Tunangan

1.2K 46 2
                                    

Semua yang datang, pasti akan pergi jika sudah waktunya. Entah karena terpaksa, dipaksa atau sukarela..

-Anjanizivvania

️❤️❤️

Semua tamu undangan sudah berkumpul di acara pertunagan Albar dan Anjani. Mereka semua memasang raut wajah yang sangat ceria termasuk juga kedua orang tua Anjani dan kedua orang tua Albar. Tetapi tidak dengan Anjani, ia sama sekali tidak merasa bahagia, ia akan merasa bahagia jika bertunangan dengan seseorang yang ia cintai dan menghabiskan waktu seumur hidup nya bersama dengan orang yang ia cintai, Yaitu Najid. Najid Adhitama Irawan, bukan dengan Albar Ferdian.

Anjani berdiri di balik tirai berwarna merah sambil mengintip ke arah orang-orang yang sedang berdiri di sekitar kolam renang yang sedang memegang minuman di tangannya dan mengobrol dengan pasangan mereka masing masing.

Anjani melihat ke sebuah panggung kecil yang dihiasi lampu tumblr berwarna putih dengan balon berbentuk A di setiap sisi panggung tersebut, ia membayangkan jika ada dirinya dengan Najid disana, Anjani tersenyum lebar saat Najid memasangkan sebuah cincin lucu di jari manisnya.

Itu hanya hayalan Anjani saja, pada kenyataannya Albar lah yang ada disana dan Albar yang akan memasangkan cincin tersebut di jari manisnya dan Anjani akan tersenyum, tetapi hanya pura-pura.

Kenapa semuanya jadi seperti ini? Kenapa aku ngga bisa bahagia bersama Najid dan hidup bersama seseorang yang saya cinta? ..
Ucap Anjani dalam hati, tanpa ia sadari butiran cairan bening hangat telah mengalir di pipi mulus Anjani.

Tiba-tiba Anjani merasakan ada sentuhan hangat di bahu sebelah kanan dan Anjani pun membalikkan badan nya, menatap lekat mata sang kakak dan langsung memeluk tubuh Ayrin.

"Dek, mungkin ini sudah takdir tuhan. Tuhan lebih tau siapa yang kamu butuhkan, bukan tentang siapa yang kamu inginkan " Ucap Ayrin sambil membalas pelukan Anjani.

" Kak, Tapi zivi ngga mungkin bahagia sama Albar" Jawab Anjani sambil terus menitikan air mata.

"Kebahagiaan pasti akan datang dek, kamu pasti akan bahagia sama Albar, kamu hanya perlu mencoba untuk mencintai serta menerima Albar sebagai calon suami kamu"

"Zivi bahkan ngga bisa bayangin gimana reaksi Alya dan Najid saat mereka tahu tentang ini kak"

"Mereka pasti merasa tersakiti, sama seperti kamu dek. Tapi rencana tuhan pasti indah, bahkan lebih indah daripada yang kamu kira"

Anjani hanya mengangguk lalu menghapus air matanya sambil berusaha tersenyum semanis mungkin lalu melepaskan pelukannya.

"Ayo turun, acaranya akan segera di mulai"

Lalu Anjani dan Ayrin pun berjalan kearah kolam renang di halaman belakang rumah, Anjani menatap wajah tamu nya satu persatu dengan senyuman yang di paksakan, tak lama kemudian ia pun sampai di sebuah panggung kecil dan sudah ada albar dengan kedua orang tuanya disana.

"Untuk mempersingkat waktu, alangkah baiknya kita mulai acara pertunangan ini sekarang" Ucap papa Anjani dengan senyuman yang lebar.

Tanpa basa basi, Albar pun mengeluarkan sebuah kotak cincin berbentuk hati berwarna merah dan membuka kotak tersebut dan terlihat dua buah cincin cantik berwarna silver, Albar menatap mata Anjani sambil tersenyum dan tangan kanan nya bergerak mengambil salah satu cincin tersebut.

Dengan ragu-ragu, Anjani pun menggerakkan tangan kanan nya, Albar yang melihat pergerakan tangan Anjani yang lambat itu pun langsung menyimpan kotak tersebut lalu tangan kirinya meraih tangan Anjani supaya Albar bisa dengan segera memasukkan cincin tersebut ke jari manis Anjani dan cincin nya pun masuk dengan mulus dan terpampang cantik di jari manis Anjani.

Sekarang giliran Anjani yang mengambil cincin yang satunya lagi dari kotak dan memasukkan nya ke jari Albar, bagi Anjani ini seperti mimpi, ia masih tidak menyangka Anjani sekarang sudah bertunangan dengan Albar. Riuh tepuk tangan dari para tamu pun mulai terdengar, Anjani lalu mengalihkan pandangannya ke arah tamu, dan ia sangat terkejut melihat Alya, Najid, Fitri, dan Divya hadir di acara pertunangan nya dengan Albar, siapa yang memberi tahu ini kepada mereka? Anjani merasa tidak bicara apa apa kepada Alya, Najid, Fitri, dan Divya.

Merasa diperhatikan oleh Anjani, Najid pun memberanikan diri mendekati Anjani untuk menyampaikan sesuatu.

"Hai, kenapa enggak ngabarin aku? Semoga kamu langgeng sama Albar ya, semoga kamu bahagia sama dia" Ucap Najid dengan senyuman yang di paksakan, ia terus menghafalkan mantra di dalam hatinya Ayo Najid, kamu jangan sedih, Kamu kuat, Kamu bisa Najid..

Anjani hanya menggelengkan kepalanya dengan raut wajah seperti minta tolong di bebaskan dari pertunangan ini.

"Maaf, selama sama aku kamu mungkin gak bahagia, aku sadar aku gak bisa bikin kamu bahagia, semoga Albar bisa ngasih apa yang kamu mau yang kamu belum dapatkan dari aku" Ucap Najid lagi sambil menyentuh pundak Anjani, dan itu sukses membuat air mata Anjani keluar tak terbendung, perasaan Anjani campur aduk saat ini.

Najid beralih ke Albar, mengatakan sesuatu ke Albar dari lubuk hatinya.

"Bro, gue minta lo jaga Anjani baik-baik, semoga lo bisa bahagiain dia ya" Kata Najid sambil berjabat tangan dengan Albar.

"Pasti" Balas Albar dengan dasa tidak enak kepada Najid.

"Om, Tante, dan semuanya.. Saya mohon maaf jika telah merusak suasana pertunangan yang bahagia ini, saya pamit" Ucap Najid sambil tersenyum ramah kepada kedua orang tua Anjani dan kedua orang tua Albar.

"Gue duluan bang, Kak" Pamit Najid kepada Zivan dan Ayrin.

Mereka semua yang berada di atas panggung hanya bisa berdiam diri, terutama kedua orang tua Anjani yang merasa bersalah telah menjodohkan Anjani dengan Albar, tanpa tau pacar Anjani yang sopan ini. Najid masih saja bisa tersenyum dan mengatakan sesuatu kepada Anjani tanpa memperlihatkan kesedihannya, ia mencoba kuat, tegar melihat pacarnya sudah bertunangan dengan orang lain.

Anjani pun berlari ke arah Najid, Alya, Fitri, dan Divya. Ia akan menjelaskan tentang semua ini, tentang perasaan nya saat bertunangan dengan Albar, ia akan menjelaskan kenapa ia menerima pertunangan ini, tapi saat Anjani tiba disana, ia malah mendapat tatapan kekecewaan dari sahabat-sahabat nya itu padahal Anjani berharap mereka akan mendengarkan penjelasannya dan tidak salah faham kepada dirinya.

"Selamat ya An, gue harap lo bisa bahagia sama mantan pacar gue" Ucap Alya. Anjani sangat merasa tersakiti saat Alya mengatakan itu, Anjani merasa putus asa kenapa ini semua terjadi. Anjani tidak menginginkan ada di posisi ini, bertunangan dengan pria yang tidak ia cintai, persahabatan ia dangan Alya hancur dan Najid menjauhinya.

Setelah mengatakan itu, Alya pun langsung pergi dari sana lalu diikuti oleh Najid, Fitri dan Divya.

Para tamu undangan pun hanya diam saja melihat kejadian ini, mereka tidak mengerti permasalahannya, tetapi mereka sangat kasihan melihat Anjanj sekarang sedang menangis sambil berjongkok dan menutup wajahnya dengan kedua tangan nya. Anjani menanis sejadi-jadinya, ia merasa dunianya sangat hancur hari ini, ini masih terasa seperti mimpi.

Albar yang melihat kejadian itu langsung berlari ke arah Anjani, membangunkan Anjani dan memeluknya, ia merasa bersalah, kenapa tidak Albar saja yang di salahkan, kenapa malah Anjani yang sangat di salahkan oleh sahabat sahabatnya.

Together With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang