six-6

427 31 6
                                    

Sebintik cahayamu tak mampu mencerahkan kehidupanku yang hitam kelam

-lailiaf.h

☀☀☀

"No! Minum satu!" teriak salah satu cewek berambut pirang, yang tengah duduk di meja bar.

Suara dentuman musik keras seolah mengajak pengunjung disana untuk ikut menari.

Pesenan Neina datang, ia menyesap sampagnye itu. Rasa panas menjalar di lidah Neina, tapi Neina begitu menikmatinya.

Neina melihat sekelilingnya, ia tidak tertarik untuk ikut dalam perkumpulan orang yang menggoyang-goyangkan tubuhnya itu.

Ingatan Neina kembali saat siang tadi, dimana ayahnya akan menampar dirinya, Neina menutup matanya, berharap ingatan tadi hilang. Air matanya menetes, lelah. Neina lelah.

Karna masalah tadi siang, Neina hampir saja kehilangan nyawanya, karna ia terlalu larut dalam pikirannya. Saat menuju ke-club, ia menerobos lampu merah begitu saja, hingga mobil dari arah barat yang berkecepatan tinggi menabrak mobil Neina, berntung orang yang mengemudi mobil itu dengan cepat menginjak rem, sehingga hanya badan mobil Neina yang sedikit penyok.

"No! satu lagi!"

Rasa panas kembali menjamah di lidah dan tenggorokan Neina. kepalanya pun mulai pening.

"woy!" seorang laki-laki menepuk pundak Neina, Neina refleks menarik tangan laki-laki itu dan memelintir-nya.

"Woy! Kalem na! Ini gue bryan."

Neina melepaskan tangannya.
Bryan duduk disamping Neina, matanya melihat gelas didepan Neina, Bryan menghela nafas.

"Udah habis berapa dia no?"

"Dua bang!"

Neina melihat sekelilingnya, lalu matanya mengerjap beberapa kali.

"Ini bukan pasar malem!" neina menatap Bryan datar.

Bryan mengusap wajah Neina kasar. gemas dengan ekspresi cewek mabuk di hadapanya ini.

"Yang bilang ini pasar malem siapa?" tanya Bryan.

"Gak ada. Katanya lo mau ke pasar malem, ini CLUB bukan pasar malem."

"Terus kalo gue ke pasar malem, lo pulang gimana?"

"Naik mobil lah goblok! Gue bawa mobil! noh di sono!"

"Cih! Sok-sok an pulang sendiri!"

For your information saja kalau setiap pulang dari club tingkat kesadaran Neina hanya tinggal 5% jadi, saat mereka tahu kalau Neina ke club, mereka bertiga akan siap menemani.

"Pulang sana! Pulang!" usir Neina, tenganya mendorong tubuh Bryan untuk pergi dari tempat itu.

"Gue bakal pulang, kalo lo juga pulang." ucap bryan santai. "kalo gue pulang, ntar kalo lo diperkosa om-om itu jangan salahin gue." tangan bryan menunjuk kearah laki-laki tua yang duduk di sofa dengan kanan kirinya wanita-wanita penghibur.

Neina bergidik, ia tidak mau diperkosa. apalagi sama om-om tua itu.

"No! satu lagi!" Neina kembali menyesap sampagnye nya yang tinggal sedikit. Dan pesanan ketiganya pun datang.

"Udah napa na!"

"Sttt berisik!" jawab neina sambil nyengir.

Bryan melihat jam tangannya. berharap dua curut itu segera datang. Jangan sampai dia membopong Neina sendirian saat pulang nanti.

tired of lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang