerakan cepat el menarik lengannya dari tubuh calie dan menggibaskan pinggiran paha nya lalu mendekati rara yang sedang terduduk dengan mata tertutup.
Calie lagi - lagi terjatuh karna el yang tiba - tiba melepaskan pelukan dari tubuhnya. Ia jatuh terjerambab dengan bokong Terlebih dahulu yang mencium ubin lantai. Calie sedikit meringis nyilu seraya mengelus - elus bokongnya.
"Li! Kenapa?" Tanya rara yang terlihat panik namun dengan mata sayu dan suara khas bangun tidur. El menatap calie dan terlihat jelas bahwa ia mencoba untuk menahan tawanya dengan mengatupkan dan menggigit bibirnya
Calie tersenyum tak iklas "Gak apa apa" ucapnya memandang rara dan langsung menatap el tajam dan yang di tatap hanya senyum - senyum gaje.
"Ah iyah. Ayo kita harus siap - siap!" Ucap el tak bersalah
"Oh... iya lupa, gue. Kebablasan" timbal raraSemuanya menatap calie yang asik sendiri, ia terus mengelus - elus bokong dan kepalanya "kenapa, li" Tanya rara
Calie tersentak namun tampak senyum manis nya "Oh hahaha gak apa - apa kok. Iya kan el!" Ucapnya dan sedikit ada penekanan diakhiri
"Eh Hahahaha iya" kata el seraya menggaruk rambutnya yang tak gatal
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Membawamu Pergi ( Slow Updet)
Художественная прозаI'm not as strong as you see Hawa angelia calie quinton Cewek periang, cerewet, polos, cantik blasteran bule-arab, cerdas, kaya, pintar. Cewek 16tahun yang tak memiliki kekurangan itu harus Menelan pahit nya kehidupan. Dari kecil yang memang tak p...