BAB 6: Ternyata Dan Ternyata

7.5K 1.3K 191
                                    

Jangan lupa biasakan kasih bintang sebelum membaca.

Selamat membaca dan ayok ramaikan komentar.

Kasih tagar #RemajaBermoral dan #VoteForARTTM ya di komentarmu biar seru.

🙌

***

Astrid

Sadar tidak, apa yang kita tunggu kadang datang begitu lambat sedangkan yang berusaha kita hindari justru mendekat seolah tanpa sekat. Lalu apa yang kita kejar terasa semakin menjauh sedangkan yang kita takutkan membayang terus dalam kehadirannya yang tidak benar-benar ada.

Aku benci mengatakan ini, tapi sekarang sudah hari Selasa. Sialnya lagi aku belum menemukan solusi mengerjakan soal barcode dengan alternatif lain selain yang disarankan oleh Sultan.

Sisi baiknya hari itu juga ada pelajaran TIK. Lumayan keren sih sekolah ini, lab komputernya tersedia dengan jumlah unit komputer yang nggak bikin berebut. Maksudnya tiap siswi bisa pegang satu komputer dengan user yang sudah dibuat masing-masing. Karena aku pendatang baru maka aku harus membuat ID pengguna baru di komputer yang masih belum ada penggunanya. Jadi nanti setiap pertemuan masing-masing orang akan memegang komputer yang sama sesuai dengan ID pengguna yang terpasang. Kalian tahulah sistem operasi Windows seperti apa. Ini pelajaran TIK SMP kalau kuingat.

Apa yang diajarkan oleh guru di depan sudah aku pahami dan ngelotok di dalam kepala. Bukan bermaksud sombong, Bang Tora punya Macbook yang ditinggal di rumah selama dia pergi berlayar. Dan aku menggunakannya sebagai daily driver-ku ketika di rumah, tinggal kusinkronkan dengan iPhone milikku maka segala aktivitas ringan yang memungkinkan bisa kujalankan via Macbook. Jadi aku sudah cukup mahir memakai kedua sistem operasi komputer itu tanpa kursus. Toh Papa juga pakai laptop yang masih Windows. Makanya aku santai saja fokus facebook-an sementara anak yang lain masih pada pusing ngikutin tutorial dari guru mengenai bagaimana cara membuat email. Itu sih buatku hal yang mudah.

Main facebook niatnya pengin lihat status temen-temen di SMA dulu, kan. Eh malah nyesel. Aku kesel lihat postingan kawan-kawanku yang baru pulang berlibur dari Ancol. Ada juga yang posting brosur workshop perguruan tinggi. Lalu ada yang sudah pamer hasil try out SBMPTN mereka. Dan masih banyak lagi. Gereget banget pengin balik ke sana. Aku kangen main sama mereka, gila-gilaan bareng, pacaran di Starbuck. Aku kangen sama iPhone-ku, instagramku, dan media sosialku yang lain. Aku kangen selfi!

Wajahku panas karena kekesalan itu. Rasanya ingin kabur dari tempat ini dan melanjutkan semuanya di sana. Aku mempertimbangkan berkali-kali untuk mengaktifkan ponsel dari Marvin yang di lemari. Tapi aku nggak bisa kalau nanti ketahuan. Lebih malu lagi kalau kena hukum.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NURAGA [Sudah Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang