Sebagian cerita ditarik untuk tujuan penerbitan. Keseluruhan cerita hanya ada di versi buku yang akan tersedia dan bisa dipesan mulai April 2019. Tanggal menyusul.
Sila hubungi 0895-1680-2345 untuk pemesanan buku Sahlil Ge lainnya.
Terimakasih. ☺
Akan tersedia April nanti. Tanggal dirahasiakan. Yang jelas akan saya umumkan PO-nya H-7 sebelumnya. Dan buku Nuraga tidak akan tersedia di toko buku manapun. Spesial belinya langsung dari saya dan dikelola oleh tim khusus. Pantau terus instagram saya untuk pembaruan informasi. IG: @sahlil_ge
Dimohon untuk tidak melakukan pembajakan dalam bentuk apapun. Hukum berlaku untuk dunia dan akhiratmu. Sisanya saya serahkan segala bentuk pengawasan dan penindakan kepada Allah Swt. beserta Ajudan-Ajudan-Nya yang mulia.
***
Berikut salinan QnA dari Grup Pembaca NURAGA:
-Sedikit bocoran Nuraga 2 dong?
A: Nuraga 2 akan berlatar di musim dingin kota Praha, dengan judul ‘Semusim di Praha’. Jadi cerita akan berjalan selama empat bulan. Akan menghadirkan sosok Sultan dewasa yang sedang menuntaskan penelitiannya untuk gelar pendidikan yang sedang dia ambil. Saya tidak bilang di buku kedua itu akan ada Astrid atau tidak, menikah dengan siapa, statusnya masih sendiri atau tidak. Intinya Sultan ada di sana dan tidak dalam keadaan mudah (hati, jiwa, raga). Akan ada sosok perempuan bukan Astrid, karakter baru.
- Sultan murni fiksi atau terinspirasi dari seseorang yang nyata, Kak Ge sendiri misalnya?
A: Sultan antara ada dan tiada. Ada jika kamu menganggap dia ada. Tidak ada jika kamu menganggapnya demikian. Yang jelas tidak ada kaitannya dengan saya.
- Nuraga terinspirasi dari apa, Bang?
A: Nuraga salah satu cerita yang saya buat secara spontan tanpa draf. Karena dulu buat lomba. Dan melanjutkannya karena banyak yang suka. Selain itu karena saya ingin menggeretak pihak yang mencampakkan saya dengan cara melanjutkan cerita itu dengan kemasan alur yang lebih bagus dari pada yang terpilih. Bahwa kemenangan di hati pembaca adalah kemenangan tertinggi dari bercerita itu sendiri. Dan sukses tidaknya cerita tidak bergantung pada diterbitkan mayor atau berada di pasar. Saya justru senang ketika karya saya diburu karena langka. Ini hanya iktikad, berhasil atau tidaknya kalian yang menilai. Itung-itung dakwah. Inspirasi utamanya karena saya ingin punya dedikasi. Setelah Nuraga 2 tamat, saya juga sudah menyiapkan sebuah cerita fiksi remaja pesantren yang rasanya seperti Nuraga, judulnya yaitu ‘Kans’ artinya Kesempatan. Saya ingin mencegat generasi remaja dengan genre yang tepat untuk disisipi dakwah.
- Bagaimana kelanjutan Nimas dan Mas Tora?
A: Bisa dipastikan mereka berdua maju ke pelaminan. Nimas juga akan dikuliahkan oleh Tora di Indonesia. Tentu mereka akan ada di Nuraga 2 karena sangat berpengaruh juga.
- Nuraga latarnya di kota mana Bang? Alamatnya mana?
A: Latar yang saya ambil dari tempat yang benar-benar ada dan mendetil biasanya tidak saya sebutkan secara terperinci. Contohnya latar pesantrennya Dinda Humaira Rasyid. Itu tempatnya benar-benar ada. Oke, sebut saja itu adalah pesantren Kakek saya. Kalau boleh mengaku saya berada di garis silsilah keluarga ulama berpengaruh di daerah saya. Salah satunya ya empunya pesantren Dinda itu. Meski begitu saya tetap bukan siapa-siapa. Yang ulama adalah sesepuh saya, dan bukan saya sendiri. Diri ini hanya si fakir ilmu yang suka sok tahu. Dan pesantren Sultan tidak akan saya sebutkan lokasinya di mana. Cari saja di daerah selatan provinsi Jawa Tengah.
- Novel Nuraga dibuat berseri seperti HG-AF-TCM?
A: Insya Allah, semoga panjang umur yang nulisnya.
- Bang Ge dulu pesantren?
A: Saya pesantren dari usia 13 tahun, alhamdulillah sampai detik ini pun kuliah masih di pesantren juga tinggalnya. Tapi belum bisa apa-apa, masih bodoh, cuma tong kosong yang bunyinya nyaring, fakir ilmu yang suka sok tahu.
- Proses nulis Nuraga berapa lama?
A: Mulai tanggal 10 Oktober 2018 sampai akhir Februari 2019. Kurang lebih 4 bulan. Tapi itu tidak berturut-turut. Karena tiap bab saya tulis dalam 1 hari, dan biasanya itu cuma memakan waktu 2-3 jam per bab. 4 bulan karena saya selesaikan urusan yang lain pula.
- Bang Ge dalam menulis Nuraga pernah nggak sih terbawa perasaan? Atau mungkin saat menulis posisi sedang jatuh cinta entah itu pada apapun?
A: JELAS PERNAH. Jujur di bab 24 itu saya ketik dari pukul 00.00 – 03-30 WIB. Tiga setengah jam yang berat sekali. (Kenapa nulisnya jam segitu? Apa nggak tidur? Itu biasanya saya sudah tidur satu atau dua jam sebelumnya. Karena pola tidur panjang saya itu di waktu bakda zuhur untuk masa sekarang yang sudah nggak sibuk banget sama kuliah). Waktu itu saya di kamar asrama pesantren cuma berdua dengan teman. Saat itu teman saya sedang sibuk main gim, jam segitu. Sementara saya abis baca jurnal buat skripsi langsung nulis saja. Tau-taunya pas pukul 2 pagi saya berhenti. Mata saya blur. Ternyata karena basah. Lalu menggigit bibir sambil terus menulis. Menangis tanpa suara. Tapi yang ngalir deras. Dan hidung mulai berisik saja. Mungkin didukung suasana sedang rindu rumah. Nggak cuma sekali lah saya begitu. Paling sering ketika nulis HG-AF. Dan yang lebih sering lagi ketika menamatkan novel Tasbih Sang Kiai. Itu saya emosional sekali. Hingga imbasnya sampai sekarang saya belum berani melepaskan TSK untuk umum. Biar jadi yang paling dinanti saja.
Saya tipikal laki-laki yang mudah terharu. Antara rasio dan emosi bisa dikatakan berimbang. Jadi bisa sangat serius, bisa juga sangat melibatkan perasaan. Makanya saya bisa sangat galak kalau dalam sebuah forum atau situasi yang memang HARUS serius, dan bisa jadi selembut yang kamu mau kalau sedang dalam keadaan yang memang mengharuskan saya mesti begitu. Itu mungkin alasan lain kenapa bisa mengimbangi antara menulis karakter laki-laki dan perempuan. Keberimbangan itu yang membawa saya juga menyukai guyon, ini bisa kebaca lah di Nuraga, bagaimana saya membuat guyon melalui Astrid atau Sultan.
Pencerita tanpa emosi pasti karyanya akan hambar. Ya bisa kamu kenali kok, mana tulisan yang dihidangkan dengan perasaan dan mana yang asal-asalan. Dan saya, saya selalu melibatkan perasaan saya pada tulisan saya. Selalu saya rajut dengan harapan yang membaca akan suka. Tapi pertama-tama saya sendiri harus menyukai apa yang saya tulis. Nggak jarang kok, saya menghapus satu bab penuh dan menulis ulang karena emosinya kurang pas. Kadang ketika alur sedang memuncak atau ada adegan yang memang sangat emosional, pasti badan saya akan panas, apalagi sekitar punggung, dan telinga saya memerah. Meski saya bukan laki-laki berkulit putih, tapi tetap saja kemerahan dan panas di telinga kentara. Dan teman saya karena sudah mengerti biasanya mereka tidak akan berani mengusik saya sama sekali. Sejauh ini tidak ada yang berani menyentuh teritori saya. Makanya saya sangat tidak suka kalau ada orang yang usil dengan privasi saya, kecuali saya sendiri yang membawa orang itu masuk ke dalam kehidupan privasi saya.
Apa pada saat menulis Nuraga saya sedang jatuh cinta? Ah, tidak juga. Saya terakhir jatuh cinta itu lima tahun yang lalu. Jatuh cinta yang benar-benar jatuh cinta lho, ya. Sekarang-sekarang udah jarang ada sosok yang mempan sama perasaan saya. Ya paling cuma desir-desir doang yang selewat. Mungkin karena semakin seringnya saya mengeksplorasi karakter perempuan dalam tulisan saya dan membaca banyak karakter perempuan yang saya temui, itu membuat saya jadi ... nanti dulu deh. Kalem, kalem, sampai detik ini saya belum jadi milik siapa-siapa. I am single, free, super happy, positive, and waiting the best opporunity come along. Yang jelas saya nggak akan jatuh cinta sama pembaca sendiri. Bukan apa-apa, pembaca saya semuanya keren, hanya saja ... saya lebih tertarik pada sosok yang bisa menarik saya keluar dari teritori saya sendiri. Sosok yang berlawanan. Yang membuat saya tertantang untuk mengejar dan bukannya dikejar. Semakin saya dikejar, semakin saya berlari menjauh. Semakin didekati, semakin susah dimengerti. Jadi salah kalau ada yang beranggapan selama nulis saya dalam keadaan jatuh cinta. Bisa nulis kalimat romantis ya itu karena profesionalitas saja.
- Nyelipin kisah cinta sendiri nggak di Nuraga?
A: Nggak.
![](https://img.wattpad.com/cover/166712626-288-k152077.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NURAGA [Sudah Dibukukan]
Spiritual[SELESAI] Definisi cinta dari sudut pandang yang tak terwakili. Kata siapa remaja tidak bisa berprinsip? #RemajaIslam