Child

1K 44 8
                                    

"Ay, aku pengen ke rumah mama" bujuk Anjani.

"Bentar ya.. Sesudah tugasku selesai,nanti aku anterin ke rumah mama" balas Albar yang sedang fokus kepada laptopnya

"Nginep di sana ya"

"Iya yang"

"Seminggu ya"

Kali ini ucapan Anjani sukses menghentikan aktivitas Albar, lalu Albar pun memegang tangan Anjani yang sedang berdiri di samping kursi kerja Albar.

"Anything for you babe. Apapum yang bikin kamu seneng dan bahagia, aku pasti turutin" ucap Albar sambil mencium tangan Anjani lalu ia mencium perut buncit Anjani yang sudah memasuki usia 9 bulan, tinggal hitungan hari lagi buah cinta mereka akan hadir ke dunia ini.

"Termasuk beliin aku es krim rasa matcha?"

"Iya nanti"

"Aku pengen sekarang,Ay," rengeknya seperti anak kecil.

"Udah malem, kasian sama anak kamu"

"Tapi ini permintaan dede nya"

Albar pun mendekatkan kepalanya ke perut Anjani.

"Dede pengen es krim ya? Besok aja ya papa beliin, sekarang udah malem waktunya tidur dan cuacanya juga dingin, jadi kamu jangan minta es krim sekarang ya" ucap Albar sambil mengelus perut Anjani.

"Papa pelit" balas Anjani dengan suara menyerupai anak kecil.

"Papa bukan pelit sayang, papa kasian sama kamu dan mama"

"Iya deh"

"Besok aja ya,Yang"

"Iya iyaa" jawab Anjani ketus.

"Mau ke mana sekarang? Kerjaan aku juga udah beres nih"

"Yeyy, Let's go meet with your grandmother, grandfather, uncle and aunty" ucap Anjani kepada bayi yang ada di kandungannya dengan antusias.

"Baju udah di siapin semua?" tanya Albar

"Udah ada di mobil" balas Anjani.

Lalu mereka berdua masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan rumahnya untuk beberapa hari.

"Yang, kira-kira berapa hari lagi ya anak kita lahir?" ucap Albar.

"Kata dokter sih kurang dari seminggu, Ay" jawab Anjani. "Tapi aku takut" sambungnya sambil memasang muka cemas.

"Kenapa?"

"Banyak resiko saat lahiran"

"Kamu harus kuat ya sayang, itu salah satu hal yang menjadikan seseorang ibu itu lebih spesial" kata Albar sambil memegang tangan Anjani dengan sebelah tangan.

"Gak terasa ya, semuanya terasa begitu cepat. Aku ngerasa baru aja jadi anak SMA, terus kuliah dan tiba-tiba harus di jodohin sama kamu" ucap Anjani sambil tertawa.

"Awalnya nolak, lama kelamaan ngejalanin dan mencoba menerima semuanya sampai kita saling sayang kayak gini" kata Albar sambil tersenyum mengingat semua kejadian mengenai dia dan Anjani.

"Gimana kabar Najid ya?"

Jlebb.. Pertanyaan itu sukses membuat Albar cemburu.

"Masih belum move on nih ceritanya?"

"Eh kamu apaan sih, aku tuh cuma kefikiran aja sekarang dia udah punya anak apa belum gitu"

"Ooh, kirain"

Tak lama kemudian mereka berdua pun sampai di kediaman orang tua Anjani. Lalu Anjani dan Albar keluar dari mobil sambil membawa sebuah koper kesayangan Anjani.

Together With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang