twenty one🐤

300 28 0
                                    

Tuhan, jika kau beri aku pilihan untuk pulang atau tetap bertahan, bolehkah aku pilih opsi pertama🍃
-lailiaf.h

I'll listen to what you have to say-yoon Mi Rae🎶

Coba baca ceritanya sambil dengerin lagu di atas, kek nya cocok.

°°°°°°°

Kini Neina berada di mobil fino yang sedang di kendarai dalam kecepatan rata-rata. Matanya menatap kosong ke depan.

Sedangkan fino sesekali melirik Neina yang diam tanpa suara itu.

Mobil Fino berhenti di pekarangan rumah, Fino menatap Neina yang masih melamun. Tangan Fino terulur mengusap lengan Neina.

"Na.. Turun yuk." ucap Fino lembut.

Neina tersadar dari lamunannya, ia menoleh Fino sebentar lalu mengangguk.

Mereka berdua turun dari mobil, Fino menggenggam jemari Neina. Fino menuntun Neina ke kamar atas.

"Lo masuk dulu, gue mau ke belakang dulu." Fino meninggalkan Neina yang tengah memasuki kamar dengan langkah gontai.

Neina memilih duduk di sofa merah yang langsung menghadap ke luar jendela. Memandang langit malam tanpa ada bintang dan bulan yang muncul.

Fino sibuk membuat coklat panas di dapur yang akan ia berikan pada Neina, supaya cewek itu lebih tenang.

"Itu buat Neina sayang?" tanya mama Fino yang sudah memakai jubah tidur, ia membelai lembut puncak kepala Fino.

"Iya ma."

"Ya sudah, mama ke kamar dulu ya." ucap Ana ( mama Fino), yang dijawab anggukan oleh Fino.

Tok! Tok! tok!

"Bi.... Tolong bukain pintunya!" teriak mama fino dari dalam kamar.

Fino berjalan menuju kamar Neina dengan membawa secangkir coklat hangat. Saat pintu di buka, hanya ada pencahayaan dari jendela yang dibuka. Fino menghampiri Neina yang terduduk melamun memandang langit.

"Nih minum dulu, biar tenang." ucap Fino sambil menaruh cangkir di meja.

Neina menaruh kepalanya di pundak Fino, tangan Fino terulur merangkul Neina.

"Bokap udah gak sayang lagi sama gue fin." Neina berkata lirih.

"Jangan nething  gitu na, lo kan bukan cenayang! Jadi nggak tahu kan isi hati bokap lo."

"Tadi aja gue ditampar, apa nggak ada lagi cara lain selain nampar?"

Fino menghela nafas. "Mungkin bokap lo udah gak tau cara apa lagi yang harus dia lakuin supaya lo bisa paham."

"Gue juga manusia kali fin, gue paham bahasa manusia!" ucap Neina masih dengan tenang.

"Yaudah, jangan terlalu lo pikirin! Tuh minumnya diminum dulu biar tenang." Neina menegakkan tubuhnya dan mengambil cangkir di meja. Lalu meminumnya perlahan.

Neina menaruh kembali cangkir itu dan menyandarkan kepalanya di pundak Fino kembali.

Neina menghembuskan nafasnya, "gue capek fin." ucap Neina pelan.

"Yaudah tidur."

"Gue pengen pulang fin." suara Neina berubah serak.

"Kan lo baru berantem sama bokap lo, beneran mau pulang?"

"Bukan ke rumah itu."

"Kemana? Ke Amrik? Ini udah malem na, besok aja."

"Bukan ke Amrik. Ke tempat mama." suara Neina berubah serak, sebutir air mata mulai jatuh.

tired of lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang