twenty five🐮

307 28 0
                                    

"Pelukan terossss..." ucap Fino saat ia ikut memergoki adegan pelukan antara Neina dan Azka yang berada di atas rooftop.

Sedari tadi Fino, Bryan, dan Delan menguping pembicaraan Neina dan Azka.

"Ah elah! Ganggu aja lo! Syirik!" ucap Azka sebal, baru saja ia ingin berduaan dengan Neina, tapi sudah diganggu oleh trio macan ini.

"Kok lo pada kesini? Udah istirahat?" tanya Neina sembari melirik jam tangan Azka.

"Belom, kelas lagi jamkos. Kantin yuk! Laper gue!" Delan sudah terlebih dahulu beranjak dari tempatnya.

"Yuk na!" Fino menarik tangan Neina. Mereka beranjak meninggalkan rooftop.

Saat bryan akan beranjak, bahunya di tekan oleh Azka, memaksa Bryan untuk tetap duduk.

"Ntar dulu, gue mo tanya." kata Azka.

Dahi Bryan berlipat, "mo tanya apa lo?"

"Lo sejak kapan temenan sama Neina?"

"Kepo lo! Sejak smp!" Bryan hendak beranjak kembali namun langsung ditahan oleh Azka.

"Entar napa! Dan selama lo temenan sama Neina lo gak pernah gitu suka sama dia?"

"Ck! Apa sih untungnya lo nanya gini! Minggir! Jangan halangin gue lagi! eh ato jangan-jangan lo tanya gitu karna lo suka sama gue?"

"Eh sableng ya lu! Masih waras gue! Gue kan cuma nanya. Jadi kalo lo gak ada rasa kan gue bisa dengan mudah deketin dia. Neina cantik."

"Iyalah Neina cantik, eh jangan coba-coba deketin Neina lo! Lo kan buaya!"

"Kalo lo gak mau cerita ya gue gak peduli. Gue bakal tetep buat Neina suka sama gue."


"Oke gue ceritain cerita masa kecil gue! Dulu waktu smp neina tuh cantik banget, walaupun sampe sekarang masih cantik! Neina dulu ramah, anggun, periang, pokoknya primadona sekolah banget lah! Dan gue beruntung bisa temenan sama dia, saat gue temenan, gue berharap bisa jadi cowoknya. Tapi saat itu Neina malah milih cowok lain! Dan bangsatnya tuh cowok nyelingkuhin Neina! saat itu gue seneng tapi juga sedih. Tapi lambat laun, setelah gue terbiasa sama sikap Neina yang menurut gue kayak adek sendiri. Dan perasaan gue berubah. Dan ada satu alesan yang bikin kita bertiga gak bakalan ngebiarin Neina nangis. Apalagi nangisin cowok kek lu!" Bryan beranjak dari tempatnya.

Sebenarnya Bryan tidak takut jika Azka ingin mendekati Neina, karna setelah mendengarkan pembicaraan antara Neina dan Azka tadi. Pandangan Bryan tentang Azka berubah. Dan menurutnya Azka adalah cowok baik.

°°°°°

Mobil Fino memasuki garasi rumah. Fino dan Neina keluar dari mobil sport itu.

"Eh na! Tuh mobil kek mobilnya bokap lo deh." tunjuk Fino ke arah mobil yang terparkir di depan rumah Fino.

"Iya kali." Neina berjalan terlebih dahulu meninggalkan Fino di belakang.

Saat di ruang tamu terdapat laki-laki paruh baya yang bersetelan jas dengan seorang
Perempuan yang menggunakan blouse biru.

"Neina, udah pulang sayang? sini sayang." ucap mama Fino lembut.

Neina berjalan menghampiri mama Fino dan mencium punggung tangan wanita itu, "Neina capek ma, Neina mau langsung ke atas."

Fino yang baru saja masuk, ia bingung karna keadaan rumahnya yang canggung. Ia langsung menyalimi mamanya dan dengan canggung juga ia menyalimi papa Neina tapi tidak menyalimi mama tiri Neina.

tired of lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang